Tanggalan Jawa Rupanya Sudah Digunakan Sejak 15 Ribu Tahun Lalu, Dibuat Aji Saka, Berikut Sejarah Lengkapnya

- 26 Januari 2022, 22:28 WIB
Elemen dalam penanggalan Jawa, yang konon sudah digunakan masyarakat Jawa sejak 15 ribu tahun yang lalu
Elemen dalam penanggalan Jawa, yang konon sudah digunakan masyarakat Jawa sejak 15 ribu tahun yang lalu /Istimewa/InfoBudaya.com

Baca Juga: TANGGALAN JAWA 2022: Empat Hari Buruk untuk Agenda Besar Januari 2022, Berikut Penjelasan Lengkapnya

Bila kalender Jawa dibuat berdasarkan‘Sangkan Paraning Bawana‘ (=asal usul/ isi semesta), maka aksara Jawa dibuat berdasarkan “Sangkan Paraning Dumadi” (=asal usul kehidupan), serta mengikuti peredaran matahari (=Solar System).

Pada 21 Juni 0078 Masehi, Prabu Ajisaka mengadakan perubahan terhadap budaya Jawa.

Yaitu dengan memulai perhitungan dari angka nol (‘Das’=0), menyerap angka 0 dari India, sehingga pada tanggal tersebut dimulai pula kalender Jawa ‘baru’.

Kemudian tanggal 1 Badrawana tahun Sri Harsa, Windu Kuntara ( = tanggal 1, bulan 1, tahun 1, windu 1), hari Radite Kasih (-Minggu Kliwon), bersamaan dengan tanggal 21 Juni tahun 78 M.

Baca Juga: TANGGALAN JAWA 2022: Bulan Januari Beserta Hari Baik dan Buruk untuk Urusan Penting, Hindari yang Warna Merah

Selama ini, banyak pendapat yang mengatakan, bahwa Prabu Ajisaka ialah orang India/ Hindustan.

Akan tetapi hal tersebut nampaknya kurang tepat, dengan fakta-fakta kisah dalam huruf Jawa, bahwa :

1. Pusaka Ajisaka yang dititipkan kepada pembantunya berujud keris. Tak ditemukan bukti-bukti peninggalan  keris di India, dan keris adalah asli Jawa.

2. Para pembantu setia Ajisaka sebanyak 4 (empat) orang (bukan 2 orang seperti yang banyak dikisahkan), dengan nama berasal dari bahasa Kawi yaitu:

Baca Juga: TANGGALAN JAWA 2022: Bulan Januari Beserta Hari Baik dan Buruk untuk Urusan Penting, Hindari yang Warna Merah

a. DURA (dibaca sesuai tulisan), yang dalam bahasa Kawi berarti anasir alam berupa AIR artinya = ‘bohong’,  sangat jauh berrbeda dengan aslinya.

b. SAMBADHA (dibaca seperti tulisan), yang dalam Bahasa Kawi berarti anasir alam yang berupa API artinya “mampu” atau ‘sesuai’.

c. DUGA ( dibaca seperti tulisan), dalam bahasa Jawa Kuna berarti anasir TANAH, namun bila dibaca dengan cara kini, akan berarti “pengati-ati’ atau ‘adab’.

Baca Juga: Tanggalan Jawa 2022 Lengkap Beserta Penanggalan Nasional, Jawa dan Arab, Beserta Nama Pasaran Dalam Sepekan

d. PRAYUGA (dibaca seperti tulisan), dalam Bahasa Jawa Kuna artinya adalah “ANGIN“, dan bila dibaca dengan cara sekarang akan berarti ‘sebaiknya/ seyogyanya”.

Keempat unsur/ anasir tersebut adalah yang ada di alam semesta (makrokosmos / bawana ageng) serta dalam tubuh manusia (mikrokosmos / bawana alit).

3. Nama Ajisaka ( Aji & Saka)  adalah berasal dari Bahasa Jawa Kuna, yang berarti Raja/ Aji yang Saka (= mengerti & memiliki kemampuan spiritual), Raja Pandita, Pemimpin Spiritual.

Prabu Ajisaka juga bernama Prabu Sri Mahapunggung  III, Ki Ajar Padang III, Prabu Jaka Sangkala, Widayaka, Sindhula.

Baca Juga: Tanggalan Jawa 2022 Lengkap Beserta Penanggalan Nasional, Jawa dan Arab, Beserta Nama Pasaran Dalam Sepekan

Petilasannya adalah api abadi di Mrapen, Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah.

Pada saat Sultan Agung Anyakrakusuma bertahta di Mataram abad XVI Masehi, terdapat 3 unsur kalender budaya dominan, yaitu Jawa/ Kabudhan (solar system).

Halaman:

Editor: Slamet Bowo Santoso

Sumber: InfoBudaya.net


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x