Vira menyela, imunoterapi sendiri datang dalam berbagai bentuk terapi kanker secara umum. Pada kanker prostat, biasanya, satu-satunya imunoterapi yang disetujui adalah obat yang disebut Provenge, juga dikenal sebagai sipuleucel-T. Dengan Provenge, sel darah putih pasien diambil dari darahnya, melalui plasmaferesis.
Pasien kemudian akan terpapar oleh protein yang melatihnya untuk mengenali dan melawan sel kanker prostat, kemudian dimasukkan kembali ke dalam tubuh. Semakin banyak sel plasma maka semakin baik reaksi pengobatan.
Hasil riset tim Northwestern menunjukkan terjadinya peningkatan kelangsungan hidup bebas kanker setelah dilakukan operasi kepada semua pria dengan tingkat sel plasma yang lebih tinggi, tidak hanya pria kulit hitam.
Laki-laki kulit hitam cenderung memiliki tingkat sel plasma yang lebih tinggi dibandingkan kelompok demografis lainnya. Itu sebabnya para peneliti sedang mengembangkan uji klinis pengobatan presisi berbasis imunoterapi.
Baca Juga: Vaksinasi Tahap 2, Pemerintah Bidik 12,5 Juta Lansia
Tujuannya, untuk mengetahui apakah peningkatan kadar sel plasma pada kanker prostat di kalangan pria dari semua ras dan keturunan, dapat meningkatkan imunoterapi untuk meningkatkan kelangsungan hidup.
“Penemuan ini datang pada saat para peneliti menemukan sel plasma, yang mungkin memainkan peran lebih besar dalam imunoterapi kanker, daripada yang diperkirakan sebelumnya. Menguji sel plasma pada kanker prostat, dapat membantu mengidentifikasi pria terkait perawatan yang berbasis kekebalan," kata Dr Adam Weiner, Residen Urologi di Northwestern Medicine.
Namun, kanker prostat pada pria kulit hitam umumnya lebih mematikan Temuan ini pun menjadi titik terang, karena para ahli kesehatan akhirnya mengetahui bahwa pria kulit hitam di Amerika Serikat sedang menghadapi risiko lebih tinggi terkena kanker prostat ketimbang kelompok demografis lainnya.***
Sumber: Healthline