Sebelumnya, produsen minyak sawit terbesar global, Indonesia mengumumkan bahwa eksportir harus mencadangkan 20 persen dari ekspor mereka untuk pasokan domestik pada 27 Januari lalu, untuk mendapatkan izin ekspor.
Langkah yang berakibat sementara terhentinya kegiatan ekspor pada akhirnya mendorong harga minyak sawit berjangka naik tajam dalam beberapa hari terakhir.
Manajer Penjualan dan Dealer Derivatif Phillip Futures di Kuala Lumpur, Marcello Cultrera, memperkirakan pada Februari 2022, produksi minyak sawit Malaysia akan naik sekitar 3 persen.
Masih dibulan yang sama ekspor minyak sawit juga diperkirakan akan ada kenaikan sekitar 7 persen -8 persen.***