Hari Ini, Enam Pendemo Myanmar Ditembak Mati: Ayo Berdonasi buat Jurnalis-jurnalis Pemberani!

- 11 Maret 2021, 20:33 WIB
KORBAN TEWAS - Para pengunjuk rasa menunjukkan luka-luka yang diderita rekan mereka hingga tewas oleh tembakan senjata tentara ./YANMAR NOW/
KORBAN TEWAS - Para pengunjuk rasa menunjukkan luka-luka yang diderita rekan mereka hingga tewas oleh tembakan senjata tentara ./YANMAR NOW/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

“Mereka memperingatkan bahwa mereka diberi perintah untuk menembak. Ini adalah pertama kalinya ada tindakan keras dengan penembakan di Myaing. Padahal pada hari-hari sebelumnya, mereka tidak menembak atau menangkap siapa pun," lanjutnya. 

Dia juga mengatakan bahwa segera setelah penembakan fatal pada Kamis ini, penduduk setempat telah diberitahu bahwa truk militer tiba di Myaing dari Pakkoku, tempat Divisi Infanteri Ringan (LID) 101 berpangkalan, bersama dengan Batalyon Infanteri Ringan (LIB) 235 dan 251. 

Penembakan mematikan serupa dengan yang terjadi di Myaing juga dilaporkan pada Kamis ini di Kota Mogok, Myanmar bagian atas, di wilayah Kota Mandalay, serta di Kotapraja North Dagon Yangon, dengan setidaknya satu orang tewas di kedua wilayah tersebut.  

Seorang pengunjuk rasa lainnya juga dilaporkan ditembak di kepala saat dilakukan tindakan keras terhadap aksi protes di pusat Kota Mandalay pada Kamis ini. Informasi lebih lanjut tidak tersedia pada saat pelaporan. 

Sedikitnya 60 orang telah tewas, ratusan terluka, dan hampir dua ribu orang ditahan oleh rezim Myanmar sejak kudeta militer 1 Februari 2021. Sebagai tanggapan, jutaan orang turun ke jalan di seluruh negeri sebagai protes atas kediktatoran. 

Sementara pembunuhan, penyiksaan dan penangkapan pengunjuk rasa, tak menghentikan demonstrasi massal di pusat kota Yangon. Perlawanan publik terhadap kediktatoran militer Myanmar terus berlanjut di kota pinggiran Yangon di Okkalapa Utara, Dagon Utara, Thingangyun dan Hlaing, serta di kota-kota lain di seluruh negeri. 

Mari Donasi bagi para Jurnalis  

Ketika rezim militer baru menangkap dan mengancam jurnalis, media independen di Myanmar menjadi sangat penting. "Reporter kami mengambil risiko besar untuk menulis secara rinci tentan pergolakan yang terjadi setelah kudeta 1 Februari 2021," kata pihak Myanmar Now. 

"Masa depan sangat tidak pasti, tetapi Myanmar Now berkomitmen untuk melanjutkan pelapora independennya. Untuk melakukannya, kami membutuhkan bantuan Anda. Kontribusi dari pembaca seperti Anda, memungkinkan kami untuk beroperasi, dan memastikan kami memiliki sumber daya untuk melakukannya seaman mungkin. Kami adalah organisasi kecil, jadi kontribusi Anda akan sangat berarti," kata Myanmar Now

"Anda akan langsung mendanai cerita dan membayar gaji reporter kami sehingga kami dapat melanjutkan pekerjaan penting kami. Donasi rutin bulanan sangat kami hargai.Anda dapat mendukung kami dengan melakukan deposit melalui PayPal atau rekening kami di Commonwealth Bank of Australia," lanjut Myanmar Now. 

Halaman:

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah