Polandia Kategorikan Kucing Rumahan sebagai 'Alien Invasif'!

28 Juli 2022, 15:38 WIB
Sembilan dari 10 orang gagal menemukan wajah wanita di gambar lukisan kucing pada tes fokus kali ini. /Pixabay/t0ngo/Canva musbila disunting PR Tasikmalaya/ Yuliyanti Anggraeni

KALBAR TERKINI - Kucing adalah mahluk cerdas yang lucu. Lantas, kenapa kucing rumahan diperlakukan tidak adil, apalagi dikategorikan sebagai spesies alien yang invasif?

Pemberian kategori ini datang dari seorang pembenci kucing, Wojciech Solarz. Ahli biologi di Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia yang dikelola negara.

Kategori sadis ini langsung diaminkan oleh lembaga ilmiah Polandia yang disegani itu.

Baca Juga: Kronologi Kasus Perundungan Anak di Tasikmalaya, Dipaksa Setubuhi Kucing Berakhir Meninggal karena Depresi

Dilansir Kalbar-Terkini.com dari Euro News, Rabu, 27 Juli 2022, kucing domestik diklasifikasikan sebagai 'spesies asing invasif'.

Alasannya, kerusakan yang ditimbulkan oleh kucing domestik ini sangat sadis dan parah terhadap burung dan satwa liar lainnya.

Beberapa pecinta kucing pun bereaksi secara emosional terhadap keputusan tersebut.

Solarz sendiri tidak siap untuk tanggapan publik yang tidak setuju setelah dia memasukkan 'Felis catus' ke dalam database spesies asing nasional yang dijalankan oleh Institut Konservasi Alam akademi.

Baca Juga: Turki, Negeri Kucing Piatu: Juga Banyak yang Miliki 'KTP'

Adapun 'Felis catus' adalah nama ilmiah untuk kucing rumah biasa,

Basis data tersebut sudah memiliki 1.786 spesies lain yang terdaftar tanpa keberatan,

Solarz menyatakan kepada The Associated Press pada Selasa, 16 Jui 2022, bahwa 'Felis catus' sudah diklasifikasikan sebagai spesies asing invasif Nomor 1.787.

Lebih lanjut Solarz membantah terkait beberapa laporan media bahwa lembaganya menyerukan agar kucing liar dan kucing lain di-eutanasia.

Eutanasia sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni 'ευ' yang artinya 'baik', dan 'thanatos' yang berarti kematian.

Dilansir dari Wikipedia, Eutanasia adalah praktik mematikan kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal.

Eutanasia biasanya dilakukan dengan cara memberikan suguhan makanan atau minuman yang lezat.

Solarz menggambarkan konsensus ilmiah yang berkembang bahwa kucing domestik memiliki dampak berbahaya pada keanekaragaman hayati.

Hal ini mengingat banyaknya jumlah burung dan mamalia yang mereka buru dan bunuh.

"Kriteria untuk memasukkan kucing ke dalam spesies alien invasif ini, 100 persen dipenuhi oleh kucing," katanya.

Dalam segmen televisi yang ditayangkan oleh penyiar independen TVN minggu lalu, Solarz berhadapan dengan seorang dokter hewan.

Dokter ini menentang kesimpulan Solarz tentang bahaya yang ditimbulkan kucing terhadap satwa liar.

Dorota Suminska, penulis buku berjudul 'The Happy Cat', menunjuk penyebab lain terkait menyusutnya keanekaragaman hayati.

Ini termasuk karena lingkungan yang tercemar dan fasad bangunan perkotaan yang dapat membunuh burung yang sedang terbang.

"Tanyakan apakah manusia ada dalam daftar spesies alien non-invasif," kata Suminska, dengan alasan bahwa kucing telah terlalu banyak disalahkan secara tidak adil.

Solarz menolak, dengan alasan bahwa kucing membunuh sekitar 140 juta burung di Polandia setiap tahun.

Awal bulan ini, Institut Akademi Polandia menerbitkan sebuah posting di situs web-nya yang mengutip 'kontroversi' dan berusaha untuk mengklarifikasi posisinya.

Lembaga itu menekankan bahwa mereka menentang segala kekejaman terhadap hewan.

Selain itu, lembaga tersebut juga berpendapat bahwa klasifikasinya sejalan dengan pedoman Uni Eropa.

Sejauh mengkategorikan kucing sebagai 'alien', institut tersebut mencatat bahwa Felis catus didomestikasi mungkin sekitar 10.000 tahun yang lalu.

Karena tempat lahirnya adalah peradaban besar Timur Tengah kuno, maka spesies ini asing bagi Eropa dari sudut pandang ilmiah yang ketat.

Lembaga tersebut juga menekankan bahwa semua yang direkomendasikan adalah pemilik kucing membatasi waktu yang dihabiskan hewan peliharaan mereka di luar rumah selama musim kawin burung.

“Saya punya anjing, tapi saya tidak membenci kucing,” kata Solarz.***

Sumber: Euro News

Editor: Arthurio Oktavianus Arthadiputra

Sumber: Euro News

Tags

Terkini

Terpopuler