Ada perjodohan yg membawa dampak baik, terdapat pula perjodohan yg membawa imbas buruk.
Sejak jaman dahulu nenek moyang kita sudah memiliki suatu perhitungan atau petung yg secara khusus digunakan buat meramalkan suatu perjodohan, yaitu buat membaca atau meramalkan kehidupan ke 2 calon pasangan tadi selesainya menjalani kehidupan tempat tinggaltangga.
Tradisi tersebut tidak lain merupakan suatu bentuk asa buat mendapatkan atau mencapai kehidupan tempat tinggaltangga yang serasi, senang& sejahtera.
Petung ramalan jodoh yg digunakan umumnya nir hanya satu, melainkan ada beberapa petung yang biasa dipakai, sehingga akan diperoleh beberapa konklusi yg mengindikasikan cocok atau tidaknya pasangan tadi.
Meskipun demikian, apabila ternyata didapat suatu hasil ramalan perjodohan yang kurang baik pun tetap terdapat solusi buat mengantisipasinya, umumnya adalah dengan mencarikan hari baik pada ketika akad nikahnya yang bertujuan buat menetralisir imbas buruk berdasarkan perjodohan tersebut.
Ramalan Jodoh ini dihitung menurut 6 petung perjodohan dari buku primbon Betaljemur Adammakna yg disusun oleh Kangjeng Pangeran Harya Tjakraningrat.