Mampus! Digempur KIA, 100 Tatmadauw Tewas: Warga Gunakan Senpi Rakitan!

20 April 2021, 01:46 WIB
MENDUKUNG CRPH - Penduduk Mingyan berbaris pada Sabtu 17 April 2021 untuk mendukung pemerintahan sementara yang baru dibentuk oleh CRPH (Komite Gerakan Publik Myingyan), Di kota ini, warga melawan Tatmadauw dengan menggunakan senjata api rakitan./ MYINGYAN PUBLIC MOVEMENT COMMITTEE/VIA MYANMAR NOW /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

KALBAR TERKINI - 'Turun gunungnya' pasukan etnis Kachin, yakni Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), berhasil melawan Tatmadauw, nama militer Junta Myanmar.  Di kawasan Alaw Num, perbatasan Myanmar-China, KIA sukses membantai sekitar 100 tentara dari seluruh batalion Tatmadauw.

Dirangkum Kalbar-Terkini.com dari The Irrawaddy dan Myammar Now hingga Senin, 19 April 2021 malam, petempuran antara KIA dan Tatmadauw,  terjadi di tiga kota, Kotapraja Momauk, wilayah etnis Kachin;  Kotapraja Bhamo; dan Kota Hopin.

Di Kota Myingan, warga bertempur menggunakan senjata-senjata api (senpi) rakitan termasuk senapan berburu yang sudah dipermak sehingga mematikan lawan.

Dikutip dari The Irrawaddy, lebih dari 1.500 warga  dari desa-desa wilayah Kotapraja Momauk di Negara Bagian Kachin telah meninggalkan rumah mereka menyusul pertempuran sengit antara KIA dan Tatmadauw dalam sepekan terakhir.

Baca Juga: Eksekuti Mati Pekerja Gereja: Esoknya, Dua Teroris ISIS Sukses Dibantai Aparat

Baca Juga: Joseph Paul Zhang, Diburu Mabes Polri Ini Fakta Keberadaannya dari Ditjen Imigrasi

Baca Juga: Rukun dan Syarat Wajib Puasa, Pahami Agar Puasa Anda Sesuai Syariat

Para pengungsi berasal dari Si Hut, Kone Law, Myo Haung, Myo Thit, Shwe Myaung, Namt Lan, Mone Khat, Naung Kon, dan Nant Ngoe.

Seorang administrator dari salah satu desa mengatakan kepada The Irrawaddy: “Semua orang melarikan diri. Tidak ada yang berani tinggal di desa ketika artileri berat sering ditembakkan."

“Ketegangan militer telah meningkat. Penduduk desa memutuskan untuk mengungsi, karena pertempuran bisa terjadi kapan saja, termasuk kemungkinan dibom oleh jet tempur," lanjutnya.

Pendeta Seng Awng dari Konvensi Baptis Kachin di Kotapraja Momauk menjelaskan, gereja telah melindungi setidaknya 150 rumah tangga,  atau sekitar 600 orang “Mereka datang kepada kami karena mereka adalah Baptis. Yang lainnya mengungsi di biara, ”katanya.

“Karena beberapa orang terbunuh oleh artileri, mereka melarikan diri dari desa. Mereka tidak punya waktu untuk mengambil barang apa pun. Kami menyediakan apa yang mereka butuhkan, termasuk akomodasi dan makanan, ”tambah Pendeta Seng Awng.

Biara Buddha dan Gereja Katolik di Kotapraja Bhamo juga menyediakan perlindungan bagi sekitar 900 penduduk desa-desa dari Momauk.

Ketegangan militer meningkat di Momauk sejak KIA menyerang dua pos polisi dan pangkalan militer di Jembatan Tarpein,  Minggu, 11 April 2021.

Empat penduduk desa tewas oleh artileri militer.

Pertempuran juga dilaporkan terjadi di dekat pangkalan strategis Alaw Bum. Pada akhir Maret 2021, KIA merebut posisi kunci di dekat perbatasan China kitu, mendorong militer untuk melancarkan beberapa serangan udara untuk merebut kembali pangkalan tersebut.

Tentara etnis yang tangguh ini masih menduduki pangkalan itu,  dan diperkirakan menewaskan sekitar 100 tentara junta termasuk seorang komandan batalion, telah tewas dalam pertempuran sengit.

Saling Serang dengan Artileri Berat

Dikutip dari Myanmar Now, ratusan orang meninggalkan rumah mereka sejak Minggu, 18April 2021,  ketika pertempuran  semakin meningkat antara KIA dan Tatmadauw di Kota Hpakant. KIA dan Tatmadauw saling serang menggunakan artileri berat.  

"Pertempuran masih berlangsung sekarang, kami masih bisa mendengar suara artileri berat, ”kata seorang warga kepada Myanmar Now, Senin sore.

Bentrokan terjadi di sekitar Desa Kansee,  dan penduduk berlindung di rumah-rumah ibadah. "Itu adalah tempat Batalyon 6 KIA ditempatkan sebelum tahun 2011,” tambah penduduk.

"Tentara merebut pangkalan dalam pertarungan sebelumnya,  dan sekarang KIA melawan balik. Belum ada laporan korban sipil, tapi komunikasi di daerah itu juga terganggu," katanya. 

Selama bentrokan pada Minggu, KIA menyerang konvoi militer Myanmar dengan ranjau darat.

Petugas informasi KIA,  Kolonel Naw Bu mengkonfirmasi bentrokan di Kotapraja Hpakant, dan menambahkan bahwa ada juga pertempuran di dekat Kota Hopin."Pertempuran juga terjadi di daerah sekitar Brigade 8 kami," katanya.   

Tatmadauw melakukan serangan udara. ke Brigade 8 yang bermarkas di sebelah timur Hopin.

Awal April 2021 ini, Tatmadauw melancarkan serangan besar-besaran dalam upaya untuk merebut kembali pangkalan Alaw Bum yang penting karena strategis di dekat perbatasan China. 

KIA yang  bertahan di pangkalan sebuah bukit, dilaporkan telah membunuh seluruh batalion Tatmadaw. 

Pertempuran telah mereda di daerah itu, tetapi Kolonel Naw Bu yakin bahwa  junta telah menambah pasukannya untuk kembali melancarkan serangan militer. 

Setelah kondisi di Kachin relatif damai selama bertahun-tahun,  KIA akhirnya melancarkan banyak serangan dalam beberapa pekan terakhir setelah kudeta militer 1 Februari 2021.  

Gunakan Senpi Rakitan

Pada Minggu sore, Tatmadauw dilaporkan menghancurkan benteng anti-kudeta di Kota Myingyan, Mandalay. Di kubu-kubu yang terbuat dari bantalan pasir di kawasan Lanmadaw, warga sipil menggunakan senpi rakitan termasuk  senapan berburu, untuk menahan serangan pasukan rezim. 

Pada Senin, sekitar 200 anggota menyerang benteng-benteng itu sejak sore hingga jam 10 malam, menurut penduduk setempat. Diperkirakan, enam orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia 13 tahun, ditangkap setelah serangan itu. 

Sumber lokal menyatakan,  ada korban di pihak angkatan bersenjata, tetapi tidak ada warga sipil yang tewas dalam serangan itu. Myanmar Now tidak dapat mengkonfirmasi rincian ini hingga berita ini diturunkan. 

Seorang penduduk di Myingan memberi tahu bahwa Tatmadauw sedang  menembaki setiap orang yang mereka lihat. Seperti di zona perang, penduduk membangun kembali benteng di Lanmadaw sebelum fajar pada Senin, tetapi dihancurkan kembali oleh pasukan sekitar pukul 10 pagi.

Sebelum serangan di Lanmadaw pada  Minggu, tentara dan polisi tanpa pandang bulu menembak orang-orang di dekat pasar kota Myingan. Setidaknya,  satu orang terluka, dan dalam kondisi kritis setelah ditembak di kepala, menurut sumber setempat. Korban adalah seorang pekerja di sebuah toko beras, dan ditembak oleh pasukan ketika dia mencoba menutup pintu toko,  ketika Tatmadauw melewati area tersebut. 

Sekitar pukul empat sore pada Minggu, terjadi ledakan di depan kantor cabang Bank KBZ di kota itu,  tetapi tidak ada yang dilaporkan terluka. Penyebab ledakan tidak diketahui. 

Menurut organisasi bantuan lokal, sedikitnya 23 orang telah dibunuh di Myingyan oleh militer dan polisi dalam tindakan keras terhadap demonstrasi sejak kudeta 1 Februari 2021. 

Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik, sebuah kelompok advokasi yang memantau kekerasan rezim, melaporkan bahwa lebih dari 730 orang telah terbunuh di seluruh negeri selama periode yang sama.*** 

 

Sumber: The Irrawaddy, Myanmar Now Donasi ke jurnalis-jurnalis Mynmar Now:  https://myanmar-now.org/en/donate

 

 

Editor: Oktavianus Cornelis

Tags

Terkini

Terpopuler