Perang Berkecamuk di Semenanjung Korea, jika Biden Temperamental

- 26 Maret 2021, 17:39 WIB
PASUKAN KHUSUS - Pasukan khusus Korea Utara sedang berlatih. Korut mulai melancarkan serangkaian uji coba rudal balistiknya yang memancing reaksi AS dan sekutunya, Korsel dan Jepang./ MILITARY WATCH MAGAZINE/
PASUKAN KHUSUS - Pasukan khusus Korea Utara sedang berlatih. Korut mulai melancarkan serangkaian uji coba rudal balistiknya yang memancing reaksi AS dan sekutunya, Korsel dan Jepang./ MILITARY WATCH MAGAZINE/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

SEOUL, KALBAR TERKINI - Peperangan bisa sewaktu-waktu terpicu di Semenanjung Korea disusul sikap Korea Utara yang terus menguji coba rudal balistiknya. Ini ditambah sikap Joe Biden yang ternyata juga temperamental sebagaimana sejumlah Presiden AS sebelumnya.

Korut setidaknya sempat menunggu untuk memastikan gaya kepemimpian Biden, sebagaimana Rusia, China, Iran serta negara-negara lain yang bukan masuk dalam blok AS dan sekutu-sekutunya.

Begitu memastikan bahwa karakter Biden ternyata tak jauh beda dengan Donald Trump atau George Bush, di mana Biden gampang 'mengumbar sanksi', maka uji coba rudal-rudal balistik pertama di masa kepemimpinan Bush pun segera digelar oleh  Korut.

Gaya 'tak sabaran'  Biden terungkap lewat pernyataannya ketika menanggapi uji coba rudal Korut. Dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Jumat, 26 Maret 2021, Biden menyatakan pihaknya sedang berkonsultasi dengan sekutu dan mitra AS.

"Dan, akan ada tanggapan jika mereka memilih untuk melakukan eskalasi. Kami akan merespon yang sesuai. Tapi, saya juga siap untuk beberapa bentuk diplomasi, tetapi itu harus dikondisikan pada hasil akhir denuklirisasi," tegasnya dalam jumpa pers, Kamis, 25 Maret 2021.

Baca Juga: Saudi Bulan-bulanan Serangan 'Drone' Houthi

Baca Juga: Ledek AS, Korut Uji Rudal Balistik: Jepang dan Korsel Panik

Baca Juga: Bantai 10 Warga AS, Alissa ternyata Imigran Suriah

Menurut catatan Kalbar-Terkini.com, jika Biden sudah menyatakan 'respon yang sesuai',  maka ini artinya akan ada reaksi milite.  Ini sudah terbukti tak lama setelah 18 roket milisi Irak dukungan Iran, menghantam pangkalan udara AS di Ain al-Asad di Provinsi Anbar, Irak, Rabu, 3 Maret 2021. Pangkalan udara tersebut juga menampung pasukan koalisi dan pasukan Irak. 

Beberapa jam paska serangan, juru bicara AS menyatakan, pihaknya akan membalas pada 'waktu yang tepat, dengan 'respon yang disesuaikan'. Maka, hanya hitungan hari, mendadak jet-jet tempur AS menghajar sasaran-sasaran milisi tersebut di wilayah Suriah.

Masih menurut The Associated Press,  Korut pada Jumat ini mengonfirmasi telah menguji rudal berpemandu baru setelah Biden memperingatkan adanya konsekuensi jika Pyongyang meningkatkan ketegangan di tengah negosiasi nuklir yang terhenti.

Kantor Berita Pusat Korea resmi Korea Utara menyatakan, dua proyektil taktis tipe baru secara akurat mengenai target di lepas pantai timur pada Kamis kemarin. Foto-foto di situs web surat kabar utama Korea Utara, Rodong Sinmun menunjukkan, rudal lepas landas dari peluncur erektor transportasi di tengah nyala api.

Kantor berita KCNA mengutip pejabat tinggi Ri Pyong Chol, yang mengawasi pengujian tersebut, menyatakan bahwa pengembangan senjata baru sangat penting untuk memperkuat kekuatan militer negara, dan mencegah segala macam ancaman militer di Semenanjung Korea.

Sementara para pejabat Jepang menegaskan, kedua senjata yang diuji pada Kamis adalah rudal balistik, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB. Sedangkan pejabat Korea Selatan menyatakan, Korut  menembakkan dua rudal lainnya pada Minggu, 21 Maret 2021,  tetapi kemungkinan itu adalah rudal jelajah yang tidak dilarang.

Uji tembak itu merupakan provokasi besar pertama Korut sejak Biden menjabat pada Januari 2021. Beberapa ahli menilai, Korut ingin memberikan tekanan ke Pemerintahan Biden terkait upayanya meningkatkan pengaruhnya dalam pembicaraan di masa depan.

AS telah meminta pertemuan dengan komite Dewan Keamanan PBB, yang memantau sanksi terhadap Korut. Pertemuan berlangsung tertutup pada Jumat pagi ini. Panitia tersebut termasuk wakil dari 15 negara anggota dewan keamanan. 

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang berusaha menjalin hubungan yang lebih baik dengan Korut, mengeluarkan kritik yang jarang terjadi ke Pyongyang pada Jumat ini, terkait peluncuran rudal tersebut. 

"Saya tahu betul, orang-orang kami memiliki kekhawatiran besar tentang peluncuran rudal Korea Utara kemarin," kata Moon dalam upacara militer. “Sekarang saatnya Korea Selatan dan Utara serta Amerika Serikat berusaha untuk (melanjutkan) pembicaraan. Tindakan yang menghambat suasana dialog, sama sekali tidak diinginkan."

Pembicaraan AS-Korut, untuk mengekang ambisi nuklir Korut, berada dalam ketidakpastian selama sekitar dua tahun, akibat perselisihan terkait sanksi  AS terhadap Korut.

Pada Januari 2021, pemimpin Korut Kim Jong Un menyatakan pihaknya akan memperluas persenjataan, dan membangun kemampuan militer negaranya untuk mengatasi apa yang disebutnya permusuhan dengan AS. 

KCNA melaporkan, berat hulu ledak senjata baru telah ditingkatkan menjadi 2,5 ton (5.510 pon). Uji coba pada Kamis kemarin juga mengkonfirmasi keandalan versi perbaikan dari mesin bahan bakar padat senjata, yang akan meningkatkan mobilitas rudal, ketinggian rendah, dan penerbangan bermanuver. 

Pengamat Korea Selatan mengatakan,  senjata itu kemungkinan merupakan versi upgrade Korut dari Iskander buatan Rusia, rudal berkemampuan nuklir jarak pendek, yang dirancang untuk terbang berketinggian rendah, dan melakukan penyesuaian panduan dalam penerbangan.  

Mereka menyatakan, rudal itu memiliki peluang lebih baik untuk menghindari sistem pertahanan rudal di Korea Selatan. 

Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi menyatakan pada Jumat, senjata Korea Utara adalah jenis rudal balistik baru yang diperlihatkan selama parade militer di Pyongyang pada Januari 2021.

Kishi menegaskan, Jepang akan memperkuat sistem pertahanan misilnya untuk memastikan perdamaian dan keamanan.*** 

 

Sumber: The Associated Press

 

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah