CERITA UTUH SEWU DINO Simple Man Bagian 9, Erna Ditemukan Meninggal Bersimbah Darah, Sri Bertemu Mbah Krasa

25 Mei 2022, 20:33 WIB
Segera Tayang! Begini Ulasan Sewu Dino, Praktik Nyata Santet 1000 Hari /

KALBAR TERKINI - Sri terdiam, ia tidak bisa menjawab pertanyaan Erna, ia tidak tahu menahu, dan bilang memang karena benda itu semua ini terjadi, artinya, memang dia lah penyebab semua ini.

dengan setengah pasrah Sri berucap. "tolong jaga Dini, biar aku yg cari anak itu"

Sri mengambil satu lampu petromax yg tergantung dipawon (dapur) lantas ikut keluar, menembus kegelapan hutan yg sudah memanggil sedari tadi.

Baca Juga: CERITA UTUH SEWU DINO Simple Man Bagian 8, Dini Kehilangan Daun Telinga Sebelah, Dela Kabur ke Dalam Hutan

baru saja keluar, Sri bisa merasakan hembusan angin dingin yg langsung menusuk tulang, berbekal lampu petromax di tangan, Sri berlari entah kemana.

mengikuti jalan setapak, berharap, ia masih bisa mengejar Dela yg bisa dimana saja, ia, tidak tahu, seluk beluk hutan ini.

sejauh mata memandang, hanya bayangan pohon, dan kabut tebal, yg Sri seringkali temui.

sisanya, hanya suara gemeresak kakinya menembus semak belukar yg terkadang menggores kulitnya.

Baca Juga: CERITA UTUH SEWU DINO Simple Man Bagian 7, Obrak Abrik Kamar Mbah Tamin Lagi, Sri Akhirnya Temukan Makam Dela

selain itu, hembusan nafas Sri lebih berat, karena ketakutan sudah menemaninya semenjak keluar sudah tidak terhitung.

berapa banyak ia melintasi pohon besar, mata Sri awas melihat sekeliling, sementara tangan dan kakinya meraba apapun yg bisa ia pegang.

Itu hanya agar ia tidak terjerembab pada tanah yg tidak rata, namun, Sri masih belum menemukan tanda keberadaan Dela.

bagai mencari jarum dalam tumpukan jerami, mencari Dela di tengah kegelapan hutan seperti ini, berjalan dari satu tempat ke tempat lain rasanya mustahil.

Baca Juga: CERITA UTUH SEWU DINO Simple Man Bagian 6, Rupanya Mbah Tamin Tak Pulang, Sri Penasaran Masuk Kamar Mbah Tamin

mustahil ia bisa menyisir keseluruhan hutan, sampai, Sri merasa ia tahu dimana keberadaan gadis itu, semoga itu benar Sri bisa melihat tempat itu bahkan dari jauh.

bayangan hitam besar, rimbun itu, seakan tidak kehilangan kengerianya sedikitpun, meski kaki Sri letih.

menempuh jarak sejauh itu, ia mendekati pohon beringin itu, tempat dimana ia menemukan boneka itu.

terdengar suara langkah kaki Sri yg menembus semak, kini, ia berdiri tepat di bawah pohon itu, melihat Dela yg seperti sudah menunggunya.

ia hanya duduk, menggoyangkan kakinya, seakan tahu, Sri akan menemukanya.

gerak tubuh Dela, membuat Sri tidak nyaman, terkadang, ia menggedek kepalanya, seakan tulang lehernya tidak dapat menyangga isi kepalanya.

"orang tua itu, rupanya tidak bodoh ya" kata Dela, "percuma saja, ternyata, aku tetap tidak dapat keluar dari hutan ini"

Sri hanya diam, ia, juga bingung harus melakukan apa.

"sudah dekat waktunya, sebentar lagi" kalimat terakhir Dela seperti memberi isyarat tentang sesuatu.

"masih belum ngerti. rambut yang dilepas temanmu kamu pikir apa"

"rambut Dela" kata Sri menebak.

sosok itu mengangguk, "teros" mata Sri terbelalak mendengarnya.

"kamu pikir saya sengaja menipumu kan ? masih belum mengerti juga?"

"Erna" kata Sri,

seketika itu, Dela tertawa, ia tidak pernah melihat suara tertawa semengerikan itu.

Sri kembali ke rumah tanpa Dela, langkah kakinya berat memikirkan kemungkinan yg Sri pikirkan dari tadi, dan saat ia masuk ke rumah.

ia bisa melihat genangan darah

Sri mengikuti jejak darah itu, yg berakhir di kamar mereka, disana, ia melihat Dini, menutupi wajah Erna dengan kain "Erna meninggal Sri, dia muntah darah"

Sri bisa melihat wajah Erna, hidung dan bibirnya, bersimbah darah, sama seperti patung yg Erna banting, dimana di bagian kepala si patung.

hancur, sekarang ia tahu penyebab sebenarnya santet ini.

Sri akhirnya menjelaskan semua kepada Dini, apa yg terjadi kepada Erna, apa yg terjadi kepada Dela.

Juga apa yg di sembunyikan orang tua itu, apa yg tidak dikatakan tentang pekerjaan ini.

semuanya, berujung pada pemindahan santet saja, karena mereka yg memiliki garis weton sama Sri mengambil boneka itu, menunjukkanya kepada Dini.

"Boneka ini, media untuk mencelakai Dela, di ikat rambut Dela sejak awal, siapa yg berani membukanya harus siap menerima konsekuensi santetnya si Dela.

masalahnya, bila orang biasa yg melakukanya hanya mendatangkan kematian belaka"

"beda lagi bila yg membuka boneka ini satu garis weton dengan Dela, ya itu kita, bisa membunuh, bisa meringankan beban untuk Dela.

aku yakin, bonekanya gak hanya satu, bisa tiga sampai sepuluh, aku tidak tahu. tapi, Erna sudah menjadi korban salah satu bonekanya, tinggal kita"

"bodohnya aku, aku tidak mengerti kalau akhirnya Erna malah membanting bonekanya, yg sudah jadi pengganti penerimaan Santet itu.

jadi bila boneka itu ikut rusak, dia juga akan menuntut balas akibat perbuatanya"

Dini yg mendengar itu, hanya diam, wajahnya kebingungan.Malam itu, mereka lalui dengan akhir yang tragis itu.

keesokan harinya, mobil Sugik datang, Sri dan Dini sudah menunggu mereka, mbah Tamin yg pertama keluar, diikuti Sugik si sopir.

ia menggendong Dela di punggungnya, dan tampaknya, mbah Tamin dan Sugik sudah tahu semuanya.

Yang tidak di ketahui mereka adalah, Erna meninggal.

melihat hal itu, wajah mbah Tamin merah padam, ia tidak berbicara banyak, hanya mengatakan, mereka harus membawa Erna pulang.

kematian Erna di luar perkiraan mbah Tamin.

namun, ketika Sri ingin bertanya lebih jauh tentang ini,mbah Tamin menatapnya dingin.

"tutup saja mulutmu, dasar bayi, tidak tahu apa-apa, seenaknya sendiri ambil resiko" itu adalah kali terakhir Sri keluar dari hutan itu.

tidak ada percakapan apapun selama di mobil, mereka menuju kediamanya mbah Krasa.

Sri dan Dini duduk di luar rumah, di dalam, ia bisa melihat mbah Krasa tampak berbicara serius dengan mbah Tamin, entah apa yg mereka bicarakan.

Namun Sri tidak tahu lagi harus apa, ia hanya ingin pamit saja, namun, siapkah dia dengan konsekuensi bila ia memilih pamit.

Seperti halnya dirinya, Dini pun sama, bila pekerjaan dengan gaji besar itu memiliki resiko di luar nalar seperti ini, tidak akan ada orang waras yg mau menerimanya.

setelah menunggu lama, Sri dan Dini di panggil untuk menghadap mbah Krasa.*** (Bersambung....)

 

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Twitter @SimpleM81378523

Tags

Terkini

Terpopuler