BOLEHKAH Puasa Syawal Tak Berurutan? Berikut Niat dan Waktu Puasa Syawal 2022

4 Mei 2022, 16:05 WIB
Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dilakukan selama enam hari setelah hari raya Idul Fitri. /pexels.com/EYÜP BELEN

KALBAR TERKINI – Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dikerjakan setelah bulan Ramadhan berlalu.

Puasa syawal adalah puasa selama enam hari di bulan Syawal.

Dan bisa dimulai hari ini, 2 Syawal 2022 atau Selasa, 3 Mei 2022.

Dari NU Online, adapun hukum dari puasa syawal adalah sunnah bagi umat Muslim yang tidak memiliki tanggungan puasa wajib, baik itu qadha puasa Ramadan atau puasa nazar.

Baca Juga: Ternyata ini hikmah Puasa Syawal, Beserta Hukum, Niat dan Keutamaannya

Sehingga bagi umat Muslim yang memiliki utang selama bulan Ramadan karena uzur, maka status hukum menjadi makruh.

Umumnya puasa syawal ini dikerjakan selama enam hari berturut-turut selama bulan Syawal atau pada hari raya Idul Fitri selain tanggal 1 Syawal.

Bisa dimulai hari ini, yaitu tanggal 2 hingga 7 Syawal.

Baca Juga: MAKANAN dan Minuman yang dapat Netralisir Kolesterol Usai Santap Rendang Daging Sapi dan Kue Lapis Legit

Lalu apakah boleh puasa Syawal tidak dikerjakan berurutan harinya?

Puasa syawal adalah puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Syawal, yang memiliki banyak keistimewaan dan keutamaan.

Dengan melaksanakan puasa Syawal kita bisa menyempurnakan puasa wajib.

Puasa syawal biasanya dilakukan selama enam hari berturut-turut.

Namun, orang yang berpuasa di luar tanggal itu sekalipun tidak berurutan tetap mendapat keutamaan puasa syawal seperti puasa penuh.

Baca Juga: Jadwal Puasa Sunnah Selama Bulan Syawal

Kesimpulannya adalah, puasa syawal yang tidak berurutan tetap boleh dilakukan.

Bagi orang yang mengadha puasa atau menunaikan nazar puasanya di bulan Syawal juga akan mendapatkan keutamaan puasa syawal.

Berikut keterangan Syekh Ibrahim Al-Baijuri berikut, artinya:

Artinya, “Puasa Syawal tetap dianjurkan meskipun seseorang tidak berpuasa Ramadhan-seperti diingatkan sebagian ulama muta’akhirin-.

Tetapi yang jelas-seperti dikatakan sebagian ulama-seseorang mendapat keutamaan sunah puasa Syawal dengan cara melakukan puasa qadha atau puasa nadzar (di bulan Syawal),” (Lihat Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ‘alâ Syarhil ‘Allâmah Ibni Qasim, Darul Fikr, Juz I, Halaman 214).

Berikut niat puasa syawal:

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Niat Puasa Syawal di pagi hari:

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT."

Keutamaan puasa Syawal:

Mendekatkan Diri pada Allah SWT

Setiap Muslim yang mengerjakan puasa Syawal selama enam hari, maka mendapat tempat mulia di sisi Allah.

Selain itu, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dibandingkan dengan minyak kasturi.

"Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu)."

Kemudian, Rasulullah melanjutkan, "Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi." (HR. Muslim).

Pahala yang Berlipat

"Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idulfitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. (Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal)." (HR. Ibnu Majah).***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler