KOTA KIDAPAWAN, KALBAR TERKINI - Lelah hidup bersembunyi, berpindah-pindah, dan hidup tak normal, diduga memicu menyerahnya Tong Dubpalig, seorang ahi pembuat bom dan penembak jitu (snipper) dari milisi radikal bersenjata Pejuang Kebebasan Islam Bangsamoro (BIFF) kepada Pemerintah Filipina, Minggu, 14 Maret 2021.
Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Philippines News Agency yang melaporkan dari Kota Kidapawan, Ibu Kota Provinsi Cotabato Utara, pernyataan resmi menyerahnya Dubpalig ini disampaikan oleh Letkol Edgardo Vilchez Jr, Komandan Batalyon Infanteri ke-34 (34IB) Angkatan Darat Filipina yang bermarkas di Midsayap, Provinsi Cotabato, Senin, 15 Maret 2021.
Baca Juga: Sikat Milisi Bersenjata Filipina, Presiden Totalitas Dukung Tentara dan Polisi
Baca Juga: Mengenal Islami Milati, Upaya Menghilangkan Kecanduan Alkohol Muslim di Amerika
Baca Juga: Media Asing Sebut Pulau Biak Calon Peluncuran Roket Space X, Jubir Menko Kemaritiman: Tidak Benar
Menurut Vilchez, tokoh BIFF dari faksi Kagi Karialan ini secara sukarela menyerahkan diri sekaligus menyerahkan sepucuk senapan sniper Barrett kaliber 50 miliknya. "Selain sebagai pembuat bom, Dubpalig juga bekerja sebagai penembak jitu untuk kelompok teror," katanya
Sementara dalam wawancara terpisah, Brigjen. Roberto Capulong, Komandan Brigade Infantri 602 menyatakan, dalam beberapa tahun terakhir Dubpalig terlibat dalam serangkaian insiden pemboman di dua provinsi di Pulau Mindanao, Filipina Selatan, yakni Maguindanao dan Cotabato Utara.
"Yang menyerah itu adalah mantan pengikut mendiang Mando Mamalumpong, juru bicara dari faksi BIFF-Karialan yang sudah dinetralkan oleh pasukan pemerintah dalam bentrokan di Midsayap, Cotabato Utara tahun 2019," kata Capulong.
Menggempur Milisi Komunis