SEJARAH dan Hubungan Romantis Cokelat dengan Hari Valentine 14 Februari, Simbol Maskulin Berubah Feminin

11 Februari 2023, 15:12 WIB
Cokelat Valentine berbentuk hati untuk dinikmati bersama yang terkasih /Pixabay / JillWellington

KALBAR TERKINI – Simak Hubungan Romantis Antara Cokelat dengan Hari Valentine 14 Februari Dari Simbol Maskulin Berubah Feminin.

Mendekati tanggal 14 Februari 2023, pernak-pernik hari Valentine sudah bertebaran, tak terkecuali coklat.

Di toko atau pun supermarket bahkan memberikan promo spesial untuk berbagai macam coklat yang mereka jual.

Seperti yang kita ketahui, tanggal 14 Februari identik dengan hari kasih sayang atau Valentine Day

Baca Juga: VALENTINE 2022: Cara Unik Merayakan Hari Kasih Sayang Di Berbagai Negara, Bukan Coklat,Tapi Sendok Tanda Cinta

 

Lalu apa sebenarnya hubungan coklat dengan hari Valentine, berikut sejarah atau asal muasanya

 

Awalnya tak ada hubungan romantis antara coklat dan hari Valentine.

Berawal dari 'xocolatl' atau air pahit menjadi minuman Mesoamerika yang terbuat dari biji kakao, cabai dan rempah-rempah.

Pada tahun 1600-an penjelajah Eropa memilih minuman tersebut dan membawanya kembali ke Spanyol, Prancis dan Inggris.

Dahulu minuman coklat hanya dinikmati oleh kaum tertentu yaitu penguasa, guna memperlihatkan wibawa mereka.

Baca Juga: TERCATAT 1645 Anak Indonesia Terkena Diabetes, Berikut Langkah Pencegahan dan Kenali Gejala Awalnya

Sebab itu, coklat lalu dikaitkan sebagai simbol maskulinitas dan kejantanan. Apalagi, coklat hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke atas.

Cokelat di Hari Valentine ternyata bermula dari Inggris ratusan tahun lalu.

Pendiri Chocolate Noise, Megan Giller mengatakan, saat itu coklat hanya bisa dinikmati oleh orang-orang kaya.

Hingga coklat dilambangkan sebagai kemewahan, untuk suguhan mahal bagi segelintir orang yang mampu membelinya.

Baca Juga: WASPADA KAsus Diabetes Anak Kian Meningkat, Apa Saja Penyebab dan Gejalanya? Hindari Jenis Makanan Seperti Ini

Perubahan pun mulai terjadi, dimana pada abad ke-19, gula sudah menjadi komoditas, hingga mengubah kakao manis menjadi makanan yang dapat dicicipi oleh pekerja, termasuk perempuan.

Saat wanita menikmati coklat, persepsi produk pun beralih dari maskulin ke feminin. Manis, lembut, menciptakan kesenangan menjadi ikon coklat di saat itu.

Sewaktu ada perayaan atau event besar, coklat hadir dengan beragam bentuk kreasi, yang menarik dan mempunyai kesan romantis.

 Beragam bentuk coklat menjadi simbol romantisme pada tahun 1800-an.

Hanya butuh satu orang untuk menyatukan coklat dan Hari Valentine.

Berawal dari pembuat coklat asal Inggris Richard Cadbury, dimana pada 1861, dia mulai mengemas permen coklat ke dalam kotak berbentuk hati.

Kotak itu alu diberi sebutan kotak mewah, sehingga fungsinya bisa digunakan untuk menyimpan kenangan seperti surat cinta, hingga memberikan nilai jual pada kemasan.

Ide Cadbury pun lalu diikuti oleh para pengusaha coklat lain yang membuat berbagai macam kotak coklat, untuk memikat pelanggan.

Para pria pun mulai memilih kotak coklat untuk diberikan pada wanitanya

Kotak berbentuk hati itu kemudian dilapisi sutra, renda satin dan pita presentasi yang membuat coklat kian tak terduga.

Pada tahun 1930-an pabrik coklat Amerika turut terlibat pada merchandise dan iklan Hari Valentine.

Iklan itu menargetkan wanita sebagai penerima desain manis mereka.

Bahkan tertulis kalimat legendaris dalam iklan tersebut, 'Seorang wanita tidak pernah melupakan pria yang mengingat.’

Seiring dengan berkembangnya industri, coklat kini beralih menjadi ikon wanita dan romantisme seperti yang digadang-gadang hari Valentine sebagai hari kasih sayang.***

 

Editor: Yuni Herlina

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler