Dengan keuletan, kerja keras, dan aura sebagai sosok bersahaja yang mandiri, membuat kedua orang tuanya memutuskan untuk melepas jauh, si Beni Pramula ke tanah Banten, sebuah provinsi yang kerap disebut orang sebagai tanah jawara.
Di Banten dia tumbuh besar menjadi pria dewasa yang lebih mandiri.
Di Banten pula Beni tinggal di Musolah Al-Ikhlas, karena tidak memiliki tempat tinggal pada saat baru merantau di Banten.
Hal itu berlangsung selama Beni menjadi mahasiswa semester I sampai IV.***