Militer Lawan 'Ramaikan' LCS, Rudal Jelajah anti-Kapal Tiongkok Siap Tembak!

- 25 Februari 2021, 02:51 WIB
PESAWAT PEMBOM - Sebuah pesawat pembom strategis H-6 China pantau Laut China Selatan. Pesawat ini mampu membawa enam rudal jelajah anti-kapal dan dilengkapi pod penanggulangan elektronik ekstra, dan H-6G./ENG.CHINAMIL.COM.CN/FOTO OLEH GAO HONGWEI/
PESAWAT PEMBOM - Sebuah pesawat pembom strategis H-6 China pantau Laut China Selatan. Pesawat ini mampu membawa enam rudal jelajah anti-kapal dan dilengkapi pod penanggulangan elektronik ekstra, dan H-6G./ENG.CHINAMIL.COM.CN/FOTO OLEH GAO HONGWEI/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

BEIJING, KALBAR TERKINI - Tiongkok menyatakan tidak gentar bahkan siap perang menghadapi provokasi militer Amerika Serikat bersama sekutunya di Laut China Selatan. Latihan militer China yang digelar paska Festival Musim Semi telah melibatkan 10 pesawat pembom model terakhir.

Ke-10 pesawat pembom ini merupakan jenis H-6J, pembom paling canggih di Angkatan Laut PLA.

Pesawat ini mampu membawa enam rudal jelajah anti-kapal dan dilengkapi pod penanggulangan elektronik ekstra, dan H-6G, pembom angkatan laut generasi tua yang dapat membawa empat rudal.

Baca Juga: Gagal, Upaya Ratusan Intelijen Asing Curi Data Rusia

Kehadiran pesawat-pesawat dari Komando Angkatan Laut Komando Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) ini, menunjukkan bahwa Tiongkok memiliki lebih dari sekadar rudal balistik anti-kapal untuk mencegah kapal musuh, kata para analis, Rabu, 24 Februari 2021.

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari koran Pemerintah Tiongkok Global Times, latihan tersebut digelar bersamaan dengan unjuk kekuatan militer negara-negara luar kawasan, termasuk Amerika Serikat dan Prancis yang disebut sedang melakukan provokasi di Laut China Selatan.

Resimen pembom yang berafiliasi dengan Pasukan Penerbangan Angkatan Laut Komando Selatan PLA terlibat dalam latihan ke-10 pesawat pembom untuk melakukan serangan maritim, sebagaimana pula dilaporkan oleh stasiun televisi pemerintah Tiongkok, China Central Television (CCTV).

Baca Juga: 'Ngemplang' Bayar Utang, Iran Ancam Tuntut Korsel ke Pengadilan Internasional

Latihan tersebut menggelar serangan rudal ke target maritim dan berbagai pelatihan lainnya dengan skenario taktis.

Latihan ini juga untuk menguji kemampuan koordinasi tempur antara pilot junior dan senior, lapor CCTV, mengutip Li Haitao, Komandan Resimen Pembom Tiongkok.

Kedua jenis pesawat pembom tersebut secara resmi diperkenalkan oleh Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok pada Juli 2020, ketika kedua pesawat tersebut berlatih intensif sepanjang waktu di Laut Tiongkok Selatan.

Latihan ini digelar tak lama setelah AS mengirim sekelompok kapal induk ganda ke laut tersebut untuk berlatih, awal Februari 2021.

Li Jie, pakar angkatan laut China yang berbasis di Beijing menyatakan, penempatan pesawat pembom Tiongkok di Laut Cina Selatan, sangatlah penting untuk menekan provokasi militer AS lewat latihan maritimnya.

Latihan terbaru juga berlangsung setelah kapal induk AS, USS 'Theodore Roosevelt menggelar manuver patroli ganda bersama USS Nimitz di laut tersebut, 9 Februari 2021.

AS bukan satu-satunya negara dari luar kawasan yang mengirimkan kapal perang ke Laut Cina Selatan. Prancis juga mengirim kapal serbu amfibi Tonnerre dan fregat Surcouf pada pekan lalu, dan dijadwalkan transit di laut tersebut.  

Baca Juga: 'Ngemplang' Bayar Utang, Iran Ancam Tuntut Korsel ke Pengadilan Internasional

Dilansir Global Times dari Naval News edisi 18 Februari 2021,  Inggris berencana pula mengerahkan kelompok kapal induknya ke Laut Cina Selatan. 

Adapun latihan pesawat pembom PLA kemungkinan akan rutin dilakukan, dan tidak menargetkan negara mana pun. Sebab,  latihan ini semata untuk menunjukkan bahwa China memiliki keunggulan militer yang besar di Laut China Selatan.  

Namun, seorang pakar militer China yang enggan menyebut nama menyebutkan, latihan maritim China ini juga menunjukkan bahwa PLA dapat menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorialnya di laut China Selatan.

Penjagaan itu  tidak hanya dengan rudal balistik anti-kapalnya, melainkan juga dengan serangan dari pesawat pembom, kapal perang, dan kapal selam. 

Ditegaskan, AS berusaha mengantisipasi kekuatan militer China, tapi dengan mengumpulkan sekutu Barat-nya ke Laut China Selatan yang notabene tidak memiliki kepentingan militer di kawasan itu. "Meski demikian, PLA telah siap (berperang)," tegasnya.***

 

Sumber: Global Times

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah