Mengenang Peristiwa Berdarah, Pembantaian Nanjing di China, 13 Desember 1937, Jepang Masih Berdalih

13 Desember 2022, 09:21 WIB
Nanjing, Mengenang Peristiwa berdarah yang pernah terjadi di Nanjing, China, 13 Desember 1937 /ali/https://www.google.com/imgres?imgurl=https://media.audleytravel.com/-/media/images/home/north-asia-a

KALBAR TERKINI - Pembantaian Nanjing terjadi pada tanggal 13 Desember 1937 dan berlangsung hingga sekitar 6 minggu.

Pembantaian Nanjing  adalah pembantaian massal yang dilakukan oleh pasukan penajajah Jepang pada masa perang dunia kedua di kota Nanjing.

Sejak tahun 2014, Pemerintah China meresmikan tanggal 13 Desember sebagai tanggal peringatan Nasional mengenang pembantaian Nanjing.

Nanjing merupakan ibu kota China sejak masa kerajaan dan pada masa perang dunia kedua pada saat pembantaian tersebut terjadi.

Baca Juga: Kronologi Perampokan Rumah Walikota Blitar, Pelaku Masuk dengan Mudah Hanya Karena Gunakan Mobil Plat Merah

Posisi kota Nanjing sebagai ibu kota di gantikan oleh Peking yang sekarang disebut dengan nama Beijing.

Korban akibat dari pembantaian, perampasan harta benda, dan pemerkosaan yang dilakukan oleh pasukan penjajah dari Jepang tersebut berjumlah 200.000 orang yang terdata.

Namun angka dari korban yang sebenarnya diperkirakan terdapat sekitar 40.000 hingga 300.000 korban dari pembantaian tersebut.

Walaupun secara resmi pembantaian Nanjing terjadi selama 6 minggu sejak 13 Desember, beberapa laporan juga menunjukan bahwa Pembantaian pasukan Jepang sudah terjadi seiring dengan pergerakan pasukan Jepang yang terus berjalan maju menuju ke Nanjing dari Shanghai.

Baca Juga: BUKAN Kaleng Kaleng, Berikut Daftar Nama Pemain Maroko di Pentas Piala Dunia Qatar 2022, Siap Hadapi Prancis?

Hingga saat ini, pemerintahan Jepang masih sering menutupi fakta-fakta atau secara langsung.

Membantah mengenai kejahatan perang pasukan Jepang pada masa perang dunia kedua dan secara sengaja membuatnya terdengar seperti sebuah kejadian yang lebih “ringan”.

Walaupun UNESCO telah secara resmi mengakui terjadinya pembantaian tersebut.

Pada tahun 2014 lalu, seorang pimpinan dari media milik pemerintah jepang NHK bernama Naoki Hyakuta mengatakan:

“Pada tahun 1938, Chiang Kai-Shek mencoba untuk mempublikasikan pembantaian di Nanjing namun negara-negara dunia mengabaikannya.

Kenapa? Karena hal itu tidak pernah terjadi. Hingga saat ini, Jepang masih terus dihantui oleh kejahatannya pada masa perang dunia kedua.

Baca Juga: Ternyata Segini Hadiah yang Akan Diterima oleh Peraih Piala Dunia Qatar 2022, Peringkat 3 Dapat 27 Juta Dolar

Kejadian pembantaian di kota Nanjing tersebut terus mempengaruhi hubungan China dan Jepang hingga saat ini.

Jepang masih memperdebatkan mengenai dokumen China yang berisikan dokumentasi kejadian tersebut.

Pada tahun 2016, Jepang sempat menahan lebih dari 36 Juta euro ke UNESCO akibat dari dokumen tersebut. Mereka mengatakan UNESCO telah dipolitisi.

Apakah Dokumen mengenai korban pembantaian Nanjing akurat atau Jepang memang benar saat mengatakan dokumen tersebut dipolitisi?

Hingga saat ini yang tahu pasti mengenai kenyataannya hanyalah mereka yang menjadi korban, namun mereka yang telah mati hanya bisa terdiam dalam kesunyian abadi.

Pembantaian Nanjing sempat menjadi perhatian pada tahun ini dikarenakan sebuah penggadaian di Amerika serikat menerima sebuah album foto masa perang dunia kedua.

Isinya terdapat banyak foto-foto mendokumentasikan pembantaian di Nanjing yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Evan Kail, pemilik dari Penggadaian tersebut mengatakan di dalam album tersebut terdapat 30 foto yang mendokumentasikan pembantaian dan pemerkosaan yang dilakukan oleh pasukan Jepang di kota Nanjing pada tahun 1937.

Dilaporkan pada 7 September 2022 oleh CGTN yang merupakan media milik pemerintah China, mereka melaporkan bahwa sejak video tersebut beredar pemerintahan China yang masih menyelidiki kasus pembantaian di Nanjing langsung menyelidiki buku tersebut.

Pada akhirnya foto-foto tersebut ternyata hanyalah foto souvenir yang dibeli oleh orang Amerika.

Hanya saja Evan Kail tidak mengetahui hal ini pada saat dia menampilkan buku tersebut di Tik Tok.

Namun karena foto-foto yang terdapat di buku tersebut masih banyak yang bersejarah, buku tersebut akhirnya tetap dikirim ke China.

Pada Videonya yang di upload pada 17 November 2022 di channel Youtube bernama Pawn Man, Evan Kail mengakui bahwa foto tersebut hanya foto souvenir.

Dia mengakui kesalahannya karena tidak mengetahui tentang hal tersebut.

Namun pada akhirnya dia mengatakan bahwa dia cukup senang karena secara tidak sengaja dia berhasil mengajarkan banyak orang di Amerika mengenai pembantaian di kota Nanjing yang jarang diketahui oleh warga Amerika Serikat.***

 Penulis: Aldy Habibie

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler