TEHRAN, KALBAR TERKINI - Wanita Iran memainkan peran luar biasa dalam perang delapan tahun melawan Irak pada dekade 1980-an, yang dikenal sebagai Malaikat Penjaga Pertahanan Suci. Tidak diragukan lagi, para wanita menjadi martir, menyandang cacat, dan tawanan perang.
Jumlah tentara wanita yang menjadi korban dalam Perang Suci ini diperkirakan mencapai 17 ribu. Banyak di antara mereka tewas akibat penggunaan senjata kimia oleh tentara Irak, yang diproduksi oleh fabrik-fabrik di Benua Eropa, suatu luka lama yang sangat menyakiti bangsa Iran.
Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei memuji pengorbanan dari 'tentara-tentara malaikat pembuat sejarah'. Termasuk bagi kaum perempuan yang cacat akibat perang selama Revolusi Islam, perang delapan tahun berikutnya, serta sebagai pekerja medis perempuan saat ini di garis depan perang medan pertempuran melawan pandemi virus korona.
Baca Juga: Hari Ini, Enam Pendemo Myanmar Ditembak Mati: Ayo Berdonasi buat Jurnalis-jurnalis Pemberani!
Baca Juga: Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Perjalanan Agung Menerima Perintah Shalat
Baca Juga: Terorisme Merajalela, Paus Francis Kutuk Produsen Senjata
Ayatollah Khamenei membuat pernyataan dalam sebuah pesan yang dikirim pada Selasa, 9 Maret 2021, ke kongres nasional untuk memperingati wanita Iran yang memainkan peran penting selama kemenangan Revolusi Islam dan perang delapan tahun yang dipaksakan Saddam Hussein dukungan AS terhadap Iran.
Penghormatan disampaikan pula bagi kaum wanita yang terlibat dalam perang melawan pandemi Covid-19 selama setahun terakhir. "Tidak diragukan lagi, para martir wanita serta mereka yang terluka dan ditawan - yang jumlahnya diperkirakan 17 ribu- telah berdiri di puncak penghargaan ini," kata Pemimpin Islam Iran sebagaimana dilansir Kalbar-Terkini.com dari Tehran Times.
“Meskipun budaya Barat yang korup dan penyimpangan dikenakan pada banyak wanita selama era Pahlavi (Raja Reza yang ditumbangkan dalam Revolusi Islam), para wanita Iran mampu mendekati kemuliaan dan kemurnian yang diinginkan Islam, dan ini adalah kehormatan besar; Puji bagi Tuhan, Tuhan semesta alam, ” tambah Ayatollah Khamenei.