Profil Salman Rushdie, Penulis Buku Ayat-ayat Setan asal India yang Ditikam di New York Amerika

- 14 Agustus 2022, 11:03 WIB
Salman Rushdie sempat berbicara di PBB sebelum mendapat serangan pisau di New York, Amerika Serikat.*
Salman Rushdie sempat berbicara di PBB sebelum mendapat serangan pisau di New York, Amerika Serikat.* /Reuters

Banyak penganut Islam berpendapat isi novel Ayat-ayat Setan sebagai menghujat Nabi Muhammad.

Akibatnya, buku ini dilarang di banyak negara dengan komunitas Muslim yang besar. Hanya saja, konsekuensi ternyata melebihi hanya sekedar pelarangan.

Pada tanggal 14 Februari 1989, sebuah fatwa diumumkan oleh pemimpin Iran di Radio Teheran.

Pemimpin Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, menyatakan bahwa Ayat-ayat Setan merupakan novel terlarang dan sang penulis harus dieksekusi.

Hadiah ditawarkan untuk kepala Rushdie. Khomeini juga menyatakan siapa pun yang mati saat berusaha membunuh Rushdie akan dianggap sebagai martir.

Akibat fatwa tersebut, Salman Rushdie harus selalu bersembunyi selama bertahun-tahun, serta mesti sering berpindah tempat.

Dia harus mendapatkan penjagaan hampir selama 10 tahun dan terus-menerus dipindahkan ke lokasi rahasia sampai fatwa dibatalkan tahun 1998.

Namun, penjaga revolusioner Iran kembali memerintahkan pembunuhan Salman Rushdie pada tahun 2003.

Sejak penerbitan Ayat-ayat Setan, kekerasan dan kematian seakan mengikuti di belakangnya.

Orang-orang yang dikaitkan dengan penerbitan dan penerjemahan buku mengalami serangan serius, bahkan beberapa diantaranya dibunuh.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Berbagai Sumber France 24


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x