KALBAR TERKINI - 1899, adalah film seri bergenre horror fiksi ilmiah asal Jerman yang dibuat di Inggris.
Film 1899 ditulis oleh Jantje Friese dan disutradarai oleh Baran bo Odar, kini tayang di Netflix dan sempat trending di Twitter.
1899 tayang perdana di Netflix pada 17 November 2022 lalu.
Berikut sinopsisnya.
Berlatar tahun 1899, serial ini mengikuti perjalanan migran asal Eropa yang berlayar menggunakan kapal penumpang uap bernama Kerberos.
Kapal ini berlayar dari London ke New York untuk memulai kehidupan yang baru.
Pada awalnya, para penumpang optimis dengan perjalanan dan masa depan mereka di kota New York.
Namun semua ini berubah setelah mereka menemukan sebuah kapal migran lain bernama Prometheus yang sedang hanyut di tengah laut.
Prometheus adalah sebuah kapal saudara dari Kerberos yang telah hilang tanpa jejak pada rute pelayaran yang sama pada empat bulan yang lalu.
Seketika perjalanan tersebut pun berubah menjadi sebuah mimpi buruk terbesar yang terpaksa harus dihadapi oleh semua orang yang berada di kapal.
Film tersebut mendapat rating 8.1/10 di IMDB dan mendapat skor 84% serta 79% Audience score di Rotten Tomatoes.
Film 1899 mendapatkan berbagai pujian dari kritik mengenai pilihan casting, pengarahan, dan Sinematografi namun film tersebut juga sempat mendapat kritikan mengenai berjalannya pacing cerita dalam film yang dinilai “Pelan”.
Penulis Jantje Friese dan Sutradara Baran bo Odar sebelumnya telah membuat film seri berjudul Dark yang merupakan film thriller fiksi ilmiah yang berjalan selama tiga musim dari tahun 2017 hingga 2020.
Dalam interview Deadline Hollywood, Friese menjelaskan bahwa krisis migran eropa dan Brexit merupakan pengaruh inspirasi dalam seri 1899.
“Kami merasa bahwa beberapa tahun terakhir Eropa sedang mengalami kemunduran,
Kami ingin memberikan poin untuk melawan Brexit dan Nasionalisme yang bangkit di negara-negara lain, pergi kembali kepada ide dimana Eropa dan orang Eropa bekerja dan berkarya bersama.”
“Menjadi jujur terhadap budaya dan bahasa sangatlah penting, kami tidak ingin memiliki karakter dari berbagai negara tapi semua orang hanya berbahasa Inggris,” lanjut Friese.
***
Penulis Aldy Habibie