Death Christmas Ancam UE, Ursula von der Leyen: Tolong Hemat Gas!

22 Juli 2022, 13:54 WIB
Ilustrasi musim dingin //Brainly County

KALBAR TERKINI - 'White Christmas' di seluruh negara anggota blok Uni Eropa (UE) bakal berisiko menjadi 'death Christmas '

Inilah penderitaan bagi kedinginan di kalangan warga UE yang sudah terbayang nyata selama musim dingin mengerikan selama Desember 2022.

Pengurangan pasokan gas alam Rusia melalui Pipa Nordstream 1 telah memicu penghematan di berbagai bidang termasuk industri makanan.

Tak heran jika semakin banyak orang UE yang menahan diri untuk makan yag enak-enak.

Baca Juga: Simak Daftar Sanksi Ekonomi Rusia dari Ameriak Serikat, Jerman,Hingga Uni Eropa,Mampukah Rusia Bertahan ?

Lebih ekstrim lagi, musim dingin mengerikan dalam sejarah modern Eropa akan segera tiba karena Rusia diyakini akan mengunci total aliran gasnya.

Bahwa Rusia akan menghentikan total aliran gasnya ke UE adalah sangat memungkinkan. Masalahnya, blok ekonomi tersebut sepakat memulai embargo atas impor minyak dari Rusia sejak akhir 2022.

Ironisnya, embargo UE itu tak berlaku untuk gas aam Rusia, karena 40 persen kebutuhan gas di UE berasal dari Rusia.

Baca Juga: Uni Eropa Sadar Ketergantungannya akan Energi Rusia: Tapi jutru Ingin Jadi Produsen Semikonduktor Global

Jika embargo atas minyak Rusia diberlakukan mulai akhir 2022, maka inilah kesempatan bagi Rusia untuk membuat rakyat UE membeku.

Dalam catatan Kalbar-Terkini.com, ini karena embargo dimulai pada ahhir tahun, tepatnya pada Desember 2022, bertepatan dengan tibanya musim dingin.

Adapun energi alternatif dari pembangkit-pembangkit batubara sedang diupayakan di UE, sementara mesin-mesinnya banyak yang sudah mangkrak, sebagaimana terjadi di Belanda yang rusak akibat gempa tektonik.

Pengurangan aliran gas kemungkinan akan dihentikan sama sekali oleh Rusia sebagai reaksi keras atas sanksi bertubi-tubi dari UE akibat 'operasi militer massal' Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022.

Baca Juga: Target Negara Tujuan Utama Ekspor Indonesia, Selain Asia Tenggara Dan Uni Eropa ? Simak Ulasan Berikut

Pada Rabu, 20 Juli 2022, Komisi Eropa dilaporkan mendesak negara-negara anggotanya untuk mengurangi penggunaan gas mereka sebesar 15 persen mulai 1 Agustus 2022.

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Euro News , Rabu, pengurangan sukarela ini diharaokan berlangsung hingga 31 Maret 2023.

Ini untuk memastikan bahwa negara-negara UE dapat mengatasi jika terjadi penghentian total gas dari Rusia.

Tindakan sukarela tersebut merupakan bagian dari rencana Save Gas for a Safe Winter, yang sangat dinanti-nantikan, yang dipresentasikan di Brussels.

Rencana tersebut merupakan jawaban atas kekhawatiran bahwa UE akan berjuang mati-matian untuk tidak hanya mengisi kapasitas penyimpanan gas sebelum awal musim .

Jika gagal, upaya ini juga untuk mengamankan pasokan gas tambahan yang cukup untuk diisi di antara bulan-bulan yang lebih dingin.

Tujuannya, menurut pernyataan Komisi Eropa, adalah untuk menjaga pasokan ke rumah tangga dan pengguna penting, seperti rumah sakit dan industri utama.

Ini juga melibatkan semua pelaku ekonomi, termasuk warga, yang juga didesak untuk memikirkan perilaku mereka sendiri.

Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen menggarisbawahi bahwa beberapa negara anggota UE akan lebih langsung terpapar gas Rusia.

Karena itu, menurut von der Leyen, negara-negara ini lebih rentan terhadap gangguan, sehingga semua negara anggota akan ikut menderita, jika blok tersebut gagal bertindak bersama karena akan berdampak pada pasar tunggal,ekonomi, dan lapangan kerja.

"Penting agar semua negara anggota berkontribusi dalam penghematan, penyimpanan, dan siap berbagi gas," katanya.

Menurut von der Leyen, gagasan tersebut dimaksudkan supaya semua negara UE harus berhasil dengan aman dan selamat melewati musim dingin.

Sebagai bagian dari proposal, negara-negara anggota harus menyerahkan rencana energi nasional ke Komisi Eropa pada akhir September 2022 dan memberikan pembaruan setiap dua bulan.

Von der Leyen menambahkan bahwa negara-negara UE yang meminta pasokan gas solidaritas, akan diminta untuk menunjukkan langkah-langkah yang telah mereka ambil untuk mengurangi permintaan di dalam negeri.

Undang-undang yang diusulkan juga akan memberikan Komisi Eropa kekuatan untuk menyatakan 'Persatuan waspada' terkait keamanan pasokan.

Kewaspadaan ini juga untuk memaksakan pengurangan permintaan gas wajib ke semua negara anggota, jika mereka gagal untuk mengurangi pemakaian gas secara sukarela.

"Peringatan ini akan dipicu ketika ada risiko substansial kekurangan gas yang parah atau permintaan gas yang sangat tinggi", kata von der Leyen.

Von der Leyen menjelaskan bahwa pengurangan 15 persen dalam konsumsi gas tersebut, setara dengan sekitar 45 miliar meter kubik (bcm) gas.

Rusia mengirimkan sekitar 150 bcm gas ke UE pada 2021. Stoknya harus dihemas supaya UE melewati musim dingin dengan aman jika terjadi pemutusan total dari Rusia.

Ini juga akan menghindari kebutuhan untuk menerapkan langkah-langkah pembatasan paksa, yang dapat membuat beberapa industri terpaksa memperlambat produksi untuk menghemat energi.

Usulan Komisi Eropa ini akan dibahas oleh para menterinya selama pertemuan puncak energi luar biasa pada Selasa, 26 Juli 2022.

Uni Eropa dan mitra Barat-nya menuduh Rusia mempersenjatai pasokan gas ke Eropa sebagai pembalasan terhadap sanksi yang dijatuhkan atas serangan militer yang sedang berlangsung di Ukraina.

Blok tersebut telah memberlakukan embargo pada minyak Rusia, yang akan mulai berlaku pada akhir 2022.

Embargo ini akan menghasilkan pemotongan 90 persen dalam impor. Namun, UE menghindari penerapan sanksi terhadap gas Rusia.

Namun, 12 negara anggota telah memiliki pasokan gas dari Rusia secara aman tapi teranam akan terputus.

Sebagai tanggapan, Komisi Eropa menegaskan bahwa pihaknya siap untuk mengkoordinasikan pembelian bersama gas untuk negara-negara anggota.

Komisi Eropa juga sudah mencapai kesepakatan pasokan dengan sejumlah pemasok lain termasuk AS, Norwegia, Azerbaijan, Qatar dan Israel.

Blok tersebut juga telah berkomitmen untuk mengisi kapasitas penyimpanan gas hingga setidaknya 80 persen, sebelum 1 November 2022.

Tetapi, kekhawatiran berkembang di UE bahwa itu akan menjadi tugas yang sulit karena Rusia menyediakan 40 persen dari gas impor untuk blok tersebut.

Gazprom, perusahaan gas milik negara Rusia, memperingatkan minggu ini bahwa pengirimannya melalui Nord Stream 1 melaluinya sekitar sepertiga dari transit gas Rusia ke Eropa.

Pasokan ini akan dipotong lagi setelah operasinya dimulai kembali pada Kamis, menyusul rencana 10 hari untuk istirahat pemeliharaan.

Komisaris Eropa untuk Energi, Kadri Simson menyatakan kepada wartawan bahwa kapasitas penyimpanan gas di UE sekarang ini terisi hingga sekitar 65 persen.

Tetapi, pengurangan lebih lanjut dari pengiriman gas Rusia akan membuat pencapaian target 80 persen menjadi 'sangat menantang'.

Menurutnya, gagal mengisi kapasitas penyimpanan secara memadai maka berarti UE berisiko mengakhiri musim dingin ini dengan penyimpanan kosong.

"Penyimpanan ini tidak mungkin diisi ulang pada waktunya untuk musim pemanasan berikutnya," katanya.

Langkah-langkah lain yang dapat diambil negara-negara anggota ini, sudah termasuk beralih dari gas ke sumber energi lain, dengan prioritas untuk bahan bakar terbarukan, dan lebih bersih.

Ketua Komisi mencontohkan bahwa jika kapasitas energi terbarukan mencapai sekitar 20 Gigawatt sejak awal 2022, maka sekitar 4 bcm (gas Rusia) nisa digantikan oleh energi terbarukan.

Tetapi, mengganti gas juga bisa berarti memperluas pembangkit listrik tenaga nuklir dan batu bara, seperti yang telah diumumkan beberapa negara anggota, menurut Komisi Eropa.

Itu sebabnya, Komisi Eropa akhirnya berusaha keras menekankan bahwa setiap orang memiliki peran untuk menghemat gas selama musim panas ini dan selama musim dingin.

Simson menandai misalnya bahwa ada potensi besar bagi sektor publik untuk mengurangi permintaan.

Selain itu, Frans Timmermans, Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa yang bertanggung jawab atas Kesepakatan Hijau Eropa, menekankan bahwa banyak penghematan yang mungkin dilakukan, adalah tindakan tanpa penyesalan.

Tindakan yang dimaksud ini, dapat dilakukan warga, seperti mematikan lampu dan peralatan listrik lainnya, meningkatkan suhu AC, dan menurunkan suhu pemanasan.

"Kami tetap menguasai takdir kami jika kami benar-benar melakukan ini," lanjutnya.

Pernyataan ini disertai alasan bahwa jika orang Eropa menyerahkan beberapa kenyamanan, maka blok itu akan terhindar dari krisis besar-besaran selama musim dingin mendatang.***

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Berbagai Sumber Euro News

Tags

Terkini

Terpopuler