Margareth Thatcher, PM Legendaris Inggris yang Dibenci dan Disayangi Rakyat

1 Agustus 2022, 14:22 WIB
Margaret Thatcher /pixabay/

KALBAR TERKINI - Pemilihan Perdana Menteri Inggris untuk menggantikan Boris Johnson dibayang-bayangi pemujaan terhadap sosok mantan PM legendaris, Margareth Thatcher.

Bagi Partai Konservatif yang berkuasa, PM wanita pertama Inggris ini dianggap sebagai mitos dan 'jimat',

Kalangan pengamat politik di Inggris juga menilai, tas tangan 'Wanita Besi' ini ibarat palu Dewa Thor, hanya mampu dianggat oleh orang terpilih.

Baca Juga: Gotabaya Rajapaksa masih 'Ular', Inggris Usul Penangkapan, Davey: Syarat Bantuan IMF ke Sri Lanka!

Thatcher lahir dengan nama lengkap Margaret Hilda Thatcher di Grantham, Lincolnshire,, 13 Oktober 1925, dan wafat pada 8 April 2013.

Thatcher adalah seorang politikus di Britania Raya, dan PM Britania Raya dengan masa jabatan terlama sepanjang abad ke-20 (1979–1990 ).

Kalangan jurnalis Uni Soviet menjulukinya 'Wanita Besi (Iron Lady)', istilah yang kemudian dikait-kaitkan dengan politik, dan gaya kepemimpinannya.

Baca Juga: Update Jadwal MotoGP Inggris 2022 Setelah Libur Panjang,Masih Di Siarkan Langsung Oleh Trans 7

Selaku PM, dilansir dari Wikipedia, Thatcher menerapkan kebijakan-kebijakan keras dan rada-rada kolot dari partainya, Konservatif, yang kelak disebut sebagai Thatcherisme.

Mengawali karir sebagai kimiawan riset sebelum menjadi pengacara, Thatcher terpilih menjadi Anggota Parlemen (MP) untuk wilayah Finchley pada 1959.

Edward Heath menunjuknya sebagai Menteri Negara untuk Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan pada 1970.

Pada 1975, Thatcher mengalahkan Heath dalam pemilihan Ketua Partai Konservatif, dan menjadi Ketua Oposisi, sekaligus wanita pertama yang memimpin partai politik besar di Britania Raya.

Thatcher menjadi PM setelah memenangkan pemilu 1979. Setelah resmi menetap di 10 Downing Street, Thatcher memperkenalkan politik dan ekonomi untuk apa yang dianggap sebagai kejatuhan nasional Britania Raya.

Filosofi politik dan kebijakan ekonominya adalah deregulasi (terutama di sektor keuangan), pasar buruh yang fleksibel, swastanisasi BUMN, dan mengurangi kekuasaan dan pengaruh serikat dagang.

Popularitas Thatcher selama tahun-tahun pertama masa jabatannya, menurun karena resesi.

Perbaikan ekonomi dan perang dengan Argentina atas Pulau Falkland pada 1982 membuat dukungan terhadap Thatcher melesat, sehingga terpilih lagi pada 1983.

Thatcher terpilih kembali untuk ketiga kalinya pada 1987, tetapi Community Charge-nya (biasa disebut 'pajak pemungutan suara') sangat tidak populer.

Juga pandangannya terhadap Komunitas Eropa tidak ada hubungannya dengan kabinetnya.

Thatcher diangkat sebagai PM dan Ketua Partai Konservatif pada November 1990, setelah Michael Heseltine menantang kepemimpinannya.

Thatcher memegang gelar sejarah seumur hidup sebagai Baroness Thatcher dari Kesteven di County Lincolnshire, gelar yang ditempatinya di Majelis Tinggi.


Ayahnya, Alfred Roberts berasal dari Northamptonshire, dan ibunya bernama Beatrice Ethel (née Stephenson) dari Lincolnshire.

Thatcher menghabiskan masa kecilnya di Grantham, tempat ayahnya memiliki dua toko kelontong.

Roberts dan kakaknya Muriel dibesarkan di sebuah apartemen yang terletak di dekat rel kereta api.

Ayahnya aktif dalam politik lokal dan di gereja Methodist, sebagai anggota dewan kota, dan seorang pengkhotbah di gereja setempat.

Dia membesarkan putri-putrinya sebagai Metodis yang taat. Ayah Thatcher sebenarnya berasal dari keluarga Liberal, tetapi dia memutuskan untuk menganut paham independen.

Sanh ayah menjabat Wali Kota Grantham pada 1945-1946, dan kehilangan posisi sebagai anggota dewan pada 1952, setelah Partai Buruh memenangkan suara terbanyak di Dewan Kota Grantham pada 1950.

Thatcher menghadiri Sekolah Dasar Huntingtower Road, kemudian memperoleh beasiswa untuk melanjutkan ke Kesteven dan Grantham Girls' School.

Laporan sekolahnya menunjukkan bahwa ia adalah pekerja keras, dan mengalami perbaikan secara terus-menerus.

Kegiatan ekstrakurikulernya, antara lain piano, hoki lapangan, membaca puisi, dan berenang. Thatcher
menjadi ketua umum murid (semacam OSIS) di Indonesia) pada 1942-1943.

Selama tahun-tahun ini, Thatcher mengajukan beasiswa untuk belajar kimia di Somerville College, Oxford.

Awalnya, permohonannya ditolak, tetapi dia mendapat tempat di Oxford setelah akhirnya calon lainnya mengundurkan diri.

Thatcher mulai kuliah di Oxford pada 1943 kemudian lulus pada 1947 dengan gelar Second Class Honours di bidang Ilmu Kimia.

Penelitian akhirnya adalah mengenai kristalografi X-ray, yang dibimbing oleh Dorothy Hodgkin.

Thatcher menjadi President Oxford University Conservative Association pada 1946.

Pandangan politiknya saat di universitas dipengaruhi oleh karya-karya, seperti The Road to Serfdom, karya Friedrich von Hayek (1944), yang memandang bahwa campur tangan pemerintah dalam perekonomian adalah awal dari negara otoriter.

Setelah lulus, Thatcher pindah ke Colchester, Essex, dan bekerja sebagai ahli kimia di perusahaan penelitian BX Plastics.

Kemudian, dia bergabung dengan Organisasi Konservatif lokal dan mengikuti konferensi di Llandudno pada 1948 sebagai wakil dari University Graduate Conservative Association.

Dalam konferensi tersebut, Ketua Konservatif terkesan dengannya, dan Thatcher diminta bergabung dengan partai.

Thatcher terpilih sebagai anggota partai pada Januari 1951.

Saat acara makan malam pasca terpilihnya Roberts sebagai calon Konservatif untuk daerah pemilihan Dartford pada 15 Februari 1951, Thatcher bertemu dengan calon suaminya, Denis Thatcher, seorang pengusaha sukses dan kaya berstatus duda.

Dalam persiapannya untuk pemilu, Thatcher pindah ke Dartford, dan bekerja sebagai ahli kimia di JLyons and Co Hammersmith.

Thatcher pertama kali mencalonkan diri sebagai Anggota Parlemen Inggris pertama kali pada 1950 mewakili konstituen Dartford.

Kemudian, dia memilih dalam pemilihan itu, dan ketika Inggris kembali mengadakan pemilihan umum pada1951, Thatcher kalah lagi.

Padahal, Partai Konservatif yang dipimpin oleh Winston Churchill memenangkan pemilu tahun itu atas PM Clement Attlee dari Partai Buruh.

Setelah menikah dengan Denis Thatcher pada 1951, dia tidak mencalonkan diri pada 1955 karena ingin fokus pada keluarganya.

Pada 1959, Thatcher mencalonkan diri lagi di Finchley sebagai Anggota Parlemen untuk ketiga kalinya.

Dia menang kali ini, dan masuk ke Parlemen Inggris.

Thatcher kemudian berhasil menduduki banyak posisi strategis di pemerintahan PM Harold McMillan, meskipun posisi itu berada di bawah menteri negara secara hierarki.

Pada 1964, Partai Konservatif membuka mengangkat Edwar Heath menjadi Pemimpin Partai yang baru, dan secara otomatis menjadi Pemimpin Oposisi.

Thatcher mendukung Heath di oposisi. Dalam kabinet bayangan ala oposisi, Thatcher diangkat ke banyak posisi penting, membuatnya berhasil duduk di frontbench.

Pada 1970, ketika terjadi ketidakpercayaan terhadap Pemerintahan Partai Buruh yang dipimpin oleh Harold Wilson, Edward Heath memenangkan pemilu dan dilantik menjadi PM berikutnya.

Thatcher diangkat ke posisi Menteri Pendidikan. Beberapa kontroversi selama penyimpanan sebagai pengelolaan adalah pemotongan biaya terutama pembagian susu di sekolah.

Pemerintahan Heath setuju dalam pemilu 1974 dengan perbandingan suara yang tipis.

Thatcher sendiri berhasil membuat kursinya di parlemen, namun Konservatif benar-benar kehilangan kontrol terhadap negara.

Beberapa bulan kemudian, pemilu diadakan lagi karena tidak ada partai yang mendapatkan kemenangan mutlak.

Dalam pemilu kedua pada 1974, Heath membawa partainya ke dalam kekalahan lebih dalam.

Dua kali kekalahan pemilu ini membuat banyak orang terbuka terhadap Heath, namun tidak berani menantang kepemimpinan Heath.

Thatcher resmi mencalonkan diri pada Desember 1974. Kampanye ini menarik, karena belum ada wanita yang mencalonkan diri sebagai pemimpin pesta.

Ambisi Thatcher mengikuti pemilihan itu memang besar.

Thatcher mengubah penampilan dengan melepaskan topi, menggunakan mengubah gaya, menjadi lebih modis, mengubah gaya, dan mengubah keputusannya.

Thatcher berhasil memenangkan pemilihan pemimpin, dan diangkat sebagai Pemimpin Konservatif pada Febuari 1975, dan secara resmi menjadi Pemimpin Oposisi.

Dia mengkritik pemerintahan dan sosialisme, dan sangat terkenal melawan komunisme dan dominasi Soviet, serta mendukung kapitalisme.

Ide-idenya menarik, dan banyak membantu mendukung PM James Callaghan yang sedang berada di ujung tanduk.

Masa batas parlemen Inggris berakhir pada 1979, dan Thatcher memimpin partainya dalam pemilu. Partai Konservatif menang besar.

Kebijakan ekonomi Thatcher ketika pertama kali menjabat sebagai PM dinilai lamban.

Selama dua tahun pertama masa jabatannya, Thatcher menjadi PM P yang paling tidak populer.

Ini karena rencana ekonominya yang dapat mempengaruhi pemotongan pemotongan dengan ide deregulasi terhadap bisnis, pajak, dan privatisasi.

Inflasi juga tinggi tahun itu. Kerusuhan-kerusuhan yang terkenal adalah Kerusuhan Brighton 1981.

Namun, perekonomian membaik pada 1982.

Thatcher juga memimpin negaranya dalam Perang Falkland pada 1982. Perang ini berawal dari invasi Argentina ke Kepulauan Falklands, atau yang disebut Argentina sebagai 'Las Malvinas'.

Kepulauan ini telah menjadi teritori Inggris sejak lama. Thatcher dengan tegas mengirimkan pasukan untuk melawan Argentina, dan mengembalikan Falklands ke tangan Inggris

Selama perang, Thatcher menolak banyak rencana perjanjian damai yang dicetuskan oleh negara-negara di Benua Amerika lainnya.

Pasukan Inggris berhasil merebut kembali Falklands, memenangkan perang, membuat nama Thatcher kembali terkenal.

Kemenangan ini juga berhasil membangkitkan nasionalisme rakyat Inggris yang sudah pudar dalam beberapa tahun karena masalah ekonomi dan sosial.

Dengan modal kemenangan di Falklands dan ekonomi yang membaik, Thatcher menjabat PM pada 1983 untuk masa jabatan kedua.

Selama masa jabatan keduanya, pemerintahan Thatcher kembali melanjutkan deregulasi ekonomi dan privatisasi.

Privatisasi pertama adalah British Telecom (BT) yang dijual kepada publik, meningkatkan jumlah pemilik saham di seluruh Inggris.

Kebijakan privatisasi ini menjadi lebih berani setelah terbukti bahwa menjual BT sukses, dan banyak orang yang mendapatkan keuntungan, bahkan 30 persen keuntungan dalam hitungan hari.

Setelah itu, banyak BUMN yang dijual, seperti British Steel, dan banyak perusahaan di berbagai bidang, seperti maskapai penerbangan, listrik, dan gas.

Pemerintah mendapatkan lebih dari miliaran poundterling atas hasil penjualan perusahaan ini.

Thatcher juga memulai pengembangan dan modernisasi, mentransformasikan negara itu untuk menjadi salah satu negara bisnis terbesar di dunia.

Thatcher juga menghancurkan banyak pabrik-pabrik yang tidak efisien, dan menggantinya dengan pabrik baru yang lebih efisien.

Salah satu peristiwa penting adalah ketika Serikat Buruh yang dipimpin Arthur Scargill, melakukan pemogokan, terutama para penambang.

Hal ini berawal dari rencana Thatcher menutup pertambangan yang tidak efisien dan tidak menguntungkan, yang jugatidak memperhatikan nasib pekerjanya.

Kerusuhan terjadi di kota-kota, terutama kota penambang.

Thatcher tegas, namun membawa banyak kritik. Sebelumnya, pada 1981, Thatcher membiarkan Bobby Sands mati dalam mogok makannya untuk memprotes status sebagai tahanan Tentara Republik Irlandia Utara (IRA) yang ingin berpisah dari Inggris

"Kriminal adalah kriminal, itu bukan hal politik," tegasnya.

Banyak yang menilai bahwa Thatcher kejam. Bahkan, politisi Sinn Feinn menyatakan bahwa Thatcher adalah 'bajingan terbesar yang pernah ada'.

Pemogokan itu sendiri berakhir setelah kekalahan Serikat Buruh di pengadilan pada 1985.

Setelah kejadian itu, Thatcher malah memiliki legitimasi untuk mengekang kekuatan Serikat Buruh.

Implementasi kebijakan ini membuatnya menjadi salah satu politisi dengan banyak musuh selain IRA.

Pada Oktober 1984, beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke 59, Thatcher selamat dari upaya pembunuhan.

Dia lolos dari serangan bom di hotel tempatnya menginap di Brighton.

Thatcher saat itu sedang menghadiri konfrensi partainya di Brighton bersama dengan anggota kabinetnya dan para petinggi partai.

Saat ledakan terjadi sekitar dini hari, Thatcher masih terjaga dan sedang bekerja untuk mempersiapkan konfrensi.

Ledakan itu menghancurkan kamar mandi hotelnya dan dia segera dikawal keluar bersama suaminya, Denis Thatcher dan asistennya Crawfie. Thatcher melaporkan kejadian ke kepolisian, dan di sana, Thatcher mengumumkan bahwa konfrensi tetap berjalan biasa.

Ini membuat banyak kekaguman dan semuanya bekerja secara normal, meskipun baru terjadi musibah.

Pengeboman itu dilakukan oleh IRA sebagai balas dendam atas kebijakan Thatcher di Irlandia Utara.

Dengan ekonomi yang terus tumbuh dan eksistensi negara di dunia meningkat, Thatcher dengan percaya diri mengumumkan pemilihan umum lagi pada 1987.

Padahal, masa batas akhir parlemen masih dua belas bulan lagi. Insting politik Thatcher benar, dan terbukti: Thatcher memenangkan pemilu untuk ketiga kalinya.

Sejak itu, Thatcher adalah PM pertama yang memenangkan tiga pemilihan umum berturut-turut pasca Perang Dunia II.

Thatcher tegas, namun tetap berhubungan dengan Mikhail Gorbachev sebagai bukti dukungan Inggris dalam reformasi Soviet.

Dia juga sepaham dengan Presiden AS, Ronald Reagan.

Pada 1989, Thatcher memperkenalkan Poll Tax yang kolaboratif. Pajak ini dianggap terlalu berlebihan dan dinilai banyak pihak tidak adil.

Pajak ini mengharuskan semua orang membayar pajak dengan jumlah yang sama, tanpa melihat kekayaannya, dan kemampuan untuk membayar.

Pajak ini juga dinilai terlalu besar karena sama dengan harga yang harus dibayar dengan orang-orang kaya.

Selain itu, pajak tersebut digunakan untuk membiayai kepentingan lokal, seperti perawatan lingkungan, taman, dan infrastruktur pemerintahan lokal.

Thatcher tegas menolak semua kritik, dan tetap mengimplementasikan kebijakannya. Ini membawa London kembali ke dalam korban besar-besaran.

Popularitasnya benar-benar jatuh kali ini, namun Thatcher tetap berkeyakinan bahwa tindakannya benar-benar, dan terus menekan kebijakannya untuk tetap dilaksanakan.

Sejak itulah banyak anggota partainya merasa bahwa Thatcher harus mundur.

Selain Poll Tax, Thatcher juga memulai politik konfrontasi dengan Eropa. Dia dengan tegas menolak Uni Eropa.

Dia pertama kali meminta seluruh penarikan dana Inggris dari kelompok Masyarakat Uni Eropa, dan mulai mengurangi kontribusi Inggris di sana.

Pada akhir dekade 1980an, Thatcher dengan tegas menolak penyatuan mata uang Euro, dan integrasi Eropa.

Ini membuatnya banyak dijauhi oleh para pemimpin Eropa lainnya.

Banyak yang merasa bahwa ini adalah tindakan sembrono, dan terlalu proteksionis.

Tapi, banyak juga yang memuji Thatcher karena keinginannya untuk menjaga integritas poundterling, dan menjaga menjaga Inggris.

Meskipun demikian, secara politik, ini adalah kesalahan, dan mengakibatkan kejatuhan kabinetnya.

Ini dimulai terutama ketika untuk pertama kalinya, Menteri Keuangan Inggris serta anggota kabinet paling berpengaruh di kabinetnya, Nigel Lawson, melakukan protes pada Oktober 1989.

Pemerintahan Thatcher terus berlangsung setelah Lawson meningkatkan diri. Ini saat kepemimpinan Thatcher, yang 'semaunya sendiri', dan menolak kabinetnya, membuatnya digoyang.

Pada 1 November 1990, Deputi PM Geoffrey Howe yang juga sekutu Thatcher sejak 1979, mengundurkan diri.

Howe telah berbalik gagang, mengkritik kepemimpinan Thatcher secara keseluruhan sebagai kepemimpinan yang 'semaunya sendiri, 'sombong', dan 'membahayakan masa depan negara'.

Pengunduran diri Howe adalah pukulan paling fatal bagi Thatcher.

Pada 14 November 1990, Michael Heseltine merupakan mantan anggota kabinet Thatcher yang pernah menjadi menteri pertahanan, dan pada 1986 menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Thatcher.

Heseltine menantang Thatcher dalam Pemilihan Kepemimpinan Inggris. Sebelumnya, Thatcher telah ditempatkan sebagai pemimpin pada 1989 mengalahkan Anthony Meyer.

Tetapi kali ini akan menjadi lebih sulit karena pengunduran diri Howe. Seama putaran pertama, Thatcher berada di Paris, tapi berhasil memenangkan 204 suara dibandingkan Heseltine yang memperoleh 154 suara.

Namun, ini kurang dari mayoritas mutlak, dan kurang dari aturan margin yang diperlukan, sehingga Heseltine dapat memaksa putaran kedua.

Selama Putaran Kedua, Thatcher berusaha melawan di mana diadengan tegas menyatakan akan berjuang dalam putaran kedua.

Dengan determinasi 'Fight On', dan berobsesi untuk menang, dukungan baginya telah berkurang, bahkan dari anggota kabinetnya sendiri.

Setelah berkumpul dengan para koleganya, Thatcher berkesimpulan bahwa diatidak memiliki dukungan lagi, dan menyerahkan diri pada 22 November 1990 dan menarik pencalonannya pada hari yang sama.

Thatcher tetap menjadi PM hingga PM baru terpilih. Setelah penarikannya, Thatcher memaksa John Major untuk maju sebagai calon pemimpin.

Major berhasil memenangkan pemilihan kepemimpinan atas Heseltine dan Menteri Luar Negeri Douglas Hurd dalam putaran pertama.

Setelah Mayor terpilih menjadi PM, Thatcher memegang masa jabatannya hingga 28 November 1990, setelah Mayor diundang Ratu Elizabeth II ke Istana Buckingham untuk membentuk pemerintahan baru.

Thatcher diakui berhasil mentransformasi Inggris terutama dalam bidang ekonomi dan sosial.

Dia mengubah negaranya dari negara kuno menjadi modern, dengan eksistensi besar di pergaulan internasional.

Thatcher bekerja di Philip Morris sebagai konsultan geo politik, namun tidak lama. Thatcher juga dibayar mahal untuk setiap bicaranya.

Setelah suaminya, Denis meninggal pada 2003, Thatcher menjadi pembicara aktif.

Pada 2007, sebuah patungnya di Westminster, dipasang, PM lain yang juga dibuatkan patung di sana hanya Winston Churchill dan Lloyd George.

Thatcher meninggal dunia pada 8 April 2013 dalam usia 87 tahun, setelah menderita stroke.

Thatcher telah tinggal di sebuah suite di Ritz Hotel di London sejak Desember 2012 setelah mengalami kesulitan dengan tangga di rumahnya Chester Square di Belgravia.

Reaksi terhadap berita kematian Thatcher beragam di seluruh Inggris, mulai dari pujian yang memujinya sebagai PM masa damai Inggris terbesar, hingga acara publik atas kematiannya, dan ekspresi kebencian pribadi.

Pemakaman Thatcher dengan upacara militer penuh, dan kebaktian gereja di Katedral St Paul pada 17 April 2013.

Ratu Elizabeth II dan Duke of Edinburgh menghadiri pemakamannya.

Untuk kedua kalinya di pemerintahan, Ratu Inggris menghadiri menghadiri salah satu mantan perdana menterinya; yang pertama, dan satu-satunya adalah Winston Churchill, yang menerima pemakaman kenegaraan pada 1965.

Setelah kebaktian di Katedral St Paul, jenazah Thatcher dikremasi di Mortlake Crematorium, di mana suaminya telah dikremasi.

Pada 28 September 2013, kebaktian untuk Thatcher diadakan di Kapel All Saints di Ruang Pengobatan Margaret Thatcher Royal Hospital Chelsea.

Dalam upacara penutupan, abu Thatcher dikebumikan di halaman rumah sakit, disamping abu jenazah suaminya.***

Sumber: Wikipedia, berbagai sumber

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler