WOW! Darah Tali Pusat Bayi Sembuhkan Pengidap HIV: Temuan Weill Cornell Medicine New York!

- 21 Februari 2022, 13:54 WIB
Ilustrasi janin. Penelitian oleh seorang dokter di Amerika menyebutkan, darah yang berasal dari tali pusat mampu menyembuhkan penyakit yang dianggap mematikan HIV
Ilustrasi janin. Penelitian oleh seorang dokter di Amerika menyebutkan, darah yang berasal dari tali pusat mampu menyembuhkan penyakit yang dianggap mematikan HIV /Pixabay

Dalam kasus wanita itu, donornya 'sebagian cocok', dan dia juga menerima sel punca dari kerabat dekat untuk membantu meningkatkan sistem kekebalannya, setelah prosedur transplantasi, Times melaporkan.

"Transplantasi dari kerabat seperti jembatan yang membawanya ke titik darah tali pusat dapat mengambil alih," kata Dr Marshall Glesby, ahli penyakit menular di Weill Cornell Medicine dan bagian dari tim peneliti.

Prosedur terapi bagi si wanita berlangsung selama Agustus 2017, menurut The Guardian.

Dia memilih untuk berhenti memakai obat antiretroviral, pengobatan standar untuk HIV, 37 bulan setelah transplantasi, Times melaporkan.

Lebih dari 14 bulan telah berlalu sejak itu, dan tetap saja, tidak ada jejak virus atau antibodi terhadap virus yang dapat ditemukan dalam darahnya, masih menurut Times.

Kasus wanita tersebut adalah bagian dari penelitian berbasis di AS yang lebih besar, yang akan mengikuti total 25 orang dengan HIV, Reuters melaporkan.

Orang-orang ini akan menjalani transplantasi sel induk tali pusat untuk pengobatan kanker, dan penyelenggara uji coba, kemudian mereka akan dipantau, untuk melihat apakah status HIV mereka berubah setelah prosedur.

Secara umum, darah tali pusat lebih banyak tersedia, dan lebih mudah dicocokkan dengan penerima daripada sumsum tulang.

Jadi, beberapa ilmuwan berpikir prosedur ini mungkin lebih mudah diakses daripada transplantasi sumsum tulang untuk pasien HIV.

"Kami memperkirakan ada sekitar 50 pasien per tahun di AS, yang dapat memperoleh manfaat dari prosedur ini," kata Dr Koen van Besien, direktur program transplantasi sel induk di Weill Cornell Medicine.

Halaman:

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: The Guardian Live Science The New York Times Reuters Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah