Berkat 'Urbi et Orbi' dari Paus untuk Penderitaan Umat Manusia

- 5 April 2021, 01:32 WIB
SAMPAIKAN BERKAT -  Paus Francis menyampaikan berkat Urbi et Orbi setelah merayakan Misa Paskah di Basilika Santo Petrus, Vatikan,  Minggu, 4 April 2021./FOTO FILIPPO MONTEFORTE/POOL VIA AP/
SAMPAIKAN BERKAT - Paus Francis menyampaikan berkat Urbi et Orbi setelah merayakan Misa Paskah di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Minggu, 4 April 2021./FOTO FILIPPO MONTEFORTE/POOL VIA AP/ /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

VATIKAN, KALBAR TERKINI - Paus Francis  mengecam tindak kekerasan di berbagai belahan dunia di tengah perang melawan pandemi Covid-19. Begitu pula dengan perlombaan kekuatan bersenjata antarnegara ketika umat manusia sedang berjuang melawan virus flu yang mematikan itu.

Dalam homili atau pidato Paskah dari Vatikan, Minggu, 4 April 2021, Kepala Gereja Roma Katolik ini juga berdoa kepada rakyat di negara-negara yang mengalami penindasan dari pemerintahnya dan berbagai penderitan lainnya.

Dikutip Kalbar-Terkini.com dari The Associated Press, hari Minggu ini, Paus Francis mengawali homili Paskah dengan nada terdengar marah. Pemimpin Tahta Suci Vatikan mengecam berkecamuknya konflik bersenjata di tengah pandemi virus korona yang telah memicu penderitaan sosial dan ekonomi yang parah, sehingga menambah barisan orang miskin.

Paus Francis  mengutarakan ucapan berbahasa Latin: Urbi et Orbi ((Kepada Kota dan Dunia), suatu  harapan sukacita pada Hari Raya Paskah di tengah penderitaan manusia akibat konflik bersenjata di dunia: Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin, Asia, dan Eropa Timur.

Baca Juga: Paskah se-Kalbar Berlangsung Khidmat dan Aman

Baca Juga: Emirat Arab Rayakan Paskah, Prokes Diberlakukan Ketat di Gereja

Baca Juga: Ucapkan Selamat Jumat Agung, Presiden: Di Balik Pengorbanan, ada Kemudahan

Menjelaskan vaksin sebagai alat penting dalam perang pandemi, Paus Francis menyerukan semangat tanggung jawab global. Semua negara dimintanya untuk mengatasi penundaan distribusi vaksin, dan memastikan bahwa vaksinasi mencapai negara-negara termiskin.

“Setiap orang, terutama yang paling rentan di antara kita, membutuhkan bantuan, dan memiliki hak untuk mengakses perawatan yang diperlukan.” kata Paus Francis. 

Paus Francis menyuarakan kemarahan di awal pidatonya, bahwa di masa krisis kesehatan terburuk di dunia dalam satu abad terakhir, justru peperangan  dan konflik tidak berkurang.

“Pandemi masih menyebar, sementara krisis sosial dan ekonomi masih parah, terutama bagi masyarakat miskin. Namun demikian, dan ini memalukan , konflik bersenjata belum berakhir, dan persenjataan militer diperkuat, "kata Paus Francis, terdengar marah.  

Paus Francis berdoa agar otoritas publik memastikan bahwa mereka yang membutuhkan bantuan, memiliki standar hidup yang layak. Sayangnya, pandemi telah secara dramatis meningkatkan jumlah orang miskin, dan keputusasaan ribuan orang.  

Paus Francis menyatakan prihatin atas penderitaan orang-orang yang menjadi korban perang dan konflik lainnya, semisal Haiti, salah satu negara termiskin di dunia. Negara itu telah didera oleh protes kekerasan dan perselisihan politik termasuk dugaan kudeta.

Paus Francis pun mendesak orang Haiti untuk tidak diliputi oleh kesulitan, tetapi melihat ke masa depan dengan keyakinan dan harapan. 

Kaum muda di Myanmar, yang terus menggelar demo anti-junta menyusul kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyii pada 1 Februarti 2021, didorongnya untuk berkomitmen mendukung demokrasi agar suara mereka didengar secara damai.

Para demonstran di Myanmar telah turun ke jalan-jalan sambil memegang telur yang dicat untuk merujuk pada Paskah. Sedangkan militer  Myanmar dengan keras berusaha menghentikan mereka. 

Paus Francis berterima kasih ke Lebanon dan Yordania karena menerima pengungsi dari perang di Suriah, dan berdoa agar perdamaian akhirnya datang kepada jutaan orang yang hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi.

Dia juga berdoa untuk mengakhiri konflik di Yaman dan Libya.

Mengutip penderitaan orang-orang di Afrika, Paus Francis mengecam kekerasan internal dan terorisme internasional, terutama di Sahel dan Nigeria.

Daerah bermasalah lainnya yang dia sebutkan adalah provinsi Tigray di iopia, dan provinsi Cabo Delgado di Mozambik, yang telah diwarnai oleh pertempuran selama berhari-hari melawan pemberontak yang ingin menguasai sebuah kota.

Paus Francis berdoa untuk kepulangan yang aman bagi para tahanan dari konflik berkepanjangan di Eropa, di timur Ukraina, dan di Nagorno-Karabkh. 

Sebelumnya pada hari itu, Paus Francis merayakan Misa Paskah di Basilika Santo Petrus. Umat di bangku gereja yang hampir berjumlah 200 menaati protokol kesehatan terkait pandemi.

Jumlah ini sangat jauh berkurang dari Paskah tahun-tahun sebelumnya yang mencapai ribuan orang.  

Biasanya, Paus Francis memberikan pidato Paskah tentang urusan dunia yang disampaikan dari balkon tengah basilika yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus.

Sebaliknya, untuk Paskah kedua berturut-turut, Paus Francis membacanya di dalam ruangan untuk mencegah orang banyak berkumpul. 

“Saudara dan saudari terkasih. Sekali lagi, tahun ini, di berbagai tempat, banyak orang Kristen telah merayakan Paskah di bawah batasan yang ketat, dan, kadang-kadang, tanpa dapat menghadiri perayaan liturgi,” kata Paus Francis sebelum melakukan pemberkatan Apostolik khusus bagi umat beriman di seluruh dunia. 

"Kami berdoa agar pembatasan itu, serta semua pembatasan kebebasan beribadah dan beragama di seluruh dunia, dapat dicabut, dan semua orang diizinkan untuk berdoa, dan memuji Tuhan dengan bebas," kata Paus Francis.*** 

 

Sumber: The Associated Press

 

 

 

Editor: Oktavianus Cornelis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah