Efek Penerapan MPO DMO Pemerintah, Stok Sawit Malaysia Terus Menipis, Harga Dunia CPO Terus Terkerek Naik

- 12 Februari 2022, 15:04 WIB
Ilustrasi TKI ilegal yang biasanya bekerja di sektor perkebunan kelapa sawit di Malaysia
Ilustrasi TKI ilegal yang biasanya bekerja di sektor perkebunan kelapa sawit di Malaysia /pixabay

KALBAR TERKINI - Efek Penerapan MPO DMO Pemerintah, Stok Sawit Malaysia Terus Menipis, Harga Dunia CPO Terus Terkerek Naik.

Industri kelapa sawit, menjadi industri yang paling mendapatkan hantaman badai covid 19 di negara Malaysia.

Bagaimana tidak, produksi negara jiran tersebut anjlok cukup rajam sepanjang Januari 2022.   

Baca Juga: PATOKAN HARGA TBS Sawit Jambi Periode 11 Sampai 17 Februari 2022 Turun Rp 49,53 per Kilogram

Merujuk laporan Malaysian Palm Oil Board (MPOB), stok minyak sawit mentah (CPO) Malaysia turun 7,7 persen.

Menjadi 786.828 ton pada Januari 2022 dari 852.339 ton pada Desember 2021 menyusul adanya penurunan produksi.

Dikabarkan, kondisi ini sampai membuat negara tersebut memutuskan membuka semua pintu masuk Malaysia tanpa perlu proses karantina.

Langkah ini diambil, agar pekerja kelapa sawit khususnya dari Indonesia bisa masuk tanpa disulitkan proses karantina. 

Baca Juga: Update Harga TBS Sawit Turun Rp 49,53/kg, Kota Jambi Periode 11-17 Februari 2022, Simak Selengkapnya

MPOB mencatat, penurunan stok tersebut dipicu oleh kegiatan ekpor minyak sawit masih tinggi.

Pada waktu bersamaan dengan penurunan produksi, membuat stok minyak sawit Malaysia lebih rendah pada akhir Januari 2022.

Sementara total stok minyak sawit Malaysia Januari 2022 turun 3,9 persen menjadi 1,55 juta ton dibandingkan bulan Desember 2021 yang mencapai 1,61 juta ton.

Baca Juga: PATOKAN HARGA TBS SAWIT, Sumatera Selatan (Sumsel) Periode Februari 2022, Naik Rp 101,68 Per Kilogram

Dengan stok minyak sawit olahan naik sedikit 0,5 persen menjadi 765.586 ton dari 761.717 ton di bulan sebelumnya.

Sementara itu, surveyor kargo Intertek Testing Services (ITS) mengatakan ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1 hingga 10 Februari turun 5 persen.

Menjadi 318.078 ton dari 334.750 ton yang dikirim selama 1 hingga 10 Januari.

 

Baca Juga: Kasus Pencurian Sawit 100 Kg, Dua Ibu di Sumatera Utara Dibebaskan Kejaksaan, Mencuri untuk Beli Susu Anak

Dengan ekspor yang lebih tinggi dan angka impor yang lebih rendah merujuk laporan MPOB, menjadi gambaran dari dampak yang muncul akibat kebijakan Indonesia dalam beberapa minggu hari terakhir pada Januari, kata Aditya Jeripotula, Kepala Riset di TransGraph Consulting dilansir S&P Global Polling Platt.

Sebelumnya, produsen minyak sawit terbesar global, Indonesia mengumumkan bahwa eksportir harus mencadangkan 20 persen dari ekspor mereka untuk pasokan domestik pada 27 Januari lalu, untuk mendapatkan izin ekspor.

Langkah yang berakibat sementara terhentinya kegiatan ekspor pada akhirnya mendorong harga minyak sawit berjangka naik tajam dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Sedang Memanen Sawit, Kakek 67 Tahun di Aceh Diterkam Harimau, BKSDA Imbau Warga Tak Sendirian di Kebun

Manajer Penjualan dan Dealer Derivatif Phillip Futures di Kuala Lumpur, Marcello Cultrera, memperkirakan pada Februari 2022, produksi minyak sawit Malaysia akan naik sekitar 3 persen.

Masih dibulan yang sama ekspor minyak sawit juga diperkirakan akan ada kenaikan sekitar 7 persen -8 persen.***

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: Berbagai Sumber InfoSawit.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah