TANGGAL Berapa Melakukan Puasa Asyura Bulan Muharram? Berikut Niat dan Tata Cara Pelaksanaannya

- 6 Agustus 2022, 20:28 WIB
puasa di bulan muharram dianjurkan sebagai salah satu upaya memperbanyak amal ibadah. / tangkapan layar instagram @brewsuniq
puasa di bulan muharram dianjurkan sebagai salah satu upaya memperbanyak amal ibadah. / tangkapan layar instagram @brewsuniq /

KALBAR TERKINI - Tanggal berapa pelaksanaan Puasa Asyura? Berikut niat dan tata cara pelaksanaannya.

Pada tanggal 10 Muharram waktnya umat muslim untuk melaksanakan puasa Asyura.

Selain puasa Asyura ada juga puasa tasu’a dikerjakan pada tanggal 9 Muharram.

Puasa Asyura adalah amalan khusus di bulan Muharram berpahala luar biasa.

Lalu bagaimana niat puasa asyura dan tata caranya?

Dikutip KalbarTerkini.com dari bersama dakwah.net, Sayyid Sabiq menerangkan bahwa puasa asyura memiliki tiga tingkatan.

Baca Juga: INI Isi Pesan Selamat Ulang Tahun Istri Ferdy Sambo Pada Mendiang Brigadir J, Ada Inisial Khusus SUA, Artinya?

"Pertama, berpuasa selama tiga hari, yaitu hari kesembilan, kesepuluh dan kesebelas,” tulis Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah.

“Kedua, berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh. Ketiga, berpuasa pada hari kesepuluh saja.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu, jika seseorang berpuasa Asyura tanpa Tasu’a, disunnahkan baginya –menurut mazhab Syafi’i- berpuasa pula pada tanggal 11 Muharram.

Bahkan Imam Syafi’i sendiri dalam kitab Al Umm dan Al Imlaa’ menyatakan kesunnahan berpuasa pada tiga hari tersebut sekaligus.

Baca Juga: BERLANGSUNG, Nonton Indonesia vs Vietnam Piala AFF U16 2022 Ini Link Live Streaming dan Prediksinya

Puasa asyura (dibaca puasa asyuro) adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 10 Muharram.

Hukumnya sunnah muakkadah, yakni sunnah yang sangat dianjurkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa mengutamakan puasa ini, bahkan perhatian beliau lebih besar dibandingkan puasa-puasa sunnah lainnya.

Ketika para sahabat melaporkan bahwa orang-orang Yahudi juga puasa pada tanggal 10 Muharram, Rasulullah kemudian menambahnya dengan puasa satu hari sebelumnya.

Yakni tanggal 9 Muharram yang dikenal dengan nama puasa tasu’a.

Baca Juga: KUMPULAN Bacaan Doa Arwah, Kirimkan Untuk Ayah atau Ibu yang Sudah Meninggal Dunia, Baik Dibaca di Malam Jumat

Tata cara puasa Asyura sama dengan tata cara puasa pada umumnya, diantaranya :

1. Niat

Niat puasa asyura sebaiknya dilakukan di malam hari, sebelum terbitnya fajar.

Namun karena ini adalah puasa sunnah, jika terlupa, boleh niat di pagi hari asalkan belum makan apa-apa dan tidak melakukan hal apapun yang membatalkan puasa.

Hal ini berdasarkan hadits bahwa Rasulullah pernah puasa sunnah dengan niat di waktu pagi seperti pada hadits berikut ini:

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ شَىْءٌ. فَقُلْنَا لاَ. قَالَ فَإِنِّى إِذًا صَائِمٌ. ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِىَ لَنَا حَيْسٌ. فَقَالَ أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا . فَأَكَلَ

Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemuiku pada suatu hari lantas beliau bertanya, “Apakah kalian memiliki sesuatu untuk dimakan?” Kami pun menjawab, “Tidak ada.” Beliau pun bersabda:

“Kalau begitu saya puasa.” Kemudian di hari lain beliau menemui kami, lalu kami katakan pada beliau,

“Kami baru saja dihadiahkan hays (jenis makanan berisi campuran kurman, samin dan tepung).”

Lantas beliau bersabda, “Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa.” Lalu beliau menyantap makanan tersebut. (HR. Muslim).

Baca Juga: SAMAKAH 1 Muharram dengan 1 Suro? Berikut Perbedaan Makna dan Tradisi yang Menyertainya

2. Makan Sahur

Makan sahur merupakan salah satu sunnah puasa yang jika dilakukan akan mendapat pahala dan keberkahan.

Namun jika tidak dikerjakan, misalnya karena bangunnya terlambat, puasanya tetap sah. Karena ia adalah sunnah, bukan wajib.

3. Menahan diri dari yang membatalkan

Yaitu menahan diri dari makan, minum, berhubungan dengan istri dan segala hal yang membatalkan puasa. Dimulai sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

4. Buka puasa

Yaitu berbuka sebagaimana puasa pada umumnya baik puasa wajib maupun puasa sunnah.

Buka puasa ini waktunya ketika matahari terbenam, yakni saat masuknya waktu sholat Maghrib. Menyegerakan puasa merupakan salah satu sunnah puasa.

Niat Puasa Asyura

Di dalam hadits, tidak dijumpai bagaimana lafadz niat puasa asyura. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mengerjakan amal dengan niat tanpa dilafadzkan.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati.

Melafadzkan niat bukanlah syarat, namun ia disunnahkan oleh jumhur ulama selain mazhab Maliki dengan maksud membantu hati dalam menghadirkan niat.

Sedangkan menurut mazhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafadzkan niat karena tidak bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Lafadz niat puasa Asyura adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

(Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa)

Artinya: saya niat puasa Asyura, sunnah karena Allah Ta’ala

Puasa asyura memiliki keutamaan yang luar biasa. Berikut ini tiga keutamaan puasa asyura berdasarkan hadits-hadits shahih.

1. Puasa paling utama

Puasa asyura merupakan puasa sunnah pada bulan Muharram.

Sedangkan puasa di bulan Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa bulan) Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam” (HR. Muslim)

سُئِلَ أَىُّ الصَّلاَةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وَأَىُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ فَقَالَ أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “Shalat manakah yang lebih utama setelah shalat fardhu dan puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?”

Beliau bersabda, “Shalat yang paling uatama setelah shalat fardhu adalah shalat di tengah malam dan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (yakni) Muharram.” (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad)

Baca Juga: KAPAN LIBUR 1 Muharram atau Tahun Baru Islam 1444 H? Ini Jawaban SKB Tiga Menteri

2. Sangat diutamakan Nabi

Puasa asyura merupakan puasa yang diistimewakan Rasulullah dan sangat diutamakan beliau. Ibnu Abbas menerangkan, tidak ada puasa sunnah yang lebih diutamakan Rasulullah melebihi puasa asyura.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ ، إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ . يَعْنِى شَهْرَ رَمَضَانَ

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu ia berkata, saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan puasa satu hari yang diutamakannya atas yang lainnya selain hari ini, hari asyura dan bulan Ramadhan. (HR. Bukhari)

3. Menghapus dosa setahun sebelumnya

Inilah keutamaan puasa asyura yang paling populer. Puasa asyura dapat menghapus dosa setahun sebelumnya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Rasulullah ditanya tentang puasa asyura, beliau menjawab, “dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim)

Adanya keutamaan-keutamaan puasa Asyura, adabaiknya umat muslim menjadi lebih giat dan termotivasi untuk melaksanakan puasa Asyura.***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Bersama Dakwah.


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x