Network
KALBAR TERKINI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berkunjung ke beberapa negara untuk menghadiri sejumlah agenda kenegaraan.
Kunjungan pertama Jokowi akan menuju Jerman untuk menghadiri KTT G7 sebagai partner country.
Jokowi menyebut, setelah itu dia akan berkunjung ke dua negara yang sedang berkonflik yakni Ukraina dan Rusia.
Baca Juga: Wujudkan Pasific Elevation, Tantowi Yahya Ungkap Misi Besar Presiden Jokowi di Kawasan Asia Pasific
Jokowi akan bertemu kedua pimpinan negara tersebut Presiden Zelenskyy dan Presiden Vladimir Putin.
Jokowi mengatakan, kunjungan kepada dua negara tersebut bukan hanya penting bagi
Indonesia, jauh dari itu penting bagi negara-negara berkembang lainnya.
“Kunjungan ini bukan hanya penting bagi Indonesia tetapi juga penting bagi negara-negara
berkembang untuk mencegah rakyat negara-negara berkembang.
Dan berpenghasilan rendah jatuh ke jurang kemiskinan ekstrem dan kelaparan,” jelas Jokowi dilihat dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu 26 Juni 2022.
Lebih lanjut mantan Walikota Solo ini menuturkan, bertemu Presiden Zelenskyy dalam rangka mengajak membuka ruang dialog untuk mengakhiri konflik.
Menurut Jokowi peran harus segera dihentikan karena mengancam ketersediaan pangan dunia.
“Misinya adalah mengajak Presiden Ukraina, Presiden Zelenskyy untuk membuka ruang
dialog dalam rangka perdamaian, untuk membangun perdamaian.
karena perang memang harus dihentikan dan juga yang berkaitan dengan rantai pasok pangan harus diaktifkan kembali,” terang Jokowi.
Saat bertemu Putin, Jokowi akan meminta agar perang segera dihentikan. Jokowi jugua akan
meminta ruang dialog bagi kedua negara agar konflik segera berakhir.
Baca Juga: Jokowi Siapkan Akhir Jabatan yang Mantap: Kendati Minus Perhatikan Penegakan Hukum
“Saya akan mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog dan sesegera mungkin
untuk melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang,” kata Jokowi.
Jokowi akan menutup kunjungannya di Uni Emirat Arab. Di sana Jokowi dan rombongan
akan melanjutkan kembali kerja sama ekonomi dan investasi antara Indonesia dan Uni
Emirat Arab.***
