Rusia Kian Menggertak, Ukraina: : Biy Moskaliv! (Kalahkan Orang Rusia!) Veteran Perang Siap Angkat Senjata

- 19 Januari 2022, 22:44 WIB
Persenjataan Ukraina jika perang melawan Rusia pecah
Persenjataan Ukraina jika perang melawan Rusia pecah /Istimewa/Kantor Berita Pemerintah Ukraina @Unkrinform

Baca Juga: Peristiwa Hari Ini 3 September, Serangan Teroris di Beslan Ossetia Utara Rusia, 350 Lebih Tewas, Ada Anak-anak

Ditengarai akan segera mengarah ke pertempuran antara kedua negara yang bakal melibatkan negara sekutu masing-masing.

'Sedarah', Sama-sama Bangsa Petarung Viking

Padahal, jika menoleh ke masa lampau, Ukraina dan Rusia masih 'sedarah' karena berasal dari negara yang sama, yakni Rus Kiev, tapi belakangan saling berpisah di era modern.

Ukraina dna Rusia  pun  sama-sama adalah bagian dari bangsa petarung dan penjelajah samudera, yakni orang Viking, yang menjadi negara-negara Skandinavia.

Di era moder, Skandinavia adalah bagian dari Negara Nordik,  yang juga mencakup Islandia dan Finlandia. Kelima negara ini mengkordinasi aktivitas politik dan kebudayaan di Dewan Nordik.

Denmark, Finlandia, dan Swedia adalah anggota Uni Eropa. Sedangkan Norwegia dan Islandia adalah anggota Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA).

Dilansir dari Wikipedia, orang Ukraina dan Rusia juga  berasal dari Negara Rus Kiev, yang  didirikan oleh bangsa Rus dari Skandinavia. Bangsa ini  melintasi Ladoga dan bermukim di Kiev -sekarang menjadi Ibukota Ukraina- pada sekitar 880 Masehi.

Wilayah Rus Kiev meliputi bagian tengah, barat, dan utara Ukraina modern, Belarus, yang membentang-membujur di timur jauh Polandia,  dan bagian barat Rusia modern.

Kaum elit Rus pada mulanya adalah orang-orang Varangia dari Skandinavia, yang pada abad ke-10 dan 11 menjadikan Rus Kiev sebagai negara terbesar dan terkuat di Bneua Eropa.

Rus Kiev meletakkan dasar bagi jatidiri kebangsaan Ukraina dan Rusia. Dan, Kiev, ibu kota Ukraina modern, menjadi kota terpenting bagi bangsa Rus.
 
Sejarah sejak awal mula manusia saja telah membuktikan, kakak-beradik pun bisa saling membunuh, demi memperebutkan materi.

Itu sebabnya, di tengah ancaman perang sekarang ini, jajaran militer Ukraina sudah bertekat akan bertarung sampai mati.

Bahkan, para purnawirawan tentara - termasuk yang dipensiunkan pada usia 20-an tahun- bakal direkrut seandainya terjadi pertempuran.

Memang, menteri luar negeri Amerika Serikat (AS) dan Rusia akan segera bertemu di Jenewa, Rabu, 19 Januari 2022,  atau Kamis, 20 Januari 2022 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB) untuk menetralisir ketegangan.

Sementara AS yang mewakili NATO,  pekan ini juga dituntut oleh Rusia untuk segera menjawab peringatannya agar menghentikan perluasan keanggotaan NATO ke Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya, sebagaimana dilansir The Associated Press, Selasa, 18 Januari 2022.

Soal bagaimana nanti jawaban AS dan NATO, yang pasti Ukraina telah bersiaga. Apalagi di tengah rencana perundingan ini, Inggris yang juga nota bene anggota NATO, baru saja mengirimkan bantuan militer berupa sistem senjata pertahanan anti-armor ringan.

Bantuan itu sebagai 'bekal tambahan' bagi Ukraina untuk menghadapi kemungkinan invasi Rusia.

Wakil Menteri Pertahanan Ukraina untuk Integrasi Eropa Anatoliy Petrenko menyatakan, bantuan itu akan memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina,  dan akan digunakan secara eksklusif untuk pertahanan diri.

Dilansir dari  pernyataan  resmi Kantor Kementerian Pertahanan Ukraina, sebagaimana dikutip Kalbar-Terkini.com dari layanan kantor berita Ukraina, Ukrinform, Rabu, 19 Januari 2022,  Petrenko menyatakan bahwa bantuan tersebut akan digunakan secara eksklusif untuk tujuan pertahanan diri.

"Untuk  melindungi pasukan kami, untuk melindungi infrastruktur penting, dan untuk melindungi warga sipil dari manifestasi apa pun, tindakan apa pun yang dapat menyebabkan eskalasi," tega Petrenko.

Petrenko juga berterima kasih kepada rakyat dan Pemerintah Inggris atas dukungan mereka dan menyatakan harapan untuk kerjasama lebih lanjut.

Pada 17 Januari 2022, masih dilaporkan Ukrinform, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menegaskan mengatakan kepada Dewan Rakyat Parlemen Inggris Raya  (House of Commons) bahwa Inggris akan memasok Ukraina dengan sistem senjata pertahanan anti-armor ringan.

“Kami telah mengambil keputusan untuk memasok Ukraina dengan sistem senjata pertahanan anti-armor ringan.

Itu bukan senjata strategis,  dan tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia, karena hanya akan digunakan untuk pertahanan diri,” kata Wallace.

Keputusan untuk mengirim senjata, menurut Wallace, dibuat sebagai tanggapan atas 'perilaku yang semakin mengancam dari Rusia'.

Dan 'sejumlah kecil' personel Inggris akan melatih pasukan Ukraina untuk menggunakan senjata tersebut.

Veteran Ukraina Rapatkan Barisan

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: The Guardian Berbagai Sumber Observer the associated press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah