Nordstream 1 dan 2 Meledak, Diduga Sabotase: Orang Eropa segera 'Mati Kedinginan'!

3 Oktober 2022, 08:38 WIB
Ilutrasi Pipa Nordstream /Dw.com

KALBAR TERKINI - Warga Benua Eropa dipastikan akan menjalani musim dingin pada Desember 2022 dengan penuh penderitaan.

Hal ini karena pipa gas Nordstream 1 dan 2 mengalami kebocoran akibat ledakan di bawah laut pada Senin, 26 September 2022.

Padahal, dua pipa gas alam dari Rusia inilah yang selama ini mempasok sebagian besar kebutuhan gas di Eropa.

Sejak AS dan negara-negara Barat serta sejumlah negara lain memberlakukan banyak sanksi ke Rusia, Moskow mulai mengurangi pasokan gasnya ke Eropa.

Baca Juga: AS Dituding Ledakkan Pipa Nordstream, Mantan Menlu Polandia: Terima Kasih AS!

Dengan argumen perbaikan, Barat khawatir bahwa kelak Rusia kelak akan mematikan total aliran gasnya itu hingga menjelang Desember 2022.

Masalahnya, dalam catatan Kalbar-Terkini.com, Desember 2022 merupakan deadline diberlakukannya semua sanksi ke Rusia dari Barat.

Ironisnya, musim dingin tiba setiap bulan Desember, sehinga sanksi tersebut membuat Barat menjadi serba salah.

Pengurangan aliran gas Rusia ke Eropa sendiri telah memicu krisis di negara-negara 'benua biru' itu.

Baca Juga: Death Christmas Ancam UE, Ursula von der Leyen: Tolong Hemat Gas!

Berbagai kebutuhan sehari-hari telah meloinjak naik, terutama harga makanan, karena minus gas.

Pipa Nord Stream 1 sendiri mengalami dua kebocoran di timur laut pulau Bornholm di Denmark, dilansir dari Russia Today, Selasa, 27 September 2022.

Sementara Nord Stream 2 dilaporkan rusak di selatan Dueodde, sebuah pantai yang terletak di ujung paling selatan pulau itu, menurut pihak militer Swedia.


Ilmuwan di Swedia dan juga Denmark mencatat, ledakan bawah air di dekat jalur pipa Nord Stream pada Senin.

Ledakan yang menimbulkan beberapa kebocoran besar ini diklaim akibat sabotase.

“Tidak ada keraguan bahwa ini adalah ledakan,” kata seismolog Bjorn Lund dari Pusat Seismologi Nasional Swedia (SNSN).

Hal ini ditegaskannya dalam wawancara dengan penyiar stasiun televisi publik SVT, Selasa.

Militer Denmark merilis rekaman udara tentag kebocoran, yang menunjukkan bintik-bintik besar menggelegak di dalam air.

Sebelumnya pada Senin, Moskow menyatakan telah mencari alasan di balik kebocoran tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa jaringan pipa menjadi sasaran dalam tindakan sabotase.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa saat ini 'tidak ada pilihan yang dapat dikesampingkan' mengenai penyebab insiden tersebut.

Pipa Nord Stream 1 selesai pada 2011, dan pekerjaan konstruksi Nord Stream 2 dimulai pada 2018.

Pekerjaan ini mengalami banyak penundaan karena tekanan politik dan sanksi dari AS.

Pipa tersbeut selesai kemudiandiberi tekanan pada September 2021, tetapi tidak pernah benar-benar online.

Dua hari sebelum dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina, Pemerintah Jerman menunda sertifikasinya untuk waktu yang tidak ditentukan.

Jerman juga telah berulang kali menolak saran, baik dari dalam negeri maupun dari Moskow, untuk membuka pipa.***

Sumber: Russia Today

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Russia Today

Tags

Terkini

Terpopuler