Mengenal Apa Itu Virus Nipah, Mulai dari Penyebab, Gejala dan Cara Penularan Terhadap Manusia, Berbahayakah?

- 18 September 2023, 13:20 WIB
Mengenal Virus Nipah, Gejala dan Cara Mencegahnya, Apakah Sudah Ada Vaksin?
Mengenal Virus Nipah, Gejala dan Cara Mencegahnya, Apakah Sudah Ada Vaksin? /Tangkapan Layar / Tiktok/

KALBAR TERKINI - Virus nipah mulai menghantui masyarakat India, dilaporkan ada dua orang warga negara bagian Kerala yang meninggal dunia akibat virus ini.

Lantas, apakah sebenarnya virus nipah ini, dan bagaimana proses penularannya pada manusia?

Virus Nipah adalah virus yang mengakibatkan penyakit emerging zoonotik yang termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.

Penyakit ini dapat ditularkan melalui  hewan, baik hewan liar atau domestik, contohnya, kelelawar buah.

Baca Juga: Kenali Jenis Antraks dan Lakukan Pencegahan Ini Sebelum Alami Gejala Terpapar Virus Berikut

Sebenanya penyakit yang disebabkan oleh virus Nipah bukanlah hal baru. Kassu pertama penyakit akibat virus Nipah terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia.

Kejadian tersebut berlangsung pada tahun 1998-1999 dan berdampak hingga Singapura.

Dari wabah tersebut, dilaporkan 276 kasus konfirmasi dengan 106 kematian (CFR: 38,41%).

Mengerikannya, lagi mulai dari tahun 1998 hingga saat ini, telah dilaporkan sebanyak 700 kasus pada manusia dengan 407 angka kematian yang terjadi di Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, hingga Filipina.

Baca Juga: ASAL Usul Virus Zombie yang Bisa Hidup Lagi Setelah Lebih dari 48.000 Tahun Membeku di Siberia, Berbahayakah?

Sebagian besar kasus (48% atau 336 kasus) dan kematian (58,5% atau 238 kematian) dilaporkan terjadi di Bangladesh.

Pada 4 Januari hingga 13 Februari 2023 dilaporkan terjadi penyakit akibat virus Nipah di Bangladesh sebanyak 11 kasus (10 kasus konfirmasi dan 1 probable) dan 8 kematian (CFR: 73%).

Dari 11 kasus yang ditemukan tersebut, 10 di antaranya memiliki riwayat konsumsi date palm sap (getah kurma) dan 1 kasus merupakan kasus kontak erat (dokter yang merawat salah satu kasus).

Kasus Virus Nipah di Indonesia Lengkap dengan Gejalanya

Ilustrasi seseorang sedang mengalami gejala infeksi virus Nipah / Berikut Cara Pencegahan Penyakit Virus Nipah yang Baru-Baru Muncul
Ilustrasi seseorang sedang mengalami gejala infeksi virus Nipah / Berikut Cara Pencegahan Penyakit Virus Nipah yang Baru-Baru Muncul

Di Indonesia, belum ada laporan kasus tentang penyakit virus Nipah ini, pada manusia.

Walau demikian, beberapa penelitian atau publikasi telah menemukan adanya temuan virus Nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) di Indonesia.

Gejala Orang Terjangkit Penyakit Virus Nipah:

1.  Infeksi saluran napas akut (ISPA) ringan, berat hingga ensefalitis fatal.

2. Demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan.

3. Disertai pula dengan pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran dan tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitis akut.

4. Beberapa orang mungkin mengalami pneumonia atopik dan gangguan saluran pernapasan berat.

5. Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan dapat berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian.

6. Penyakit ini juga bisa muncul tanpa gejala.

Waktu timbul gejala umumnya 4-14 hari setelah terpapar virus Nipah. Akan tetapi, terdapat laporan masa inkubasi hingga 45 hari.

Cara Penularan Pada Manusia

Ilustrasi kelelawar
Ilustrasi kelelawar Instagram @akbarhenna

Seseorang dapat tertular virus Nipah melalui:

a. Kontak langsung dengan hewan (termasuk zat ekskresi atau sekresi seperti urin, air liur, darah, atau sekresi pernapasan) yang terinfeksi virus Nipah

b. Konsumsi daging mentah dari hewan yang terinfeksi atau produk makanan mentah yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuh dari hewan terinfeksi (seperti nira sawit atau buah yang terkontaminasi kelelawar buah yang terinfeksi)

c. Kontak dengan orang yang terinfeksi atau cairannya (seperti droplet, urin, atau darah).

Penularan dari manusia ke manusia umumnya terjadi pada keluarga atau tenaga kesehatan yang merawat pasien terinfeksi.

***

Editor: Yuni Herlina

Sumber: infeksiemerging.kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x