Migrain Bisa Menjadi Gejala Positif Omicron, Berikut Pembahasan Umum Tentang Omicron yang Perlu Diketahui

10 Februari 2022, 15:34 WIB
Ilustrasi migrain. satu di antara tanda anda terkena varian omicron adalah sakit kepala yang terjadi secara terus menerus /

KALBAR TERKINI - Migrain Bisa Menjadi Gejala Positif Omicron, Berikut Pembahasan Umum Tentang Omicron yang Perlu Diketahui

Sejumlah data menunjukkan orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 varian omicron dapat membuat penderita mengalami sejumlah gejala umum dan berbeda.

Seperti dilansir dari laman Express, Senin 10 Februari 2022 migrain alah satu gejala yang sering dirasakan orang-orang yang mengalami Covid-19 akibat omicron.

Baca Juga: Warga Usia 60 Tahun Diimbau Beribadah di Rumah, Ini Edaran Lengkap Kemenag Antisipasi Lonjakan Omicron

Namun, biasanya sakit kepala ini bisa berlangsung lebih lama dibandingkan pada umumnya.

"Covid-19 bisa menyebabkan sakit kepala persisten baru yang belum dialami sebelum terinfeksi virus ini dan keluhan itu dapat berlangsung setiap hari," demikian bunyi pernyataan Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS).

NHS mengungkapkan, mengonsumsi obat penghilang rasa sakit untuk sakit kepala adalah sebuah pilihan.

Baca Juga: ASHANTY POSITIF COVID 19 Sepulang Liburan ke Turki, Berikut Ulasan dan Kronologi Lengkapnya, Varian Omicron?

Namun, idealnya obat tak boleh diminum lebih dari tiga hari dalam sepekan.

Selain itu, NHS memperingatkan penting untuk tidak mengonsumsi obat penghilang rasa sakit setiap hari karena obat itu sendiri dapat menjadi penyebab sakit kepala.

Hal itu karena penggunaan obat yang berlebihan.

"Jika obat penghilang rasa sakit tidak bisa dihindari maka parasetamol dan ibuprofen adalah yang terbaik.

Jika sakit kepala sangat buruk, maka itu bisa menjadi migrain," tukasnya.

Baca Juga: VIRAL ASHANTY Terjangkit Covid 19 Lagi Usai Pulang dari Turki, Omicron? Bagaimana Dengan Anang dan Keluarga?

Gejala Umum Varian Omicron

Studi Aplikasi ZOE COVID mencatat lebih dari 4,7 juta pengguna publik untuk melacak informasi tentang virus mulai dari gejalanya.

Studi ini mencangkup dari komunitas pelaporan terbesar tentang COVID-19 secara global dan memungkinkan pengumpulan informasi yang tepat tentang varian.

Informasi terbaru tercatat pada aplikasi ZOE COVID lima gejala teratas, seperti hidung berair, sakit kepala, kelelahan, bersin dan sakit tenggorokan.

Baca Juga: Omicron ancaman berbahaya, Ribuan penerbangan dibatalkan secara global akhir pekan Natal

1. Sakit Kepala

Sakit kepala menjadi hal yang paling sering dikeluhkan. Meskipun sakit kepala adalah gejala COVID-19 yang kurang terkenal.

Menurut studi Aplikasi ZOE sakit kepala menjadi satu tanda paling awal dan lebih umum daripada gejala klasik lainnya, seperti batuk, demam, dan kehilangan indra penciuman.

Studi ini juga mengungkapkan, sakit kepala akibat COVID-19 cenderung cukup menyakitkan.

Rasanya seperti berdenyut, menekan, hingga menusuk yang terjadi di kedua sisi kepala daripada di satu area.

Baca Juga: Kemenkes deteksi dua orang Terpapar Omicron di Indonesia, Saat ini total sudah 3 pasien karantina

Sakit kepala ini dapat berlangsung selama lebih dari tiga hari dan cenderung tahan terhadap obat penghilang rasa sakit biasa.

2. Hidung Meler/Pilek

Hidung berair menjadi gejala kedua yang paling sering dilaporkan setelah sakit kepala dengan hampir 60 persen orang yang melakukan tes positif COVID-19.

Sementara seseorang yang memiliki gejala anosmia atau tidak dapat mencium bau juga melaporkan memiliki hidung berair.

Meskipun studi lain menekankan saat seseorang mengalami infeksi tingkat rendah, hidung berair cenderung tidak menunjukkan penderitanya telah tertular virus Corona, lebih mungkin akibat pilek atau alergi.

Bahkan sulit untuk menyebutnya gejala pasti karena sangat umum terutama selama musim dingin.

3. Bersin

Pernah mengalami bersin?

Umumnya setiap orang pernah mengalaminya, bersin merupakan mekanisme yang dilakukan tubuh untuk membersihkan hidung.

Sementara studi Aplikasi ZOE menemukan bersin lebih dari biasanya menjadi pertanda seseorang yang telah terinfeksi COVID-19.

Meskipun bertumpu pada bersin jauh lebih mungkin menjadi tanda pilek atau alergi.

Itu berarti meskipun banyak orang terinfeksi COVID-19 yang mungkin mengalami bersin-bersin, tetapi itu bukan gejala pasti karena bersin sangat umum.

4. Sakit Tenggorokan

Sakit tenggorokan akibat COVID-19 terasa mirip seperti Anda mengalami pilek atau radang.

Namun, sakit tenggorkan terkait COVID-19 cenderung lebih ringan dan berlangsung tidak lebih dari lima hari.

Jika sakit tenggorokan berlangsung lebih lama segera hubungi dokter umum terdekat. Menurut data ZOE, hampir setengah dari orang yang terinfeksi COVID-19 melaporkan sakit tenggorokan.

Meskipun ini lebih lebih sering terjadi pada orang dewasa berusia antara 18-65 tahun daripada orang tua atau mereka yang berusia di bawah 18 tahun.

Lakukan vaksinasi untuk mengurangi risiko keparahan penyakit akibat terpapar virus COVID-19.

5. Kehilangan Indra Penciuman

Anosmia atau hilangnya kemampuan indra penciuman untuk mencium bau.

Gejala ini terus menjadi indikator terkuat infeksi COVID-19 terlepas dari usia, jenis kelamin seseorang atau tingkat keparahan penyakit.

Selain kehilangan indra penciuman mereka sepenugnya, Anda mungkin tidak dapat merasakan makanan atau terasa hambar.

6. Batuk Terus Menerus

Salah satu dari tiga gejala utama COVID-19 yang disepakati bersama, yakni batuk secara terus-menerus menurut studi Aplikasi ZOE hanya sekitar empat dari sepuluh orang yang sakit dengan virus akan mengalami hal ini.

Sementara batuk virus Corona biasanya batuk kering dibanding batuk berdahak atau lendir yang mengindikasikan infeksi bakteri.

Umumnya penderita akan mengalami batuk terus-menerus dalam waktu beberapa hari sekitar 4-5 hari.

7. Kelelahan

Kelelahan adalah salah satu gejala Covid yang lebih umum, baik dengan Omicron dan dengan varian virus sebelumnya, kata Dr. Lighter.

Namun, biasanya jika seseorang mengalami gejala Covid, kelelahan tidak akan menjadi satu-satunya gejala. Lantas, bagaimana cara membedakan kelelahan biasa dan akibat COVID-19?

Biasanya untuk membedakannya Anda dapat memperhatikan apakah gejalanya datang lebih tiba-tiba.

Jika iya dan gejala kelelahan itu meningkat dengan sangat cepat maka itu pertanda bukan hanya kelelahan biasa,

8. Mual dan Muntah

Mual, diare dan kelelahan masuk dalam pencarian online teratas.

Namun, gejala ini bukanlah hal yang baru untuk varian ini. Menurut Centers for Disease Control and Prevention mencantumkan mual dan muntah sebagai gejala virus yang lazim.

Andrew Pekoz, Profesor Mikrobiologi Mokuler dan Imunologi di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Omicron lebih memperlihatkan gejala yang ringan seperti mual dan pusing.

Sementara gejala infeksi yang terjadi pada usus dan perut lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.

Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang dewasa.

Virus ini dapat menginfeksi beberapa sel di saluran pencernaan pasien yang akan menyebabkan seseorang menghasilkan dahak lebih banyak saat mereka batuk.

Jika seseorang menelan dahak tersebut, maka dapat mengiritasi dan mengganggu perut.

Apakah Gejala Omicron Berbeda Bila Sudah Vaksinasi COVID-19?

Mungkin pertanyaan ini ada di benak Anda?!

Menurut Maya N. Clark Cutaia, Asisten Profesor di New York University Meyers College of Nursing yang biasa bertugas menindaklanjuti pasien COVID-19 selama pandemi menyebutkan, pasien yang sudah vaksinasi cenderung memiliki gejala sakit kepala, hidung tersumbat, sinus.

Sementara pasien yang tidak vaksinasi lebih cenderung mengalami sesak napas dan batuk bersamaan dengan gejala seperti flu.

Begitu juga dengan varian Omicron pada pasien yang sudah vaksinasi menunjukkan gejala yang mirip dengan varian Delta, pusing, demam, pilek.

Lain halnya pasien yang tidak vaksinasi memiliki sesak napas, batuk dan gejala seperti flu. Gejalanya hampir seperti vrus Corona asli dan varian Delta.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan Sampai Gejala Muncul?
Omicron tampaknya memiliki waktu inkubasi lebih pendek daripada varian lain.

Jika seseorang terpapar dibutuhkan sedikitnya 3 hari bagi virus sampai timbulnya gejala, menjadi menular dan dites positif.

Sementara pada varian Delta, Corona virus membutuhkan 4-6 hari sampai timbulnya gejala.

Dapat disimpulkan, meskipun varian Omicron gejalanya lebih ringan dibandingkan Delta.

Strain terbaru memanifestasikan dirinya dengan cara yang sedikit berbeda dengan virus Corona aslinya.

Gejala umum dari varian ini meliputi bersin, pilek, sakit kepala, sakit tenggorokan dan kelelahan.

Ini tidak berarti tidak ada gejala lain, tetapi ini adalah data yang paling banyak dilaporkan dalam penelitian ini.

Selain itu, gejala tampaknya datang lebih cepat daripada Delta, dengan masa inkubasi yang lebih pendek juga.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita waspada dan tetap melakukan langkah pencegahan, vaksinasi serta menaati protokol kesehatan yang berlaku.***

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: PMJNews Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler