Meskipun menjadi sasaran fatwa mati, Salman Rushdie tidak pernah berhenti berbicara tentang fanatik agama yang rela membunuh sebagai penyikapan atas sesuatu yang berbeda.
Rushdie mengatakan meskipun dunia muslim dihuni oleh fanatik, tetapi juga memiliki individu berani dan berpikiran maju.
Namun, dia khawatir bahwa jika para fanatik dibiarkan, fatwa tidak lagi hanya berlaku untuk kepalanya, tapi juga untuk dunia.
Dia mengklaim bahwa dunia barat kini perlahan mengubah cara berpikir dan melakukan sensor karena takut akan pembalasan.***