KALBAR TERKINI - Perpecahan internal di jajaran Angkatan Bersenjata Myanmar (Tatmadaw) kian terasa terutama di kalangan perwira tinggi dan lebih banyak dari yang berpangkat lebih rendah.
Angka desersi terus meningkat hingga memasuki lebih setahun kudeta militer terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi oleh rezim pimpinan Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Hingga 2022 ini, setidaknya 3.000 personel militer, termasuk beberapa berpangkat letnan kolonel, telah bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil untuk melawan kekuasaan militer.
Baca Juga: Pasukan Junta Mulai Loyo Digempur Rakyat, Tentara Myanmar Beringas karena 'Nyabu'
Pada Minggu, 27 Maret 2022. Jenderal Aung Hlaing dalam pidato 30 menit dalam perayaan Hari Tatmadaw, mendesak persatuan di antara semua personel militer yang berada di bawah komandonya di tengah tanda-tanda ketegangan di dalam barisan tentara.
Dilansir Kalbar-Terkini.com dari koran independen Myanmar, Myanmar Now, Selasa,29 Maret 2022, pidato tersebut ditujukan kepada perwira senior dan personel militer lainnya selama upacara yang digelar di Naypyitaw, Ibukota Myanmar.
Dalam pidatonya, jenderal berdarah dingin ini menekankan banyak referensi tentang perlunya mempertahankan persatuan dalam menghadapi tantangan eksternal.
Baca Juga: Mantan Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi Dihukum 4 Tahun Penjara
Disebutkan pula tentang ancaman yang disebutnya dari 'agresor asing dan sekelompok partai politik yang mementingkan diri sendiri di Myanmar',