Korut Arahkan Rudal Nuklir ke AS, Kim: Tak Perlu Lagi Bicara dengan Musuh!

12 Oktober 2022, 09:38 WIB
RUDAL KORUT - Rudal nuklir balistik Korea Utara dalam foto ini yakni Rodong memiliki jangkauan 1.300 kilometer. Rudal lainnya, Taepodong-2 meruakan jenis rudal balistik antarbenua berjarak 6.000 kilometer./FOTO: DEFENSE WORLD/CAPTION: OKTAVIANUS CORNELIS/ /DEFENSE WORLD

KALBAR TERKINI - Rudal-rudal nuklir Korut siap ditembakkan ke AS. Ini karena Pyongyang telah menutup semua dialog dengan Washington.

Ancaman mengerikan ini dinyatakan Pemimpin Korut Kim Jong-Un, Minggu, 9 Oktober 2022, ketika memimpin 'inspeksi lapangan" latihan militer.

Dengan kesiapan perang lewat latihan militer sejak Minggu, 25 September 2022, Kim menyatakan Korut tidak perlu lagi berbicara dengan 'musuh'.

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Korea Herald, Senin, 10 Oktober 2022, Kim menyalahkan AS dan juga Korsel.

Baca Juga: Korut Tembakkan Rudal Balistik di Depan USS Ronald Reagan, AS-Korsel-Jepang Siaga Perang!

Masalahnya, AS dan tetangganya itu dianggap telah meningkatkan ketegangan militer di Semenanjung Korea.

“Bahkan pada saat ini, kami mendeteksi gerakan militer musuh yang sibuk," katanya.

"Tindakan terus menerus, disengaja dan tidak bertanggung jawab oleh AS dan Korsel yang dapat meningkatkan ketegangan," lanjutnya.

"...dan hanya akan mengarah pada respons yang lebih kuat dari kami. Kami mengamati dengan cermat krisis ini,” tegasnya.

Baca Juga: Rudal Korut Teror Rakyat Jepang: Petugas Gugup, Salah Pencet Tombol 'J-Alert'!

Kim berjanji meningkatkan kemampuan senjata nuklir Korut dengan segala cara yang memungkinkan.

Mengutip kantor berita Pemerintah Korut, Yon Hap, Senin, Kim telah memimpin pelatihan militer selama berminggu-minggu untuk unit senjata nuklir taktis.

“Musuh mengatakan ini dan itu tentang dialog dan negosiasi (dengan kami), ketika mereka terus menimbulkan ancaman militer," kecamnya.

"Tetapi, kami tidak memiliki apa pun untuk dibicarakan lagi dengan musuh, dan kami juga tidak merasa perlu," tegas Kim.

Baca Juga: KIAN PANAS! Rudal Balistik AS Diduga sudah Diarahkan ke China, PLA Uji Rudal Antibalistik!

Pernyataan Kim muncul sebagai penolakan nyata atas proposal yang dibuat oleh Presiden Korsel Yoon Suk-yeol dan Presiden AS Joe Biden.

Propsal ini menjanjikan keuntungan ekonomi jika Korut bersedia datang ke meja perundingan terkait program senjata nuklirnya.

Korut melakukan latihan militer selama berminggu-minggu saat AS dan Koresel menggelar latihan angkatan laut gabungan skala besar di Laut Timur.

Latihan ini melibatkan kapal induk bertenaga nuklir, kapal selam bertenaga nuklir, dan kapal perusak Aegis.

Adapun pelatihan militer Korut ini berfungsi memverifikasi posturnya untuk operasi pencegahan perang, dan juga kesiapannya dalam pertahanan nuklir negara,

Kim menyatakan, latihan itu datang sebagai 'peringatan dan demonstrasi yang jelas'.

Ini memberi tahu musuh tentang sikap respons nuklir Pyongyang, dan serangan nuklirnya.

Latihan militer Korut ini meningkatkan ketegangan militer yang sudah memuncak di Semenanjung Korea.

Latihan militer Pyongyang ini, tampaknya mendukung upaya untuk memajukan program senjata nuklir taktisnya, menempatkan Korsel dalam jangkauan sasarannya.

Militer Korut pada Minggu mengadakan serangkaian latihan tembakan langsung.

Ini termasuk latihan penembakan rudal kaliber 'super besar', yang menargetkan pelabuhan-pelabuhan utama, memobilisasi artileri jarak jauh, dan unit penerbangan.

Pada 9 September 2022, Korut juga menggelar latihan simulasi peluncuran rudal balistik yang sarat dengan hulu ledak nuklir taktis.

KCNA juga mengungkapkan, latihan rudal balistik pada 25 September 2022.

Militer Korut mensimulasikan pemuatan hulu ledak nuklir taktis 'di silo di bawah reservoir' di wilayah barat laut.

Latihan itu bertujuan mengkonfirmasi proses operasi penggelaran hulu ledak nuklir taktis, menurut KCNA.

Pemimpin Korut sebelumnya telah meminta militer untuk 'menggandakan upaya' pengembangan senjata nuklir taktis.

Senjata ini dapat dimuat dengan hulu ledak yang lebih kecil dan lebih ringan pada Januari 2023.

Parlemen Korut juga menyetujui undang-undang baru untuk mendeklarasikan negara sebagai kekuatan nuklir.

Juga berusaha dilegitimasi serangan nuklir preemptive sebagai tindakan defensif.

Selain pelatihan militer, Korut telah menembakkan selusin rudal balistik baru-baru ini.

Termasuk rudal jarak menengah yang terbang di atas Jepang.

Ini mendorong Korsel, AS dan Jepang untuk memperkuat kerja sama trilateral untuk menanggapi provokasinya.

Angkatan udara Korut telah diamati meningkatkan serangan mendadak secara tajam sejak medio Mei 2022.

Juga dilakukan serangan mendadak.

Ini dijuluki 'pelatihan serangan udara skala massal' dengan menggunakan 150 pesawat tempur pada Sabtu.

Sebagai tanggapan, militer Korsel juga melakukan serangan mendadak dengan jet tempur siluman F-35A, menurut militer.

Minggu pagi, Pyongyang menembakkan dua rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timur.

Tembakan ini menandai peluncuran rudal seri ketujuh dalam 15 hari.

Seoul menggelar pertemuan Dewan Keamanan Nasional setelah peluncuran untuk mengutuk provokasi tersebut.

Presiden Korsel Yoon Suk-yeol bersumpah untuk 'secara dramatis' memperkuat pencegahan yang diperluas dengan AS dan pencegahan aliansi terhadap ancaman Korut.

Yoon menyoroti bahwa militer Korsel akan lebih meningkatkan postur pertahanan gabungannya melalui latihan dengan AS.

Hal ini terkait pula dengan kerja sama keamanan antara Korsel, AS, dan Jepang.***

Sumber: The Korea Herald

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Korea Herald

Tags

Terkini

Terpopuler