Profil Siti Latifah Herawati Diah, Sosok Wartawan Senior Indonesia Pejuang Kemerdekaan

4 April 2022, 08:06 WIB
Siti Latifah Herawati Diah Seorang Jurnalistik Wanita terkemuka di Indonesia /Tangkap layar Youtube Biografi Profil Biodata/

KALBAR TERKINI – Nama Siti Latifah Herawati Diah menjadi perbincangan hangat warga dunia maya sejak beberapa hari terakhir.

Ternyata Sabtu kemarin, Siti Latifah Herawati Diah berulang tahun ke-105.

Dia adalah seorang wartawan perempuan sekaligus tokoh pejuang pers tanah air.

Baca Juga: LIHAT Kecanggihan Samsung Galaxy A52 5G, Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya, Kamera Tajam, Hasil Jernih

Herawati Diah lahir pada 3 April 1917 di Tanjung Pandan, Belitung, provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Herawati Diah merupakan putri dari pasangan Raden Latip, seorang dokter yang bekerja di Billiton Maatschappij, dan Siti Alimah.

Selain seorang jurnalis perempuan, Herawati Diah juga merupakan istri dari tokoh pers BM Diah yang bekerja di Koran Asia Raya dan pernah menjabat Menteri Penerangan.

Baca Juga: MENGAPA Siti Latifah Herawati Diah, yang Muncul Jadi Google Doodle Hari Ini, Siapa Dia?

Sosoknya mendirikan Harian Merdeka bersama suami pada 1 Oktober 1945.

Herawati pernah merasakan kesempatan untuk memperoleh pendidikan tinggi.

Baca Juga: KLIK DI SINI Untuk Tahu Jadwal Buka Puasa Hari Ini, Dilengkapi Jadwal Imsak dan Sholat Lima Waktu di Daerahmu

Setelah lulus dari Europeesche Lagere School (ELS) di Salemba, Jakarta, Herawati Diah bersekolah di American High School di Tokyo.

Semangat yang diberikan oleh sang ibu, membuatnya pergi ke Amerika Serikat untuk menimba ilmu sosiologi di Barnard College yang berafiliasi dengan Universitas Columbia, New York.

Beliau lulus pada tahun 1941.

Tahun 1942, Herawati Diah kemudian pulang ke Indonesia dan bekerja sebagai wartawan lepas kantor berita United Press International (UPI).

Baca Juga: SANDIAH Atau Ibu Kasur Jadi Google Doodle Hari Ini, Siapa Dia?

Dia kemudian pun juga aktif sebagai penyiar di Radio Hosokyoku.

Pada tahun 1955, Herawati Diah bersama sang suami mendirikan The Indonesian Observer, koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia.

Koran itu diterbitkan dan dibagikan pertama kali dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, tahun 1955.

The Indonesian Observer bertahan hingga tahun 2001, sedangkan koran Merdeka berganti tangan pada akhir tahun 1999.

Tak hanya bergerak di media, Herawati menggunakan koneksi diplomatiknya untuk melindungi monumen budaya Indonesia.

Dia memimpin upaya untuk mendeklarasikan Kompleks Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Sosoknya juga aktif untuk hak-hak perempuan. Dia bahkan mendirikan beberapa organisasi perempuan.

Salah satunya, Gerakan Pemberdayaan Suara Perempuan, yang memobilisasi perempuan Indonesia untuk memilih.

Herawati Diah juga aktif di sejumlah organisasi seperti Yayasan Bina Carita Indonesia, Hasta Dasa Guna, Women's International Club, Lingkar Budaya Indonesia, Yayasan Bina Carita Indonesia.

Tampilnya Herawati Diah di Google Doodle hari ini, tak lepas untuk merayakan warisan Herawati dan jalan yang dia buka untuk perempuan di Indonesia.***

Editor: Slamet Bowo SBS

Sumber: Berbagai Sumber Goggle

Tags

Terkini

Terpopuler