Wartawan Reuters di ibu kota negara bagian Zamfara, Gusau, melihat puluhan gadis berjilbab duduk di aula gedung pemerintah negara bagian. Beberapa orang tua tiba, dan seorang ayah menangis kegirangan setelah melihat putrinya.
Sebagian besar gadis tampak tidak terluka, tetapi setidaknya, selusin dikirim ke rumah sakit. Farida Lawali (15) menceritakan bagaimana dia dan gadis-gadis lainnya dibawa ke hutan oleh para penculik.
"Mereka membawa yang sakit, yang tidak bisa bergerak. Kami berjalan di atas batu dan duri," katanya. "Mereka mulai memukuli kami dengan senjata agar kami bisa bergerak," tambahnya. "Saat mereka memukuli kami dengan senjata, beberapa teman menangis."
Presiden Muhammadu Buhari ketika bertemu dengan pejabat keamanan tertinggi pada Selasa ini, mengatakan bahwa berita pembebasan gadis-gadis itu sangat mengembirakan. Dia memperingatkan agar para pejabat serta siapa saja untuk tidak membayar tebusan kepada para penculik.
Baca Juga: Baku Tembak di Poso, Dua Teroris dan Satu TNI Dikabarkan Tewas
"Pembayaran uang tebusan akan terus menguntungkan penculikan," kata Buhari dan mendesak polisi dan militer untuk membawa para penculik ke pengadilan.
Seorang ayah, yang tujuh putrinya termasuk di antara mereka yang diculik dan dibebaskan, mengatakan bahwa insiden itu tidak akan menghalangi dia untuk menyekolahkan anak-anaknya.
"Itu adalah taktik untuk menolak gadis-gadis kami ... mendapatkan pendidikan Barat, di mana kami jauh di belakang," kata Lawal Abdullahi kepada Reuters. "Kita tidak boleh menyerah pada pemerasan. Saran saya kepada pemerintah: mereka harus segera mengambil tindakan pencegahan untuk menghentikan penculikan lebih lanjut."
Badan anak PBB, UNICEF mendesak Pemerintah Nigeria untuk melindungi sekolah sehingga anak-anak tidak takut pergi ke sekolah, dan orang tua tidak takut menyekolahkan anak mereka.
Baru-baru ini, Sabtu, 27 Februari 2021, sejumlah orang bersenjata membebaskan 27 remaja laki-laki yang diculik dari sekolah mereka pada Rabu, 17 Februari 2021 di NegaraBbagian Niger.