Pemeriksaan pencitraan yang dapat dilakukan adalah foto polos kepala, angiografi serebral, computed tomography scan, magnetic resonance imaging dan positron emision tomography (PET).
Dari pemeriksaan CT scan kepala yang dilakukan, didapatkan separuh dari kasus menunjukkan kelainan, persentase yang cukup tinggi karena dilakukan pada pasien epilepsi yang juga mengalami defisit neurologis.
Pemeriksaan CT scan kepala dapat mendeteksi beberapa kelainan struktur otak seperti fokus kalsifikasi, sedangkan MRI kepala dapat melihat kelainan di otak dengan lebih baik terutama kelainan di parenkim otak.
Penelitian lain menyebutkan bahwa pada anak epilepsi ditemukan hasil CT scan kepala abnormal pada sekitar 7 persen sampai 24 persen kasus.
Sedangkan MRI kepala abnormal ditemukan pada hampir 50 persen epilepsi fokal/parsial.
Lalu apakah benar epilepsi penyakit kutukan? Tentu tidak, epilepsi ialah kelainan pada kerja listrik otak yang membuat seseorang mengalami kejang tiba-tiba.
Di masyarakat juga terkenal bahwa air liur orang epilepsi dapat menular, hal ini tidak tepat, tentu setiap kejadian pada tubuh manusia yang mengeluarkan cairan tubuh seperti darah, air liur, muntah, dan cairan lain memang tidak boleh disentuh karena berisiko kotor banyak kuman dan menginfeksi.
Boleh disentuh dengan menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan (handscoon/plastik/kain lap).
Namun bukan berarti air liur orang epilepsi langsung menularkan penyakit epilepsi.
Yang ada di masyarakat epilepsi atau ayan merupakan penyakit memalukan dan mengerikan.