Perang Berkecamuk di Semenanjung Korea, jika Biden Temperamental

- 26 Maret 2021, 17:39 WIB
PASUKAN KHUSUS - Pasukan khusus Korea Utara sedang berlatih. Korut mulai melancarkan serangkaian uji coba rudal balistiknya yang memancing reaksi AS dan sekutunya, Korsel dan Jepang./ MILITARY WATCH MAGAZINE/
PASUKAN KHUSUS - Pasukan khusus Korea Utara sedang berlatih. Korut mulai melancarkan serangkaian uji coba rudal balistiknya yang memancing reaksi AS dan sekutunya, Korsel dan Jepang./ MILITARY WATCH MAGAZINE/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

Beberapa jam paska serangan, juru bicara AS menyatakan, pihaknya akan membalas pada 'waktu yang tepat, dengan 'respon yang disesuaikan'. Maka, hanya hitungan hari, mendadak jet-jet tempur AS menghajar sasaran-sasaran milisi tersebut di wilayah Suriah.

Masih menurut The Associated Press,  Korut pada Jumat ini mengonfirmasi telah menguji rudal berpemandu baru setelah Biden memperingatkan adanya konsekuensi jika Pyongyang meningkatkan ketegangan di tengah negosiasi nuklir yang terhenti.

Kantor Berita Pusat Korea resmi Korea Utara menyatakan, dua proyektil taktis tipe baru secara akurat mengenai target di lepas pantai timur pada Kamis kemarin. Foto-foto di situs web surat kabar utama Korea Utara, Rodong Sinmun menunjukkan, rudal lepas landas dari peluncur erektor transportasi di tengah nyala api.

Kantor berita KCNA mengutip pejabat tinggi Ri Pyong Chol, yang mengawasi pengujian tersebut, menyatakan bahwa pengembangan senjata baru sangat penting untuk memperkuat kekuatan militer negara, dan mencegah segala macam ancaman militer di Semenanjung Korea.

Sementara para pejabat Jepang menegaskan, kedua senjata yang diuji pada Kamis adalah rudal balistik, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB. Sedangkan pejabat Korea Selatan menyatakan, Korut  menembakkan dua rudal lainnya pada Minggu, 21 Maret 2021,  tetapi kemungkinan itu adalah rudal jelajah yang tidak dilarang.

Uji tembak itu merupakan provokasi besar pertama Korut sejak Biden menjabat pada Januari 2021. Beberapa ahli menilai, Korut ingin memberikan tekanan ke Pemerintahan Biden terkait upayanya meningkatkan pengaruhnya dalam pembicaraan di masa depan.

AS telah meminta pertemuan dengan komite Dewan Keamanan PBB, yang memantau sanksi terhadap Korut. Pertemuan berlangsung tertutup pada Jumat pagi ini. Panitia tersebut termasuk wakil dari 15 negara anggota dewan keamanan. 

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang berusaha menjalin hubungan yang lebih baik dengan Korut, mengeluarkan kritik yang jarang terjadi ke Pyongyang pada Jumat ini, terkait peluncuran rudal tersebut. 

"Saya tahu betul, orang-orang kami memiliki kekhawatiran besar tentang peluncuran rudal Korea Utara kemarin," kata Moon dalam upacara militer. “Sekarang saatnya Korea Selatan dan Utara serta Amerika Serikat berusaha untuk (melanjutkan) pembicaraan. Tindakan yang menghambat suasana dialog, sama sekali tidak diinginkan."

Pembicaraan AS-Korut, untuk mengekang ambisi nuklir Korut, berada dalam ketidakpastian selama sekitar dua tahun, akibat perselisihan terkait sanksi  AS terhadap Korut.

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah