Tentara Main 'Dor', Pasien Ketakutan: Nyaris Mati karena 'Stroke'

- 28 Maret 2021, 23:14 WIB
SERBU RUMAH SAKIT -   Pasukan junta Myanmar terlihat berjaga-jaga setelah menyerbu Rumah Sakit Asia Royal di Yangon, Minggu, 28 Maret 2021./MYANMAR NOW/
SERBU RUMAH SAKIT - Pasukan junta Myanmar terlihat berjaga-jaga setelah menyerbu Rumah Sakit Asia Royal di Yangon, Minggu, 28 Maret 2021./MYANMAR NOW/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Penembakan itu terjadi di dekat pusat perawatan rawat jalan untuk pasien yang menderita masalah terkait jantung. Para pasien - yang karena kondisi mereka harus menghindari syok atau stres akut - segera direlokasi oleh staf rumah sakit.

Masalahnya, banyak yang hampir mati diserang stoke karena kaget melihat tentara dan polisi bersenjata berdatangan sambil melepaskan tembakan.

“Suara tembakan sangat keras. Istri saya yang sakit jantung, sangat kaget dan ketakutan. Semua pasien sangat ketakutan, ”kata saksi mata itu.

Tiga polisi menduduki lantai dasar rumah sakit, sementara tentara mengepung rumah sakit dari luar selama setidaknya 30 menit.

Pelanggaran terhadap halaman rumah sakit sebagaimana pada Minggu ini oleh aparat Myanmar, bukanlah yang pertama. Di Rumah Sakit Akademi Kotapraja Ahlone yang juga di Yangon, militer bahkan menggeledah kamar pasien, Kamis, 18 Maret 2021 malam, menurut warga di dekat rumah sakit. 

Sebelumnya, masih pada 18 Maret 2021, tembakan dilepaskan ke arah jendela Pusat Spesialis Shwegondaing di Yangon. Tentara dan polisi juga telah mendirikan pangkalan di dalam rumah sakit umum dan sekolah di beberapa kota besar dan kecil di seluruh Myanmar. 

Di antara warga yang ditangkap adalah kalangan pekerja sosial dan penyelamat, petugas medis, dan dokter yang berpartisipasi dalam Gerakan Pembangkangan Sipil. Kalangan ini  membantu warga sipil yang terluka dalam serangan rezim. 

Sejak kudeta militer Myanmar pada 1 Februari 2021, 413 warga sipil telah terbunuh, dan lebih dari 2.400 warga sipil ditangkap, menurut data Assistance Association for Political Prisoners, sebuah organisasi advokasi yang terus memantau krisis tersebut.***

 

Sumber: Myanmar Now

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah