Palestina kian Mengerikan: Iran Korek Luka Lama Arab ketika Dikalahkan Israel

15 Mei 2021, 19:04 WIB
Ali Bagheri-Kani./FOTO; IRNA/ / IRNA

TEHERAN, KALBAR TERKINI - Luka lama dan solidaritas negara-negara Arab atas kekalahan mereka melawan Israel dalam Perang Enam Hari,  setidaknya terindikasi berusaha 'dikorek' oleh Iran. Hal ini menyusul serangan militer HAMAS ke Israel, Senin, 10 Mei 2021 malam,  yang kemudian dibalas hari itu juga tanpa henti oleh Israel hingga  Sabtu, 15 Mei 2021 ini.

Perang Enam Hari  pada Juni 1967, ketika Israel dikeroyok oleh Mesir, Turki, Suriah, Libanon, Irak, plus Front Pembebasan Palestina (PLO), berhasil dimenangkan negara Yahudi ini secara kilat, hanya dalam tempo enam hari.

Baca Juga: Konflik Israel-Palestina Terus Memanas, 109 Tewas di Jalur Gaza 29 Diantaranya Anak-anak

Menjelang perang berakhir, dikutip dari History, Suriah berhasil diselamatkan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) lewat gencatatan senjata secara menyeluruh. Ini terjadi menjelang detik-detik terakhir militer Israel memasuki Damaskus, Ibu Kota Suriah.

Sebagaimana dikutip dari Associated Press, serangan pihak Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS (Harakat al-Muqawama al-Islamiyya/HAMAS),  yang memancing kemarahan Israel (di mana nota bene HAMAS berbasis di kawasan sipil di Gaza sehingga membahayakan warga tak berdosa atas serangan Israel), telah didahului oleh pernyataan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu.

Ditegaskan oleh Netanyahu, hanya beberapa menit setelah negaranya disertang, 'siapa pun yang menyerang (terlebih dahulu) akan mendapatkan lebih', disusul  bombardemen Israel hingga Sabtu ini.

Baca Juga: Iran: Referendum Palestina Libatkan Muslim, Kristen dan Yahudi

Sementara dikutip Kalbar-Terkini.com dari IRNA, Sabtu,  Sekretaris Dewan Tinggi Hak Asasi Manusia Iran Ali Bagheri-Kani mengecam sikap negara-negara Islam yangdituduh pasif terkait serangan  Israel di Gaza dan pembantaian sejumlah besar anak-anak dan wanita Palestina yang tidak bersalah.

Dalam pesan Twitter-nya, Ali Bagheri-Kani mengatakan: "Kejahatan macam apa yang harus dilakukan Zionis sehingga menimbulkan reaksi dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI)?"

"Setidaknya,  yang bisa dilakukan pemerintah Islam untuk bangsa Palestina yang disebut tertindas,  adalah mengadakan pertemuan darurat OKI di tingkat tertinggi,"  kata pejabat Iran itu.

"Negara-negara Arab yang mengulurkan tangan persahabatan dengan Israel kemarin dengan dalih perdamaian, disebutnya  harus bertanggung jawab atas darah anak-anak Palestina, tangisan ibu-ibu Palestina,  dan teriakan para ayah Palestina hari ini,"  lanjut Bagheri-Kani.

Baca Juga: HAMAS tak Bergeming dari Wilayah Sipil: Israel makin Bahayakan Warga

"Suatu saat, Gaza dinobatkan sebagai tempat pelanggaran hak asasi manusia atas dukungan AS dan Eropa; tapi hari ini berubah menjadi tempat di mana manusia dibakar untuk memudar,"  tambah si pejabat dalam Twitter.

Bagheri-Kani menggarisbawahi,  perlawanan hari ini lebih kuat dari sebelumnya,  sementara rezim Zionis lebih lemah dari waktu lainnya.\

Menurutnya, gerakan Intifadah baru di Gaza telah membuktikan bahwa kebodohan yang digunakan oleh negara-negara Arab tertentu dan pedang Zionis yang mereka gunakan untuk melakukan kejahatan,  tidak akan melemahkan perlawanan laki-laki, perempuan,  dan anak-anak Palestina.

Bagheri-Kani juga menulis,  yang intinya meminta komunitas internasional dan pencari kebebasan di seluruh dunia untuk membela orang-orang Palestina yang tertindas,  dan melawan Zionis.

“Palestina hidup, dan bernafas," katanya.

Baca Juga: Pendeta Palestina Ajak Lindungi Masjid Al Aqsa, Musallam: Kami Tak Akan Biarkan Rumah Orang Muslim Direbut

Menurut laporan terbaru, 126 termasuk 31 anak-anak dan 20 wanita telah tewas selama serangan rezim Zionis Israel di Gaza dalam beberapa hari terakhir.

Sementara itu, masih menurut IRNA, Jumat, 14 Mei 2021, sebuah harian terkemuka berbahasa Inggris di Pakistan menyatakan, dunia harus menyadari bahwa masalahnya adalah rezim Zionis itu sendiri,  dan bukan orang Palestina yang hampir tidak dapat menanggapi ketika rumah mereka dirampas. 

The News dalam komentar editorialnya menulis, pasukan Israel telah melancarkan serangan intensif di berbagai lokasi di seluruh wilayah pantai yang terkepung.

Meskipun Israel mengklaim bahwa jet tempurnya membom situs-situs milik kelompok bersenjata Palestina dan gedung polisi, sumber-sumber lokal dari Kota Gaza telah mengkonfirmasi bahwa sebagian besar sasarannya adalah warga sipil.*** 

 

Sumber: History, Associated Press, IRNA 

 

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler