Pasukan Ukraina kemudian merebut kembali kendali atas sebagian besar kedua wilayah tersebut di awal konflik dengan separatis, hampir delapan tahun lalu, menewaskan lebih 14.000 orang.
Langkah pengakuan atas kedua negara itu membuka pintu bagi Putin untuk meresmikan cengkeramannya di wilayah tersebut.
Rusia kemudian mengirim pasukan, meskipun Ukraina dan sekutu Barat-nya telah lama menuduh pasukan Rusia telah berperang di sana selama bertahun-tahun tapi terus dibantah oleh Moskow.
Kecaman atas tindakan Rusia dari seluruh dunia pun berlangsung cepat.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan akan mempertimbangkan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia dan Kiev menarik duta besarnya di Moskow.
Namun, kebingungan atas apa yang sebenarnya terjadi di perbatasan telah mengancam lumpuhnya respons Barat.
Masih ada Selasa ini, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell di Paris, menyatakan bahwa pasukan Rusia telah masuk di Donbas.
Donbas adalah nama untuk daerah di mana dua wilayah separatis itu berada.“Kami menganggap Donbas bagian dari Ukraina," katanya.
Tetapi, dalam perbedaan yang pasti akan memperumit tanggapan Eropa dan Barat.
“Saya tidak akan mengatakan bahwa (ini adalah) invasi yang sepenuhnya matang, tetapi pasukan Rusia sudah berada di tanah Ukraina," tambah Borell.