Network
KALBAR TERKINI - Dukungan persenjataan Barat ke Ukraina telah menjadikan Presiden Volodymyr Zelenskyy menjadi pongah dan plinpan terkait menerima opsi damai Rusia demi menyelamatkan nyawa rakyatnya.
Mantan pelawak yang secara tak terduga menjadi kepala negara yang sejak dulu sarat peredaran senpi ilegal ini, awalnya hanya diminta oleh Rusia untuk menjadikan negaranya netral, alias tak perlu mendukung apalagi menjadi anggota NATO.
Karena Zelenskyy terus plinplan dan membiarkan NATO campur tangan dalam urusannya dengan Rusia.
Baca Juga: Intelijen KGB vs Komedian: Perbedaan Putin dan Zelenskyy di Medan Perang
Kremlin pun melancarkan invasi, yang diklaim sebagai operasi militer khusus menyusul ditemukannya sejumlah biolab berbahaya milik AS di Ukraina.
Rusia berargumen bahwa wilayah Ukraina Timur yang didominasi orang keturunan Rusiam, terancam mengalami genosid oleh Pemerintah Ukraina sejak 2014, dan banyaknya gerakan Neo Nazi di Ukraina.
Rusia lebih marah lagi karena Ukraina menuding Rusia masih menjadi negara komunis sehingga memicu kemarahan presiden di negara mayoritas Katolik Ortodoks itu untuk menghajar Ukraina.
Baca Juga: Yahudi Ukraina Diintai Neo Nazi, Zelenskyy mulai Goyah Ditekan Rusia: Mengalah demi Rakyat?
Ketika operasi militer Rusia berlangsung sebulan lebih sejak Kamis, 22 Februari 2022, Zelenskyy pun maju-mundur alias plinplan untuk menerima opsi Rusia menyusul tudingan bahwa Zelenskyy mencari simpati secara pribadi ke dunia internasional lewat media sosial.
