Pantauan Harga CPO Alami Penurunan di Level Rm 4.292 Per Ton,Ini kata GAPKI Genjot Produktivitas

4 Juli 2022, 18:35 WIB
Ilustrasi petani sawit di Provinsi Riau yang mengalami penurunan harga untuk pekan ini /mediacenter.riau.go.id/

KALBAR TERKINI - Pantauan Harga CPO Alami Penurunan di Level Rm 4.292 Per Ton,Ini kata GAPKI Genjot Produktivitas.

Pantauan harga CPO pada, Senin 4 juli 202 untuk harga CPO berada di level RM 4.292 per ton, atau turun 8,84%.

Adapun persentase ini jika dibandingkan posisi harga di perdagangan Jumat 1 juli 2022 lalu,harga CPO telah terkoreksi 34,02% dalam satu bulan terakhir.


Walau begitu, secara tahunan atau year on year (yoy), harga CPO masih tumbuh 10,62% demikian mengutip laman trading economics.


Selanjutnya dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menanggapi penurunan harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) global yang terjadi akhir-akhir ini.


Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal GAPKI Eddy Martono mengatakan, di tengah penurunan harga CPO tersebut, para produsen sawit kini harus terus meningkatkan produktivitasnya, mengutip kontan.co.id.


Hanya saja, upaya tersebut bukan perkara mudah untuk direalisasikan.


Adapun harga CPO di sisa tahun ini kemungkinan akan sulit untuk kembali menyamai level seperti bulan Maret sampai Mei 2022 lalu, di mana kenaikannya cukup signifikan.


Hal ini turut dipengaruhi oleh produksi minyak nabati lain yang diprediksi bakal meningkat, sehingga harga jualnya akan saling bersaing.


Pantauan untuk selama maret hingga Mei lalu, harga CPO memang melambung tinggi.


Sekedar informasi tepatnya pada 9 Maret 2022 misalnya, harga CPO sempat menyentuh level RM 7.074 per ton, sedangkan pada 29 April 2022 harga komoditas ini menyentuh level RM 7.104 per ton.


Diketahui belum lama ini GAPKI belum merilis data kinerja industri sawit hingga Juni 2022.


Berdasarkan data GAPKI, produksi CPO nasional di Januari-April 2022 tercatat sebesar 15,03 juta ton atau meningkat 7,74% (yoy) dibandingkan produksi CPO di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 13,95 juta ton.***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler