Recep Tayyib Erdogan Upayakan Rusia-Ukraina Berdamai: Tampil Berkharisma Ibarat Suleiman yang Agung

- 29 Maret 2022, 20:41 WIB
Ilustrasi pertemuan Pemimpin Rusia dengan Pemimpin Turki, Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan.
Ilustrasi pertemuan Pemimpin Rusia dengan Pemimpin Turki, Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan. /Commons Wikimedia

Menjelang pembicaraan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berjanji bahwa negaranya siap untuk menyatakan netralitasnya, seperti yang diminta Moskow, dan terbuka untuk berkompromi atas wilayah Ukraina Timur di Donbas, yang diperebutkan.

Hanya saja, dalam situasi injury time itu, lagi-lagi Presiden Ukraina yang tidak matang berpolitik ini, dengan polosnya mengklaim bahwa kendati sedang terjadi negoisasi, 'perang kejam' terus berlanjut.

Baca Juga: Presiden Zelenskyy Bodoh dan Plinplan: Pro NATO tapi Takut Rusia, Adegan Pelawak yang Nafikan Nyawa Rakyat

Menurutnya, bahkan hingga Selasa ini, ketika para negosiator berkumpul, pasukan Rusia menyerang depot minyak di Ukraina barat dan gedung pemerintah di selatan.

Namun, Erdogan segera menyela bahwa kedua belah pihak bahwa mereka memiliki 'tanggung jawab bersejarah' untuk menghentikan pertempuran.

Sementara itu, dengan mencerminkan skeptisisme di antara sekutu Barat-nyaUkraina, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss masih 'mengompori' pula dengan menyatakan bahwa dalam pikirannya, Presiden Rusia Vladimir Putin 'tidak serius tentang pembicaraan'.

Dalam pertempuran yang telah berubah menjadi kebuntuan bolak-balik, The Associated Press melaporkan bahwa pasukan Ukraina merebut kembali Irpin, pinggiran kota penting di barat laut ibukota, Keiv, Ibukota Ukraina.

Zelenskyy pada Senin malam lalu memperingatkan bahwa pasukan Rusia sedang berkumpul kembali untuk merebut kembali daerah itu.

“Kita masih harus berjuang, kita harus bertahan,” kata mantan pelawak ini, dalam pidato video malam hari kepada bangsa. “Ini adalah perang yang kejam melawan bangsa kita, melawan rakyat kita, melawan anak-anak kita.”

Presiden plinplan yang dituding sejumlah kalangan hanya mencari popularitas pribadi ini, juga mengecam negara-negara Barat.

Barat ditudingya telah berulang kali dituduhnya tidak bertindak cukup jauh dalam memberikan sanksi ke Moskow atau mendukung Ukraina dengan senjata.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: TASS The Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah