PNG Puyeng Damaikan Perang Suku, Polisi: Tak Mau Damai, Kami Kejar!

- 1 Mei 2021, 00:26 WIB
KONFLIK ANTARSUKU - Pemerintah Papua Nugini terus berusaha mendamaikan  dua suku yang terlibat konflik senjata api di wilayah dataran tinggi yakni Hone dan Tepua wilayah Provinsi Undialu./FOTO: PIXABAY/CAPTION: OKTAVIANUS C/
KONFLIK ANTARSUKU - Pemerintah Papua Nugini terus berusaha mendamaikan dua suku yang terlibat konflik senjata api di wilayah dataran tinggi yakni Hone dan Tepua wilayah Provinsi Undialu./FOTO: PIXABAY/CAPTION: OKTAVIANUS C/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBARTERKINI - Pemerintah Papua Nugini terus berusaha mendamaikan  dua suku yang terlibat konflik senjata api di wilayah dataran tinggi yakni Hone dan Tepua wilayah Provinsi Undialu.

Baru Hone, salah satu dari dua marga yang terkunci dalam perebutan tanah di Tari-Pori Hela, yang menandatangani perjanjian sesuai perintah aparat untuk meletakkan senjata.

Sementara Suku Tepua masih alot untuk berdamai yang diupayakan lewat nagoisasi aparat kepolisian. Konfik terakhir telah merenggut jiwa kedua belah pihak.

Suku Tepua kehilangan seorang anggota dewan desa,  dan suku Hone kehilangan tiga orang dalam perang suku yang dipicu oleh sengketa tanah antara dua sepupu di Desa Papiali,  dekat Kota Tari.

Komandan polisi,  Inspektur Teddy Agwi menegaskan kepada pihak suku Te untuk datang ke kantir polisi terdekat.

Baca Juga: Baku Tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata, Polri Kehilangan Seorang Anggota

“Kalau kalian (suku Tepua) tidak datang ke kantor polisi untuk melakukan hal yang sama agar berhenti berperang dan terus memberikan alasan untuk tidak menandatangani perjanjian, kami akan mengejarmu,”  tegasnya,  sebagaimana dikutip Kalbar-Terkini.com dari The National, Jumat,30 April 2021.

"Kami tahu di mana kalian berada,  dan kami akan mengejar kamu dengan kekuatan penuh," tegas Inspektur Agwi.

"Suku Hone telah datang ke kantor polisi,  dan menandatangani perjanjian untuk berhenti berperang, tapi klan Tepua belum menandatangani perintah polisi. Mereka ingin mengirim perantara untuk bernegosiasi,  tapi saya bilang 'saya ingin panglima perang sendiri yang datang. Ini bukan mediasi, ini perintah polisi untuk menghentikan perkelahian," lanjutnya.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x