LANJUT Baca Kisah Nyata KKN di Desa Penari versi Nur Part 3: Nur Terus Diberi Firasat, Sang Penari Pun Menyapa

10 Mei 2022, 14:39 WIB
Pemeran Widya, Adinda Thomas sempat terkena serangan astral saat syuting KKN di Desa Penari. /Instagram.com/@adindathomas

KALBAR TERKINI – Berikut adalah cerita lanjutan dari KKN di Desa Penari dari SimpleMan dari sudut pandang Nur.

Seperti yang kita ketahui bahwa KKN di Desa Penari yang diunggah SimpleMan memiliki dua sudut pandang, yaitu dari Nur dan Widya.

Ini adalah bagian ketiga dari sudut pandang Nur, yang mulai merasa risih saat survey untuk tempat KKN dalam kisah nyata KKN di Desa Penari.

Berikut ceritanya:

Baca Juga: KENAPA Desa Misterius di KKN di Desa Penari Dirahasiakan? Lokasi Syuting Akhirnya Dilakukan di Tempat Ini

Nur melihat mahluk aneh, namun dia tetap diam tak mengatakan apapun.

"lapo to Nur, kok gopoh men" (kenapa sih Nur, kok kamu buru buru pergi)

"kasihan mas Ilham, wes ngenteni" ucap Nur.

"yo wes, ayok" Ayu menimpali.

Mereka pun segera naik motor, sebelum keluar dari desa itu, sosok yang Nur lihat, apalagi bila bukan Genderuwo.

Baca Juga: LANJUTAN: Alur Cerita dan Link Baca Kisah Nyata KKN di Desa Penari Versi Nur Part 2, Nur Mulai Melihatnya

"Nur, jak'en Bima, yo, ambek Widya, engkok ambek kenalanku, kating" (Nur, ajak si Bima, sama Widya, sama kenalanku kating) ucap Ayu didalam mobil.

"Bima, lapo ngejak cah kui" (ngapain sih ngajak Bima)

"ben rame, kan wes kenal suwe" (biar rame, kan sudah kenal lama) sahut Ayu

"kok gak awakmu sing ngejak to" (kenapa bukan kamu saja yang ngajak) timpal Nur.

"kan awakmu biyen sak pondok'an, wes luwih suwe kenal" (kan kalian pernahsatu pondok, jadi sudah kenal lebih lama) "pokok'e jak en arek iku yo" (pokoknya ajak anak itu ya)

Baca Juga: BERIKUT Cerita dan Link Baca Kisah Nyata KKN di Desa Penari Versi Nur Part 1

"yo wes, iyo" Nur pun mengalah.

"tak telpone Widya, ben cepet di gawekno Proposal'e mumpung pihak kampus gurung ngerilis daftar KKN'e, gawat kalau pihak kampus wes ngerilis yo, mumpung wes oleh enggon KKN dewe" (biar Widya tak telpon, biar cepat di buatkan proposalnya)

(mumpung kampus belum buat daftar KKN nya, bisa gawat kalau sampai kampus udah buat daftarnya, mumpung kita sudah punya tempat KKN nya)

Pelan, mobil itu pun meninggalkan jalanan hutan itu. Nur dan Ayu, kembali ke kotanya, mempersiapkan semua, sebelum mereka nanti kembali.

Siang itu, Nur melihat Widya dan Ayu di hari pembekalan sebelum keberangkatan KKN mereka.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya 2 orang yang akan bergabung dalam kelompok KKN mereka pun muncul, namanya adalah Wahyu dan Anton.

Mereka pun membicarakan semua proker dan menentukan jadwal keberangkatan.

Semua anak sudah setuju, termasuk Widya, yang hampir sepanjang hari terus menceritakan, bahwa ibunya memiliki firasat yang buruk pada tempat KKN mereka.

Nur hanya diam dan mendengar, karena di dalam dirinya, ia merasakan hal yang sama.

Malam keberangkatan, Nur, Widya, Ayu, Bima, Wahyu dan Anton, sudah berkumpul, perjalanan di lanjutkan dengan mobil elf yang sudah mereka sewa untuk mengantarkan mereka ke pemberhentian dimana nanti mereka akan di jemput oleh warga desa.

Nur masih bisa melihat temanya, Widya,memasang wajah tidak nyaman.

Hanya sebuah harap, yang Nur panjatkan, bahwa mereka berangkat dengan utuh dan semoga, pulang dengan utuh juga.

Tetapi, tidak ada yang tahu, doa seperti apa yang akan di ijabah oleh Tuhan.

Gerimis mulai turun, sepanjang perjalanan, Nur hanya melihat ke jalanan yang lengang.

Tepat di pemberhentian lampu merah, seseorang, menggebrak kaca mobil Elf'nya, Nur begitu terkejut sampai tersentak mundur, dari dalam mobil, Nur melihat pengemis tua itu, ia terus menggebrak mobil.

Membuat semua yg ada didalam mobil kebingungan, termasuk si sopir yang berteriak agar lelaki tua itu berhenti sembari melemparkan recehan, dari bibirnya, Nur melihat ia berucap

"ojok budal ndok" (jangan berangkat nak) suaranya terdengar familiar, seperti suara wanita tua

Sampailah mereka ditempat pemberhentian, setelah menunggu, terlihat rentetan cahaya motor mendekat dari seberang jalan setapak.

Nur mengatakanya. "iku wong deso sing nyusul rek" (itu orang dari desanya yang jemput kita) tanpa membuang waktu, mereka pun melanjutkan perjalanan.

Jalanan setapak, dengan lumpur karena gerimis, pohon besar dan gelap, dengan kabut disana-sini, terlihat di sepanjang perjalanan.

Hanya terdengar suara motor berderu, tanpa ada suara binatang malam, namun, semua berubah ketika tiba-tiba, dari jauh, terdengar suara gamelan.

Suaranya sayup-sayup jauh, namun, semakin lama semakin terdengar jelas, Nur mengamati tempat itu, aroma bunga melati tercium menyengat di hidungnya

Masih mencari, darimana suara itu terdengar, tepat di antara rerumputan di samping jalan setapak. terlihat, seorang wanita menunduk.

Ia menunduk, kemudian melihat Nur, di ikuti dengan lenggak-lenggok lehernya, serta ayunan gerakan tangan dan lenganya, yang bergerak seirama dengan suara gamelan, Nur melihat wanita itu menari di tengah malam, di tengah, kegalapan hutan yang sunyi senyap.

Siapakah wanita yang dilihat oleh Nur? 

Untuk selengkapnya bisa dibaca di link berikut:

 

KLIK DI SINI.*** 

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler