Gay AS Tewas Didorong Jatuh dari Bukit, Pelaku: Gay yang Baik adalah Gay yang Mati

8 Mei 2022, 15:01 WIB
Ilustrasi pasangan gay /Instagram @ragilmahardika

CANBERRA, KALBAR TERKINI – Seorang pria Australia bernama Scott White (51) divonis penjara 12 tahun tujuh bulan karena mendorong seorang pria gay warganegara AS bernama Scott Johnson dari atas bukit di Kota Sidney hingga tewas pada 1988.

Di hadapan hakim di Pengadilan Negara Bagian New South Wales, White mengakui semua perbuatannya karena kebencian terhadap kaum gay.

“Pria gay yang baik adalah pria gay yang sudah mati,” kata Helen White, mantan istrinya, Senin, 2 Mei 2022, sehari sebelum vonis dibacakan oleh majelis hakim.

Baca Juga: Intelijen Inggris Lacak Militer Vladimir Putin Lewat Aplikasi Kencan Gay Grindr, Sadap Pesan dan Pantau Invasi

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, Selasa, 3 Mei 2022, White ternyata mengaku kepada mantan istrinya kala itu bahwa dririnya juga gay.

Peristiwa tersebut terjadi di sebuah bukit yang dikenal sebagai tempat kencam kaum gay.

Kematian matematikawan ini awalnya disebut bunuh diri, tetapi keluarganya mendesak untuk penyelidikan lebih lanjut.

Seorang koroner pada 2017 menemukan sejumlah kasus penyerangan, beberapa di antaranya fatal, di mana para korban menjadi sasaran karena dianggap gay.

Baca Juga: Aku Harus Jujur Kerispatih Rupanya Lagu Gay, Berikut Lirik Lengkap dan Pengakuan Peciptanya

Dalam kasus White, lelaki tuna wisma ini sebenarnya bisa dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Hakim Helen Wilson menyatakan tidak menemukan keraguan yang masuk akal bahwa pembunuhan itu adalah kejahatan kebencian terhadap gay.

Faktor yang memberatkan yang akan menyebabkan hukuman yang lebih lama.

Hakim Wilson juga menyatakan menerapkan pola hukuman yang lebih ringan di Negara Bagian New South Wales pada akhir dekade 1980-an.

Baca Juga: Josh Cavallo Mengaku Gay, Atlet Sepak Bola Profesional Adelaide United, Pemain Dunia Beri Dukungan

White sendiri harus menjalani setidaknya delapan tahun dan tiga bulan penjara sebelum dapat dipertimbangkan untuk pembebasan bersyarat.

Lelaki ini berusia 18 tahun dan tunawisma ketika bertemu dengan Johnson,yang kala itu berusia 27 tahun, kelahiran Los Angeles.

Usai bertemu di sebuah bar di pinggiran Kota Manly, Desember 1988. Keduanya kemudian pergei untuk berkencam di puncak tebing terdekat di North Head.

Baca Juga: Biden Sahkan Tentara Gay dan Lesbian, Trump: Mengerikan!

Menurut Helen White kepada polisi pada 2019, suaminya saat itu membual tentang pemukulan terhadap pria gay, dan mengatakan satu-satunya pria gay yang baik adalah pria gay yang sudah mati.

Pada Senin lalu, Helen White mengulangi pernyataan itu di pengadilan bahwa suaminya telah memberi tahu dia bahwa Johnson telah melarikan diri dari tebing.

Sementara Scott mengatakan kepada polisi bahwa dia sendiri gay dan takut bahwa saudara laki-lakinya yang homofobia akan mengetahuinya

Hakim Wilson mengatakan tidak mungkin untuk menarik kesimpulan apa pun tanpa keraguan tentang apa yang terjadi di puncak tebing.

“Pelaku menabrak Dr Johnson, menyebabkan dia tersandung ke belakang dan meninggalkan tepi tebing,” kata Hakim Wilson.

"Pada detik-detik ketika dia pasti menyadari apa yang terjadi padanya, Dr. Johnson pasti ketakutan, sadar bahwa dia akan menabrak batu di bawah dan sadar akan nasibnya," tambah hakim Wilson. "Itu adalah kematian yang mengerikan."

Hakim Wilson tidak menerima argumen pengacara pembela bahwa Helen White telah termotivasi untuk melaporkannya ke polisi dengan imbalan.

Di bawah pemeriksaan silang pada Senin, Helen White membantah dia mengetahui hadiah 704.000 dolar AS untuk informasi tentang pembunuhan Johnson ketika dia pergi ke polisi pada 2019.

Dia mengatakan dia baru mengetahui hadiah ketika saudara laki-laki korban , Steve Johnson, menggandakan jumlah pada 2020.

White memiliki catatan kejahatan kekerasan sebelum dan sesudah pembunuhan tetapi tidak melakukan pelanggaran apa pun sejak 2008.

“Harus dipahami bahwa pengadilan tidak menghukum seorang pria muda yang kejam dan sembrono karena serangan yang ditargetkan pada seorang pria gay,” kata hakim Wilson.

“Karena selang waktu, pelaku bukan lagi pemuda pemarah yang sama yang mengacungkan tinju ke tepi jurang.

Pengadilan juga tidak menjatuhkan hukuman untuk kejahatan yang dimotivasi oleh kebencian terhadap sektor masyarakat tertentu. Buktinya terlalu tipis untuk mendukung itu," tambah hakim Wilson.

Dia mengatakan hukuman untuk kejahatan yang sama hari ini akan ‘jauh lebih tinggi’.

Pengacara White telah mengajukan banding atas keyakinannya dan berharap dia akan dibebaskan dari tuduhan pembunuhan dalam persidangan juri.

Seorang koroner memutuskan pada 2017 bahwa Johnson ‘jatuh dari puncak tebing sebagai akibat dari kekerasan aktual atau ancaman oleh orang-orang tak dikenal yang menyerangnya karena mereka menganggapnya sebagai homoseksual’.

Pemeriksa juga menemukan bahwa gerombolan pria menjelajahi berbagai lokasi di Sydney untuk mencari pria gay untuk diserang, yang mengakibatkan kematian beberapa korban. Beberapa pria juga dirampok.

Seorang koroner telah memutuskan pada 1989 bahwa Johnson telah mengambil nyawanya sendiri, sementara koroner kedua pada 2012 tidak dapat menjelaskan bagaimana dia meninggal.

Johnson belajar di universitas di California dan di Cambridge di Inggris sebelum pindah ke Australia pada 1986 untuk tinggal bersama pasangannya dari Australia, Michael Noone.

Mereka tinggal di Canberra di mana Johnson belajar di Universitas Nasional Australia yang secara anumerta memberinya gelar PhD. Dia tinggal di rumah orang tua Noone di Sydney ketika dia meninggal.***

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: The Associated Press

Tags

Terkini

Terpopuler