KALBAR TERKINI - Saat dihadapkan kebimbangan dalam memutuskan sesuatu, Islam menganjurkan pengikutnya untuk mengerjakan salat istikharah.
Misalnya, untuk shalat istikharah jodoh, untuk jual-beli, dan lain berbagai permasalahan lainnya.
Dengan shalat istikharah, kita akan mampu membuat pilihan yang terbaik menurut petunjuk Allah.
Baca Juga: 7 Manfaat Shalat Tahajud Saat Malam Hari, Dapat Menenangkan Hati yang Gundah dan Dikabulkan Doanya
Panduan ini menjadi wujud kasih sayang Allah kepada manusia yang cenderung penuh keraguan.
Dilansir KALBAR TERKINI dari berbagai sumber, berikut merupakan tata cara shalat istikharah menurut sunah, lengkap dengan niat, bacaan dan doanya.
Waktu yang Tepat Menunaikan Shalat Istikharah
Waktu shalat istikharah bisa dikerjakan di waktu siang maupun malam, kecuali di waktu yang dilarang untuk mengerjakan salat.
Waktu tersebut antara lain selepas salat subuh sampai matahari meninggi dan sesudah sholat asar sampai matahari tenggelam.
Dalam hal ini, waktu terbaik untuk mengerjakan sholat istikhoroh adalah malam hari atau setelah mengerjakan salat Isya, hingga sebelum masuk waktu salat subuh.
Baca Juga: Tidak Tidur Setelah Shalat Shubuh, Ada Peluang Mendapatkan Pahala Haji Dan Umroh
Niat Sholat Istikharah
Seperti salat pada umumnya, salat istikharah diawali dengan membaca niat yang dapat diucapkan dalam hati.
Berikut niat salat istikharah:
أصلى سنة الإستخارة ركعتين لله تعالى
Ussholli sunnatan istikhoroti rak’ataini lillahi ta’ala
Artinya: Saya berniat salat sunah istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.
Baca Juga: Bacaan Dzikir Sehabis Shalat yang Bisa Anda Amalkan Setiap Hari
Tata Cara Shalat Istikharah
Buku Fiqih Sunah karya Sayyid Sabiq menjelaskan, salat istikharah boleh bisa dilaksanakan dalam salat sunah apa saja.
Seperti salat sunah rawatib, salat sunah tahiyatul masjid, maupun salat sunah lainnya.
Menurut Syaikh Wahbah, disunahkan membaca surah Al-Kafirun setelah membaca surah Al-Fatihah pada rakaat pertama.
Kemudian, tata cara sholat istikhoroh selanjutnya adalah membaca surah Al-Ikhlas setelah membaca surah Al-Fatihah pada rakaat kedua.
Baca Juga: Waktu yang Tidak Diperbolehkan Melakukan Shalat Dhuha, Simak Penjelasan Ustadz Ali Jaber
Berikut tata cara shalat istikharah:
1. Niat
2. Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah
3. Membaca surah Al-Fatihah
4. Membaca surah dari Al-Qur’an, diutamakan surah Al-Kafirun
5. Rukuk dengan tuma’ninah
6. Iktidal dengan tuma’ninah
7. Sujud dengan tuma’ninah
8.Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
9.Sujud kedua dengan tuma’ninah
Baca Juga: 5 Keutamaan Shalat Tepat Waktu, Merugilah bagi Mereka yang Lalai
10. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
11. Membaca surah Al-Fatihah
12. Membaca surah dari Al-Qur’an, diutamakan surah Al Ikhlas
13. Rukuk dengan tuma’ninah
14. Iktidal dengan tuma’ninah
15. Sujud dengan tuma’ninah
16. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
17. Sujud kedua dengan tuma’ninah
18.Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
19. Salam
Baca Juga: Cara Mengatasi Susah Khusyuk dalam Shalat, Mulailah dengan Ta'awudz
Doa Shalat Istikharah
Setelah selesai menjalankan salat, dianjurkan untuk membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu, dengan ilmu pengetahuan-Mu, dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) atas Maha Kuasa-Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya, dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang gaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya) lebih baik dalam agamaku, dan akibatnya terhadap diriku sukseskanlah untuk ku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, perekonomian, dan akibatnya kepada diriku, maka singkirkan persoalan tersebut, dan jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untuk ku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah kerelaa-Mu kepadaku.”***