Omicron ancaman berbahaya, Ribuan penerbangan dibatalkan secara global akhir pekan Natal

- 25 Desember 2021, 12:12 WIB
Wisatawan berbaris di luar pos pemeriksaan keamanan TSA selama musim liburan karena penyakit virus corona baru (COVID-19) varian Omicron mengancam untuk meningkatkan jumlah kasus di Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta di Atlanta, Georgia, AS 22 Desember 2021..
Wisatawan berbaris di luar pos pemeriksaan keamanan TSA selama musim liburan karena penyakit virus corona baru (COVID-19) varian Omicron mengancam untuk meningkatkan jumlah kasus di Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta di Atlanta, Georgia, AS 22 Desember 2021.. /REUTERS/Elijah Nouvelage, File Photo


KALBAR TERKINI – Maskapai penerbangan komersial di seluruh dunia membatalkan lebih dari 4.500 penerbangan selama akhir pekan Natal.


Hal itu telah diketahui meningkatnya gelombang infeksi COVID-19 yang didorong oleh varian Omicron, menciptakan ketidakpastian dan kesengsaraan yang lebih besar bagi pelancong liburan.


Maskapai penerbangan secara global membatalkan setidaknya 2.401 penerbangan pada hari Jumat, yang jatuh pada Malam Natal dan biasanya merupakan hari yang berat untuk perjalanan udara.

Baca Juga: Kemenkes deteksi dua orang Terpapar Omicron di Indonesia, Saat ini total sudah 3 pasien karantina


Menurut penghitungan berjalan di situs pelacakan penerbangan FlightAware.com. Hampir 10.000 penerbangan lagi ditunda.


Situs web menunjukkan bahwa 1.779 penerbangan Hari Natal dibatalkan di seluruh dunia, bersama dengan 402 lainnya yang telah dijadwalkan pada hari Minggu.


Lalu lintas udara komersial di Amerika Serikat dan ke dalam atau ke luar negeri menyumbang lebih dari seperempat dari semua penerbangan yang dibatalkan selama akhir pekan.

Baca Juga: Metode SGTF Untuk Deteksi Varian Omicron


Di antara operator AS pertama yang melaporkan gelombang pembatalan liburan akhir pekan adalah United Airlines dan Delta Air Lines (DAL.N).


Yang dimana mereka menghapus hampir 280 penerbangan gabungan pada hari Jumat saja, dengan alasan kekurangan personel di tengah lonjakan infeksi COVID-19.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Reuters Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x