BREAKING NEWS! Penembakan Amerika Tewaskan Enam orang di Sacramento: Janji Biden Dipertanyakan!

- 4 April 2022, 15:18 WIB
Ilustrasi penembakan misterius di KRL.
Ilustrasi penembakan misterius di KRL. /Pexels/Cuttonbro

SACRAMENTO, CALIFORNIA - Warga AS menagih janji Presiden AS Joe Biden terkait penataan kembali kacaunya regulasi senjata api di negaranya.

Ini terjadi menyusul terjadinya aksi penembakan massal kedua di Sacramento, Ibukota Negara Bagian California, menewaskan enam orang, dan melukai 12 lainnya, Minggu, 3 Maeet 2022 sekitar pukul dua subuh.

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Senin, 4 Maret 2022, aksi brutal ini diduga melibatkan sedikitnya dua penembak.

Baca Juga: NYPD Balas Dendam, Bronx dan Harlem Bisa Rata, Buntut Penembakan Polisi Oleh Warga Kulit Hitam

Aksi ini diduga mengincar warga kulit hitam. Dari pantauan Kalbar-Terkini.com dari Watch Live, misalnya, ditunjukkan foto Sergio Harris, salah satu korban tewas yang teridentifikasi, adalah seorang warga Afro-Amerika.

Masih menurut The Associated Press, penembakan massal kedua di Sacramento dalam lima minggu terakhir ini, terjadi ketika Klub Malam London ditutup.

Tak lama kemudian, kerumunan orang berhamburan ke jalan-jalan di pusat kota. "Tiga pria dan tiga wanita tewas," kata Kepala Polisi Kathy Lester.

Baca Juga: Profil Alec Baldwin, Aktor Amerika yang Tersandung Kasus Penembakan Kru Film, Tanggal Lahir hingga Jalan Karir

Mayat mereka tetap berada di trotoar selama beberapa jam setelah tembakan meletus sekitar pukul dua pagi.

Polisi mencari petunjuk dari TKP, yang membentang di beberapa blok kota, saat mereka mencari para penembak.

Setidaknya empat dari yang terluka, dirawat di rumah sakit dengan cedera berat yang mengancam jiwa.

Baca Juga: Penembakan California Tewaskan 9 Pekerja Rel Kereta Api, Kemana Presiden Joe Biden dan Kekuasaannya?

Pihak berwenang belum memberikan kemungkinan terkait motif, dan sejauh ini hanya mengidentifikasi satu korban, yakni Sergio Harris (38), tanpa memberikan keterangan terkait penyebab kematian.

Menurut adiknya, Kay Harris (32), hanya beberapa jam setelah penembakan, dia masih tidur ketika seorang anggota keluarga menelepon bahwa kemungkinan saudara laki-lakinya telah terbunuh.

Anggota keluarga itu mengatakan bahwa dia berpikir bahwa Sergio Harris berada di Klub Malam London, yang dekat dengan TKP.

Baca Juga: Minta Maaf Penembakan Libatkan Anggotanya, Kapolda Metro: Tidak Layak Menjadi Anggota Polri

Pamela Harris, ibu korban mengaku kepada The Sacramento Bee bahwa keluarga belum mendengar kabar dari Sergio sejak penembakan.

"Kami hanya ingin tahu apa yang terjadi padanya," katanya Minggu pagi. "Kami tidak tahu apa-apa, tapi smeua ini sulit untuk dihadapi."

Para penyelidik memeriksa ratusan bukti. Sebagian besar didokumentasikan di jalan-jalan dengan spidol biru dan kuning.

Sedangkan para pejabat memohon kepada publik untuk memberikan keterangan dan video yang dapat membantu menemukan para tersangka.

Anggota Dewan California Katie Valenzuela, yang mewakili Sacramento, menyatakan pihaknya menerima banyak panggilan telepon yang melaporkan kekerasan di distriknya selama dirinya 15 bulan menjabat.

Katie menangis selama konferensi pers ketika dia mengatakan kepada wartawan bahwa panggilan telepon terakhir membangunkannya pukul 02:30 pagi.

"Saya patah hati, dan saya marah," katanya. “Komunitas kami layak mendapatkan yang lebih baik dari ini.”

Kekerasan pada Minggu itu adalah ketiga kalinya pada 2022 di AS, menurut database yang dikumpulkan oleh The Associated Press, USA Today dan Northeastern University.

Sementara itu, Presiden Biden menyerukan tindakan atas kejahatan senjata dalam sebuah pernyataan pada Minggu.

“Hari ini, Amerika sekali lagi berduka atas komunitas lain yang hancur oleh kekerasan senjata,” kata Biden. “Tetapi kita harus melakukan lebih dari sekadar berkabung; kita harus bertindak.

Sacramento telah mengalami dua kali penembakan massal dalam lima minggu terakhir.

Pada Senin, 28 Februari 2022, seorang ayah membunuh tiga putrinya, seorang pendamping, dan dirinya sendiri di sebuah gereja di Sacramento selama kunjungan mingguan.

Pelaku David Mor (39) menembak dengan senapan semi-otomatis buatan sendiri, meskipun dia berada di bawah perintah penahanan yang melarangnya memiliki senjata api.

Adapun TKP pada Minggu kemairn itu berada di pinggiran distrik hiburan utama kota, yang memiliki banyak bar dan restoran.

Kawasan itu juga merupakan rumah bagi Sacramento Kings NBA. Pejabat kota telah banyak berinvestasi di daerah tersebut, untuk mempromosikan pembangunan.

Video di media sosial menunjukkan apa yang tampak seperti pertengkaran sebelum baku tembak terjadi di Sacramento.

Sersan Zach Eaton, juru bicara polisi, mengatakan bahwa penyelidik tidak tahu apakah perkelahian itu mengarah ke penembakan.

Kelsey Schar sedang menginap di lantai empat Citizen Hotel ketika mendengar suara tembakan, dan melihat kilatan cahaya dalam kegelapan.

"Dia berjalan ke jendela, dan 'melihat seorang pria berlari dan menembak," kata Schar.

Temannya, Madalyn Woodard melihat kerumunan di jalan berhamburan di tengah rentetan tembakan dan seorang gadis, yang tampaknya telah tertembak di lengan, tergeletak di tanah.

Penjaga keamanan dari klub malam terdekat, bergegas membantu gadis itu dengan selembar kain mirip serbet untuk mencoba menahan pendarahan.

Sebuah video yang diposting di Twitter menunjukkan orang-orang berlarian di jalan, di tengah suara tembakan yang cepat.

Klub malam itu tutup pada pukul dua pagi, dan biasanya jalanan penuh dengan orang pada jam tersebut di kota berpenduduk sekitar 525.000 orang, yang terletak 120 kilometer timur laut San Francisco.

"Duo penyanyi pop, Aly & AJ, tampil pada Sabtu lalu di Sacramento's Crest Theater, dan bus wisata mereka terjebak dalam tembakan," kata para musisi di Twitter.

Tidak ada seorang pun di grup tur mereka yang terluka, kata tweet itu.

Gubernur California Gavin Newsom menyatakan bahwa pemerintahannya bekerja sama dengan pejabat penegak hukum.

“Apa yang kami ketahui pada saat ini, adalah bahwa penembakan massal lainnya telah terjadi, meninggalkan keluarga dengan orang-orang terkasih yang hilang. Banyak orang terluka, dan sebuah komunitas dalam kesedihan,” katanya.

Berry Accius, seorang aktivis komunitas, mengaku datang ke TKP, tak lama setelah penembakan.

“Hal pertama yang saya lihat adalah korban. Saya melihat seorang gadis muda dengan banyak darah di tubuhnya," katanya.

"Seorang gadis mengambil gelas darinya, seorang gadis muda berteriak berkata, 'Mereka membunuh saudara perempuan saya.' Seorang ibu berlari, 'Di mana anak saya, apakah anak saya berada? ditembak?'” lanjutnya.

Walikota Darrell Steinberg mengaku bahwa beberapa tahun terakhir ini 'merupakan masa yang sangat sulit di pusat Kota Sacramento, karena upaya pembangunan kota terkena dampak pandemi virus corona.

Dia menambahkan bahwa penembakan itu 'memberi jeda bagi seluruh komunitasnya, tetapi dia mendesak orang-orang untuk terus mengunjungi Sacramento.***

Sumber: The Associated Press, Watch Live

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Berbagai Sumber The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah