Harimau Sumatera Populasinya Tinggal 400 Ekor, Ini Ciri Fisik Raja Hutan yang Banyak Diburu Kulitnya Tersebut

- 29 Oktober 2021, 09:21 WIB
Seekor induk Harimau Sumatera dan 2 ekor anaknya kerap keluyuran di dekat ladang warga di  daerah Jorong Mudiak Sungai Puah, Nagari Persiapan Balun, Sumatera Barat.
Seekor induk Harimau Sumatera dan 2 ekor anaknya kerap keluyuran di dekat ladang warga di daerah Jorong Mudiak Sungai Puah, Nagari Persiapan Balun, Sumatera Barat. /Foto: Pixabay/7103983/

Harimau Sumatera berada di ujung kepunahan karena hilangnya habitat secara tak terkendali, berkurangnya jumlah spesies mangsa, dan perburuan.

Laporan tahun 2008 yang dikeluarkan oleh TRAFFIC – program kerja sama WWF dan lembaga Konservasi Dunia, IUCN, untuk monitoring perdagangan satwa liar – menemukan adanya pasar ilegal yang berkembang subur dan menjadi pasar domestik terbuka di Sumatera yang memperdagangkan bagian-bagian tubuh harimau.

Dalam studi tersebut TRAFFIC mengungkapkan bahwa paling sedikit 50 Harimau Sumatera diburu setiap tahunnya dalam kurun waktu 1998- 2002.

Citra Harimau Sumatera yang tangguh dan berwibawa membawa ancaman buruk baginya.

Harimau diburu untuk diambil seluruh bagian tubuhnya, mulai dari kulit, kumis, kuku, taring, hingga dagingnya.

Bagian tubuh harimau dipercaya sebagai jimat dan memiliki kekuatan magis.

Hal inilah yang mendorong suburnya permintaan harimau di pasar gelap dan membuat populasi harimau kian menurun.

Populasi Harimau Sumatera yang hanya sekitar 400 ekor saat ini tersisa di dalam blok-blok hutan dataran rendah, lahan gambut, dan hutan hujan pegunungan.

Sebagian besar kawasan ini terancam pembukaan hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas pembalakan dan pembangunan jalan.

Bersamaan dengan hilangnya hutan habitat mereka, harimau terpaksa memasuki wilayah yang lebih dekat dengan manusia dan menimbulkan konflik.

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: WWF


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x