AS Evakuasi Staf Kedutaan di Ukraina: Kekhawatiran Serbuan dini Rusia Membuat NATO Panik, Ketegangan Meningkat

- 24 Januari 2022, 17:09 WIB
Ilustrasi. Penduduk Ukraina di Kota Kharkiv telah bersiap jika Rusia menyerang mereka dan memulai Perang Dunia 3.
Ilustrasi. Penduduk Ukraina di Kota Kharkiv telah bersiap jika Rusia menyerang mereka dan memulai Perang Dunia 3. /REUTERS/Vyacheslav Madiyevskyy/File Photo

Jawaban NATO atas permintaan Rusia ditengarai akan berisi pernyataan 'tidak', dan Rusia meyakini akan hal itu, sehingga Presiden Vladimir Putin pun kian mengencangkan kesiagaan pasukannya di perbatasan Rusia.

Ada analisis, Putin, yang temparamennya misterius, bisa saja menyerang kapan saja sebelum muncul jawaban tertulis 'tidak' terkait penolakan dari NATO atas dua tuntutan Rusia.

Adapun sejumlah negara bekas Soviet yang juga tetangga dekat Rusia, Estonia, Latvia, dan Lithuania, pekan lalu mengkonfirmasi bahwa mereka berencana untuk mengirim rudal anti-tank, dan anti-pesawat buatan AS ke Ukraina, sebuah langkah yang didukung oleh AS.

Baca Juga: China Caplok Taiwan jika AS dan NATO Fokus Urusi Ukraina, Rusia Dituding Ingin Kembali Hidupkan Uni Soviet

Dilansir Kalbar-Terkini.Com dari The Associates Press, Senin, 24 Januari 2022, Departemen Luar Negeri AS sejak hari Minggu lalu, memerintahkan keluarga semua personel AS di kedutaan besarnya di Ukraina, untuk meninggalkan negara itu di tengah meningkatnya kekhawatiran akan invasi Rusia.

Departemen tersebut memberi tahu bahwa semua staf kedutaan di Kyiv, harus meninggalkan negara itu.

Dikatakan juga bahwa staf kedutaan yang tidak penting dapat meninggalkan Ukraina dengan biaya pemerintah.

Langkah itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan tentang penumpukan militer Rusia di perbatasan Ukraina, yang tidak mereda selama pembicaraan pada Jumat lalu antara Blinken dan Lavrov.

Baca Juga: Joe Biden Dituding Penakut, Buntut Ketegangan Perbatasan Moscow-Kiev, Sinyal NATO Terpecah Hadapi Invasi Rusia

Kekuatiran ini kian bertambah, karena secara bersamaan pada Jumat lalu itu, sebuah satelit yang perusahaannya berbasis di AS, menangkap citra penumpukkan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina dalam kondisi 'sangat siaga'.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Assoicated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah